Selasa, 29 Desember 2015

Paragraf Deskripsi



Paragraf Deskripsi

1.      Pengertian Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sebuah objek secara rinci (deatil) dilengkapi dengan ilustrasi sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan mengamati sendiri objek yang sedang diceritakan. Sasaran utama paragraf deskripsi adalah terciptanya efek panca indera pembaca untuk menghasilkan kesan tertentu berdasarkan penalaran dan majinasinya. (Sumber : Sutarni, Sri. Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 1 SMA Kelas X. Bogor : Quadra)

Paragraf deskripsi dapat diartikan sebagai karangan yang bertujuan menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan situasi atau masalah. Dalam wacana deskripsi, penulis berusaha memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya kepada pembaca dengan menyampaikan sifat dan semua perincian yang dapat ditemukan pada objek tersebut. (Sumber : Kusmayadi, Ismail. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung : Grafindo Media Pratama)

Berikut contoh dari paragraf deskripsi :

Contoh 1
Tiang bendera yang berdiri tegak di pinggir lapangan upacara itu terbuat dari besi. Tinggi tiang itu sekitar tujuh meter. Tiang tersebut dicar putih. Di ujung tiang terlihat sang Merah Putih berkibar. Bendera tersebut baru saja dikibarkan pada upacara Senin pagi.

Contoh 2

Pemandangan pantai Pangandaran sangat mempesona. Di sebelah kanan terlihat perbukitan yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu tradisional. Selain itu, di sisi kanan pun terdapat hutan cagar alam Pananjung yang dipakai sebagai penyangga ekosistem sekaligus tujuan wisata. Di pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, penginapan, dan toko kelontong. Hal ini sangat menarik jika mengabadikan pantai dengan teman atau keluarga dalam media foto atau video. Selain itu, hal ini pun dapat dijadikan pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Contoh 3

Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. di posisi paling depan berderet toko yang menjual sepatu buatan dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil yang menjual sayuran dan bumbu dapur. Di samping kiri dijual pula buah-buahan. Pada bagian belakang, kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi, kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.

Contoh 4

Gubuk Ranta terletak di kaki gunung, terbuat dari bambu beratap rumbia. Tinggi pondoknya tidak lebih dari dua meter. Letaknya membelakangi sebuah bukit yang belum pernah digarap oleh tangan manusia__pohon-pohon raksasa yang tumbuh dengan liarnya dengan semak-semak padat dibawahnya. Karena muramnya hari serta mendung kelabu yang menyelubungi alam, gunung itu nampak hitam, dan di sana-sini digurisi segumpalan mega yang kelabu keputih-putihan. Pendopo gubuk Ranta berlantai tanah diperaboti dengan sebuah bangku panjang yang terbuat dari abmbu batangan. Di pojok depan sebelah kiri terpancang sebilag cagang gend air minum dari bambu batangan pula, yang pada atasnya dianyam menjadi corongan tempat meletakkan gendi. Sebuah pintu bambu anyaman dengan koran penempel yang berce-cela terlepas dari perekatnya, nampak gelap. (Sumber : Sebuah Peristiwa di Banten Selatan – Pramoedya Ananta Toer)

Contoh 5

Jam bernuansa ungu muda di dinding kamarku menunjukkan pukul 16:55 WIB. Aku segera beranjak bangkit dari tempat tidurku yang nyaman dilengkapi dengan bantal, guling, dan selimut. Tidak ketinggalan sebuah kipas angin yang sejak tadi berputar dengan kekuatan diatas rata-rata terletak tidak jauh dari tempat tidurku. Aku berjalan menuju meja rias di dekat jendela kamarku. Aku melihat pantulan diriku di cermin. Cukup cantik, manis, dan menggemaskan.

2.      Ciri-ciri Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi memiliki beberapa ciri, yaitu :
1.      Menggambarkan atau melukiskan sesuatu misalnya orang, tempat kejadian, keindahan alam,
2.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra, misalnya, kalau yang dideskripsikan pemandangan berarti melibatkan kesan keindahan yang ditangkap indra penglihatan, kalau yang dideskripsikan makanan, berarti melibatkan lezatnya masakan yang ditangkap dari indra pengecap,
3.      Berdasarkan penggambaran tersebut seolah-olah pembaca atau pendengar dapat melihat sendiri, merasakan sendiri, atau mengalami sendiri sesuatu yang digambarkan.

3.      Perbedaan Paragraf Deskripsi dengan Paragraf Narasi

Paragraf narasi berbeda dengan paragraf deskripsi. Paragraf narasi berusaha memaparkan suatu hal, peristiwa, atau kejadian berdasarkan urutan waktu. Contoh tulisan narasi yang mudah kita temukan adalah narasi fiksi seperti cerpen atau novel. Sedangkan, paragraf deskripsi merupakan paragraf yang isinya bersifat melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Gambaran atau lukisan memang harus disajikan sehidup-hidupnya agar pembaca seolah-olah melihat apa yang dilihat penulis, medengar apa yang didengar penulis, serta pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan penulis.

4.      Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi

Pola pengembangan paragraf deskripsi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari cara pandang penulis terhadap objek dan teknik perincian objek.

Pola pengembangan paragraf deskripsi ditinjau dari “Cara Pandang Penulis Terhadap Objek” dibedakan menjadi berikut ini :

1.      Paragraf Deskripsi Pola Spesial

Paragraf ini dikembangkan berdasarkan tinjauan terhadap objek dari segi ruang dan waktu. Penulis menguraikan benda, hal, atau peristiwa terutama mengenai letak, unsur-unsur yang dimiliki, dan batas-batasnya. Paragraf ini tidak melibatkan hadirnya tokoh sehingga tidak terbentuk sudut pandang. Contohnya berikut ini :

Penyakit moya-moya pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1960. Setelah itu, ditemukan pada perorangan di Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Afrika meski frekuensinya amat jarang. Di Jepang pun, menurut statistik, kemungkinan munculnya penderita “hanya” 5 pada setiap satu juta penduduk. Namun, di negeri ini moya-moya adalah dampak dari gen abnormal yang diturunkan. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak meski dapat juga terjadi pada orang dewasa. Gejala awal biasanya berupa semacam stroke ringan yang disebut transient ischemic attack dengan dampak kejang, melemah otak, sampai kelumpuhan separuh tubuh.

2.      Paragraf Deskripsi Pola Sudut Pandang

Paragraf ini disusun dengan menghadirkan tokoh yang menduduki tempat atau posisi tertentu dalam objek. Selanjutnya, tokoh itulah yang memberikan gambaran secara rinci tentang benda, hal, atau peristiwa dalam paragraf. Contohnya sebagai berikut ini :

Berhubung saya baru saja menjalani operasi sinustis, saya ingin berbagi dengan teman-teman semua. Penyakit ini merupakan gangguan yang terjadi pada saluran pernapasan di hidung. Adanya malfungsi terhadap katup udara di hidung yang menyebabkan seringnya penderita sinustis mengalami pilek atau hidung tersumbat. Sering kali pilek diasosiasikan dengan penyakit ringan. Masalahnya, ketika penderita sinustis mengalami pilek setiap pagi. Sementara, katup udara itu tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, cairan yang menyumbat hidung tersebut berkumpul di wajah. Pertama-tama di pipi kemudian di dahi, dan ketika sudah terlalu lama tidak diatasi maka cairan tersebut akan sampai di otak. Fatal akibatnya jika cairan tersebut bisa sampai di otak. Ketika cairan tersebut dikeluarkan maka operasi adalah satu-satunya jawaban.

Pola pengembangan paragraf deskripsi ditinjau dari “Teknik Perincian Objek” dibedakan menjadi berikut ini :

1.      Paragraf Deskripsi Pola Observasi

Paragraf ini didasarkan pada uraian fakta tentang objek secara rinci sehingga menyerupai laporan hasil pengamatan. Contohnya berikut ini :

Berdasarkan data, pengidap HIV/AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2003, tercatat sebanyak 3.924 kasus dengan rincian 2.685 terinfeksi HIV dan 1.239 kasus AIDS. Jumlah itu terhitung kecil dibanding dengan Thailand, Malaysia, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Sedangkan umlah total penderita HIV/AIDS di seluruh dunia mencapai 41 juta orang. Pada kasus di negara tetangga, Malaysia, jumlah kasus mencapai 51.000 orang.

2.      Paragraf Deskripsi Pola Fokus

Paragraf ini disusun dengan mengutamakan sebuah objek sebagai titik pusat untuk kemudian dijelaskan dengan benda, hal, atau peristiwa yang melingkupinya. Contohnya sebagai berikut :

Ablisio retina adalah terlepasnya retina dari perlekatan dengan lapisan dibawahnya., sebagian atau seluruhnya, sehingga mengakibatkan terputusnya proses penglihatan. Keadaan ini dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan. Penyebab ablisio retina adalah adanya robekan retina, komplikasi diabetes melitus, dan peradangan. Gejala ablisio retina adalah adanya kilatan-kilatan, adanya bintik-bintik hitam mengapung, penglihatan seperti terhalang tirai atau bergelombang, dan kadang-kadang tanpa gejala awal.

3.      Paragraf Deskripsi Pola Seleksi

Paragraf ini dikembangkan dengan memilah-milahkan objek dari yang tampak jelas, samar-samar, sampai pada benda, hal, atau peritiwa yang tersembunyi. Contohnya sebagai berikut :

Dunia sangat mengkhawatirkan osteoporosis. Seseorang umumnya baru menyadari terkena penyakit ini saat mengalami kejadian patah tulang. Pada tahun 2003, menurut catatan organisasi kesehatan dunia WHO, lebih dari 75 juta orang di AS, Eropa dan Jepang mengalami pengeroposan tulang. Akibatnya, setiap tahun, terjadi 2,3 juta kasus patah tulang di Eropa dan Amerika. Di seluruh dunia satu dari tiga wanita, serta satu dari lima pria mengalami insiden patah tulang.

5.      Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi disusun mengikuti langkah berikut ini :
1.      Memilih topik yang menjadi dasar penggambaran.
2.      Mengadakan pengamatan (observasi)terhadap objek.
3.      Mengumpulkan data berupa contoh, gambar, angka, grafik, atau statistik sebagai ilustrasi.
4.      Menetapkan pola pengembangan yang sesuai.
5.      Menyusun kerangka paragraf berupa gagasan dasar dan gagasan penjelas.
6.      Mengembangkan kerangka menjadi paragraf utuh menggunakan kalimat-kalimat yang logis dan padu.

Lalu, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan di dalam membuat tulisan deskripsi, yaitu :
1.      Diksi, sudah tepat apa belum,
2.      Sistematika pendeskripsian, sudah runtut atau meloncat-loncat,
3.      Bagian yang dideskripsikan, sudah lengkap atau belum,
4.      Perangkaian kalimat dan gaya bahasa, sudah jelas dan hidup atau belum, dan
5.      Koherensi antarkata dan antarkalimat.


S U M B E R :

Sutarni, Sri. Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 1 SMA Kelas X. Bogor : Quadra

Kusmayadi, Ismail. 2007. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung : Grafindo Media Pratama

Juhara, Erwan, dkk. 2005. Cendekia Berbahasa : Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : PT Setia Purna Inves

___. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 1. Jakarta : PT Grasindo

Darmayanti, Nani. 2007. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Semenjana (Kelas X). Bandung : Grafindo Media Pratama



Sekian postingan dari Rairapedia mengenai “Paragraf Deskripsi”. Semoga bermanfaat untuk seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...