MOSHIMO – Chapter3
“Setelah perang
nanti, apa yang ingin kamu lakukan? Hokage, asisten hokage, anbu, guru. Mana
yang akan kamu pilih?” tanya Tenten. Warning! Posisi Neji sekarang sedang
tiduran di pangkuan Tenten.
“Aku tidak pernah
memikirkan untuk menjadi seorang hokage. Asisten hokage juga. Orang yang cocok
untuk menjadi hokage di generasi kita adalah orang seperti Naruto dan Shikamaru
sebagai asistennya.” Jawab Neji. Tenten senang sekali memandangi wajah santai
Neji saat dia sedang tiduran seperti ini.
“Bagaimana dengan
anbu? Sepertinya menjadi anggota anbu cocok untukmu.” Tanya Tenten lagi. Tenten
memang melengkapi Neji yang tidak banyak bicara. “Anbu tidak banyak bicara tapi
lebih banyak berpikir. Mereka bekerja dengan cepat dan cekatan. Kamu adalah
shinobi yang jenius meskipun tidak se-jenius Shikamaru. Saat Shikamaru menjadi
asisten Naruto, kamu jadi ketua pemimpin anggota anbu Konoha saja.”
“Kamu sedang
berusaha memujiku atau malah sebaliknya? Memang benar, shinobi-shinobi dari
klan Nara adalah shinobi-shinobi yang jenius. Anbu adalah anggota keamanan
utama Konoha. Isinya orang-orang yang dipaksa untuk tidak memiliki perasaan
tertentu. Aku tidak suka dipaksa menuruti permintaan konyol seperti itu.” jawab
Neji.
Jawaban yang
selalu dia berikan jika dia sedang ingin menutupi perasaannya yang
sesungguhnya. “Mungkin menjadi guru di akademi shinobi adalah pilihan yang
bagus. Setiap hari, aku bisa melihat masa kecil kita melalui murid-muridku.
Berbagi berbagai jutsu dan pengalaman yang aku punya pada masa depan Konoha.”
“Dan.. aku akan
menunggumu untuk pulang ke rumah kita setiap hari.” Balas Tenten ceria. “Membuat makanan kesukaanmu.”
“Keputusan macam
apa itu? Ada dimana semangat masa mudamu? Tunjukkanlah semangat masa muda yang
membara seperti api pada Konoha, Tenten-chan..” balas Neji sambil bangun dari
posisi tidurnya.
“Hahaha..
berhentilah meledek Guy-sensei seperti itu. Jika sensei mendengarnya, masa
depanmu akan hancur begitu juga dengan impian kita. Jika masa depanmu hancur,
tidak akan ada Hyuuga Neji junior, tau? Hahaha..” goda Tenten.
Sebenarnya, dia
ingin mengetes Neji saja karena selama bertahun-tahun bersama, Neji baru satu
kali berani menciumnya. Tidak mungkin kan? Tenten nyosor duluan.
“Hey, apa yang
sedang kamu bicarakan?” kata Neji dengan pipi yang memerah.
“Aku tidak sedang
bicarakan apa-apa.”
“Kamu pasti
sedang membicarakan hal tertentu.” Kata Neji dengan pipi yang semakin memerah.
“Neji-kun?”
panggil Tenten sambil menghapus jarak diantara wajah mereka.
“Apa?” sahut Neji
dengan mata tertutup kesal.
“Kamu.. ternyata
normal.” Bisik Tenten.
Neji menoleh ke
arah Tenten dan mendapati wajah cantik Tenten yang cuma berjarak satu
centimeter dari wajahnya. “Apa maksudmu dengan kata normal?”
“Ternyata kamu
juga punya pikiran mesum seperti Jiraiya-sensei. Hahaha..” ledek Tenten.
Jarang-jarang dia bisa memancing emosi Neji. Menggoda Neji seperti ini
Neji menyilangkan
kedua tangannya kesal dan membuang muka dari Tenten.
“Jangan asal bicara. Aku
tidak sama dengannya.”
“Aa.. Dasar
Neji-kun, akui saja. Buktinya, kamu takut masa depanmu hancur. Iya kan...?”
kata Tenten sambil menyenggol kecil tubuh kekar Neji.
“Ten..ten..”
“Neeji-kun..
meeesum..” goda Tenten dengan nada bicara yang sedikit seperti sedang
bernyanyi.
“Diamlah..
Tenten!”
Anata ga inaku natte mo.
(Meski pun kamu tak lagi ada di sini)
Mawari tsudzuketeru sekai de.
Mawari tsudzuketeru sekai de.
(Dunia ini akan terus berputar-putar)
Ano hi no kioku wa mada ikiteiru.
Ano hi no kioku wa mada ikiteiru.
(Kenangan pada hari-hari itu akan terus hidup)
Boku no tonari de.
Boku no tonari de.
(Berada di sisiku)
Neji-kun, meskipun
kamu tak lagi ada bersamaku di Konoha ini, dunia ini akan terus berputar. Waktu
di Konoha akan terus berlalu dan kenangan pada hari-hari itu akan terus hidup.
Berada di sisiku. Berada di setiap sudut Konoha. Sebelum waktu mengantarkan
satu persatu dari kami untuk bertemu denganmu, tidak masalah bagiku jika hanya
mimpi di malam hari yang dapat mempertemukan kita.
Moshi mo yume de mata.
(Jika aku melihatmu di dalam mimpi)
Anata ni aeru no nara.
Anata ni aeru no nara.
(Dan jika aku dapat bertemu denganmu)
Sono yokogao kono me ni yakitsuketeokou.
Sono yokogao kono me ni yakitsuketeokou.
(Aku akan terus memandang sosok dirimu dengan mata ini)
Jika aku
melihatmu di dalam mimpi lagi dan jika aku dapat bertemu denganmu? Aku akan
terus memandang sosok dirimu yang selalu aku rindukan dengan kedua mata coklat
cerahku ini. Aku ingin menceritakan banyak hal tentang Konoha setelah
kepergianmu. Tentang Naruto dan Hinata. Lee dan murid kesayangannya. Juga..
tentang impian baruku.
Moshi mo yume de nara.
(Jika aku dapat melalui mimpi ini)
Anata to aeru no nara.
Anata to aeru no nara.
(Dan jika aku dapat bertemu denganmu)
Kono kimochi wa kitto aseru koto mo naku.
Kono kimochi wa kitto aseru koto mo naku.
(Perasaan ini tidak akan pernah menjadi pudar lagi)
Itsu ka doko ka de mata au toki ga kuru made.
Itsu ka doko ka de mata au toki ga kuru made.
(Hingga suatu saat kita dapat bertemu kembali di suatu tempat)
Kanashimi wa tsuyogari de dakishimete.
Kanashimi wa tsuyogari de dakishimete.
(Kesedihan itu pun akan berhenti saat aku mendekapnya)
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
(Aku pasti dapat hidup di dunia ini meski pun tanpamu)
Impianmu untuk
menjadi seorang guru di akademi shinobi. Itulah yang menjadi impian baruku
sekarang. Sudah aku putuskan. Jika aku dapat melalui impian itu dan jika aku
dapat bertemu denganmu? Aku bisa memastikan perasaanku ini tidak akan pernah
menjadi pudar lagi. Hingga suatu saat kita dapat bertemu kembali di suatu
tempat. Segala kesedihan itu pun akan berhenti saat aku mendekapmu nanti.
Neji-kun, aku
pasti dapat hidup di dunia ini meskipun tanpamu. Aku dan kamu hanya perlu
sedikit bersabar. Takdir di masa depan pasti akan menyatukan kita lagi di suatu
tempat di sana.
*POV Tenten OFF*
“Baiklah. Karena ini hujan pertama Konoha. Ayo,
aku traktir pengantin baru ini makan di Ichiraku ramen.” Kata Tenten semangat.
Tapi, Naruto pasti lebih semangat lagi. “Wah,
aku setuju. Makan ramen porsi super besar ditemani dua perempuan cantik disaat
hujan seperti ini. Menyenangkan sekali..”
“Bicaramu itu mesum Naruto! Kau ini memang
benar-benar muridnya Jiraiya-sensei ya.” Kata Tenten.
“Hei.. Hei.. aku kan hanya bilang makan ramen
porsi super besar ditemani dua perempuan cantik disaat hujan seperti ini pasti
menyenangkan. Itu tidak mesum. Mesum itu saat aku dan Hinata.. Uhmmp..” Hinata
buru-buru menutup mulut ember cerewet suaminya sebelum dia bicara yang
tidak-tidak pada Tenten.
“Hahaha..” Tenten hanya tertawa melihat tingkah
laku Hinata dan Naruto.
“Jangan bicara yang mesum-mesum sama perempuan
lain, Naruto-kun.” Kata Hinata dengan semburat merah khas di pipinya.
“Hihihi.. gomen.. aku keceplosan, Hinata-chan.”
“Tidak mau. Pokoknya, malam ini, kamu tidak
boleh tidur di dalam kamarku.” Kata Hinata berpura-pura marah sambil membuang
muka manisnya dari Naruto.
“Aduh.. maafkan aku Hinata-chan. Kamu boleh
melarangku untuk tidak makan
ramen selama satu minggu, satu bulan, atau satu
tahun. Tapi, jangan satu hari pun kamu melarangku untuk `itu`.” rayu Naruto.
Pipi Hinata semakin merah. “Tuh kan.. kamu
bicara mesum lagi di depan Tenten..”
“Astaga Hinata-chan, aku kan hanya bilang jangan
satu hari pun kamu melarangku untuk `itu`.
Aku hanya bilang `itu`..”
“Iya.. Iya.. tapi? `itu`-mu itu mesum. Eh..”
Hinata menutup mulut mungilnya karena merasa telah tidak sengaja mengucapkan
kata terkutuk, “`itu-mu`” yang bermakna ambigu untuk orang-orang se-usia mereka.
Hahaha..
“Hahahaa.. Jangan bicara yang mesum-mesum sama
perempuan lain, Naruto-kun.” Ledek Naruto menirukan nada bicara Hinata.
“NARUTO-KUN..” kata Hinata malu bercampur agak
kesal.
“Hiinaaata-chan mesuuum..”
“NARUTO-KUN..”
*POV Hinata : Sebenarnya yang mesum itu aku,
Naruto, atau.. authornya sih? Merepotkan! *Ehh.. (=_=)*
“Sudahlah, kalian berdua ini sama-sama mesum.
Buktinya, dari generasi kita, kalian berdua yang menikah duluan. Sekarang,
putuskan saja, keponakan-keponakanku nanti akan jadi seperti apa? Mirip Naruto
atau mirip Hinata..” goda Tenten yang sejak tadi hanya tertawa medengar
percakapan Naruto dan Hinata.
“Hehehehee..”
OoO THE
END OoO