Rabu, 20 Januari 2016

Fanfic Naruto Hinata "Hanami - Chapter 15"



Hanami : The Twenty Hopes of Lavender

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Hanami © Raira Rin

Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki

Genre : Romance

Rated : T/M

Warning : Ending yang ga jelas. Author menyedihkan. Have a nice read, mina-san.. ^_^

Chapter 15

Ternyata, aku tidak bisa meninggalkan Tuan Pantat Ayam walau dia adalah orang paling membosankan kedua setelah Shikamaru. - Hinata -

Jika kamu merasa bosan membaca novel di balkon kamarku, maka kamu boleh membuat sakuramochi di dapur Dobe. Tapi, tetaplah seperti ini, tetaplah mencintaiku. - Sasuke -

Ternyata, Aku juga tidak bisa meninggalkan Sakura-hime meskipun kencan kami selalu di tempat yang sama. - Naruto -

Aku memberanikan diri untuk mengajak Naruto-kun naik perahu angasa di kolam Inokashira Park di Kichijoji. - Sakura -

.....

Hinata POV :
Aku tidak mengerti alasan pasti Tuan Pantat Ayam mau memaafkan aku. Tapi, ada satu hal pasti yang aku mengerti bahwa perasaanku pada Naruto-kun hanyalah emosi sesaat. Aku dan Naruto-kun hanya merasa nyaman satu sama lain. Kami menganggap perasaan nyaman itu sebagai rasa suka dalam artian seperti perasaan Tuan Pantat Ayam padaku atau perasaan Sakura-chan pada Naruto-kun. Ternyata, aku tidak bisa meninggalkan Tuan Pantat Ayam walau dia adalah orang paling membosankan kedua setelah Shikamaru.

Sasuke POV :
Nyonya Lavender. Jika kamu merasa bosan naik mobil sport hitam milikku, maka kamu boleh naik mobil sport orange milik Dobe atau mobil sport merah milik Gaara. Jika kamu merasa bosan menemani Itachi nii-kun minum teh di sore hari, maka kamu boleh menghabiskan seharian penuh untuk bermain playstation dengan Yahiko nii-kun. Jika kamu merasa bosan membaca novel di balkon kamarku, maka kamu boleh membuat sakuramochi di dapur Dobe. Tapi, tetaplah hanya mencintaiku.

Naruto POV :
Mungkin, aku memang egois, aku jatuh cinta pada Sakura-hime lagi seperti saat kali pertama aku jatuh cinta padanya. Hinata-chan benar. Baik perasaan Hinata-chan padaku maupun perasaanku pada Hinata-chan itu sama sekali tidak berarti. Aku memang terlalu naif untuk bisa memahami perasaanku sendiri. Ternyata, Aku juga tidak bisa meninggalkan Sakura-hime meskipun kencan kami selalu di tempat yang sama.

Sakura POV :
Seminggu setelah peristiwa menyebalkan itu. Aku dan Naruto-kun pergi ke Odaiba untuk menonton film ketiga belas kami. Minggu berikutnya, aku dan Naruto-kun pergi ke Ginza untuk minum kopi seperti dulu. Sebagai permintaan maaf, Naruto-kun menyiksa diri dengan mengantarku shopping ke Omotesando. Aku juga memberanikan diri untuk mengajak Naruto-kun naik perahu angasa di kolam Inokashira Park di Kichijoji. Terakhir, hal yang paling penting adalah aku dan Naruto-kun akhirnya menikmati candle light dinner di Ebizu.

Hinata POV :
Hanya sekedar ingin kalian tahu. Akhirnya, teman kami, Ino dan Sai memiliki buku nikah atas nama keduanya. Sekarang mereka bebas menikmati Q-time penuh rate M dari hari Senin sampai Minggu.

Sedangkan, Temari dan Shikamaru, menerima banyak sumbangan pintu untuk rumah baru mereka dari aku, Tuan Pantat Ayam, Sakura-chan, Naruto-kun, dan teman-teman yang lain. Shikamaru dan Shikamaru junior pasti akan membuat Nyonya Shikamaru menghabiskan banyak pintu untuk dihancurkan. Pernikahan yang menguntungkan untuk penjual pintu.

Lalu, Tenten dan Neji nii-kun, mereka masih sama saja selalu tenang, damai, dan sejahtera. Namun, Neji nii-kun sudah tidak lagi menantang maut layaknya orang yang bosan hidup. Nasi goreng buatan Tenten sudah jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Mengenai persahabatanku dengan Sakura-chan? Aku tidak berharap dia mau memaafkan aku. Tapi, Sakura-chan bukanlah tipe sahabat yang tidak mau mengulurkan tangan lebih dulu untuk saling memaafkan.

Terakhir, tentang Naruto-kun, aku masih suka bermain playstation dengan kakak laki-lakinya, Yahiko nii-kun. Tentu saja atas izin Tuan Pantat Ayam dan Princess Cherry Blossom. Ya, semoga saja Naruto-kun tidak jatuh cinta lagi pada perempuan selain Sakura-chan dan -Mmm- aku.



oOo THE END oOo

Fanfic Naruto Hinata "Hanami - Chapter 14"



Hanami : The Twenty Hopes of Lavender

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Hanami © Raira Rin

Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki

Genre : Romance

Rated : T/M

Warning : Have a nice read, mina-san.. ^_^

Chapter 14

The Last Hope

Hinata tersenyum dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya. “Cobalah ingat dengan baik, Naruto-kun. Kamu sendiri yang mengatakan bahwa hatimu itu tidak akan memberi hanya sekedar janji palsu untukku. Lagipula, semua permintaanku memanglah konyol.”

.....

Naruto POV :

Aku ingin makan masakan Hinata setiap hari. Bento, sushi, onigiri, ramen, terserah apapun itu. Masakan Hinata sama enaknya dengan masakan Kaa-chan.

Aku ingin bermain basket dengan Hinata setiap hari Minggu di lapangan Konohagakure. Tidak peduli meski harus bertengkar dengan Sakura setiap hari. Itu harga yang sepadan.

Aku ingin memperkenalkan Hinata pada jii-chan dan baa-chan. Hinata pasti akan cocok berteman dengan baa-chan karena mereka sama-sama pintar masak. Hinata juga pasti akan cocok berteman dengan jii-chan mengingat dia tak kalah manis dari Sakura. 

Aku ingin naik perahu angsa di Inokashira Park. Mungkin agak konyol. Tapi, aku masih penasaran.

Terakhir, aku ingin Hinata tahu tentang perasaanku padanya. Aku tidak bisa menahannya lagi. Perasaan dan ikatan tanpa cinta ini harus segera diakhiri.

Normal POV

“Hinata-chan, aku menyukaimu.” Kata Naruto pelan. Namun, tiga pasang telinga itu bisa mendengar dengan jelas yang dikatakan Naruto. Mengingat mereka berempat sedang berada di ruang tamu rumah Hinata yang sepi.

“Iya, aku sangat menyukaimu.” Ulang Naruto dengan volume suara sedikit lebih keras dari sebelumnya. “Dalam artian, aku ingin kamu menjadi pacarku.”

Hinata hanya diam. Sasuke masih bisa menahan emosi. Sedangkan, Sakura sudah terlihat sangat kecewa.

“SEJAK KAPAN KALIAN BERDUA-” Sakura menggantung ucapannya. Mencoba tetap mengendalikan diri. Menahan emosi dan bicara adalah dua hal yang sulit dilakukan secara bersamaan. “Apa sejak Naruto-kun dan aku menonton film kedua belas kami di Odaiba? Apa sejak Naruto-kun dan aku terakhir kali minum kopi di Ginza? Apa sejak jalan menuju Ebizu ditutup selama satu Minggu? Apa sejak aku menolak naik perahu angsa di Kichijoji? Atau.. apa sejak Naruto-kun dan aku membelikan kado ulang tahun untukmu di Omotesando?” Sakura bicara pada Hinata dengan nada yang aneh. “Hahaha.. aku ingat, Hinata-chan. Ini pasti sejak kalian lari pagi bersama keliling Konoha, kan? Oh Hinata-chan, kalian berdua benar-benar sialan. SHANNARO!!!”

Hinata pun menangis. Rasanya, akan lebih baik jika Sakura menampar pipinya sekeras mungkin lalu emutuskan persahabatan mereka tanpa sepatah kata pun. “Dan kau Naruto-kun, apa yang sudah aku lakukan padamu? Sudahlah. Aku menyerah.”

Sakura pergi menyisahkan keheningan di ruangan bernuansa ungu muda itu.

“Naruto-kun, bukankah kamu masih berhutang satu permintaan untuk dikabulkan, kamu ingat? Aku ingin kamu menarik ucapanmu dan pergilah mengejar Sakura-chan. Apapun perasaanku padamu itu sama sekali tidak berarti.”

“Itu konyol, Hinata-chan. Aku tidak mau. Ada apa? Apa kamu takut mengakui tentang perasaanmu padaku di depan Teme?”

Hinata tersenyum dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya. “Cobalah ingat dengan baik, Naruto-kun. Kamu sendiri yang mengatakan bahwa hatimu itu tidak akan memberi hanya sekedar janji palsu untukku. Lagipula, semua permintaanku memanglah konyol.”

Sasuke berdiri disamping kanan Hinata. Menggenggam tangan Nyonya Lavender-nya. “Kau sudah mendengar keputusannya. Hanya sekedar ingin kau tahu. Aku tidak akan pernah melepasnya meskipun aku tahu dia sempat menyukaimu.”

Naruto mengepalkan kuat tangannya. Hinata terlihat sudah tidak ingin melakukan pembelaan atas hubungan mereka. Sudah jelas. Naruto pun tahu kalau Hinata bukanlah tipe perempuan yang suka mementingkan perasaannya sendiri. Sementara, Sasuke adalah seorang Uchiha yang tidak pernah main-main dengan ucapannya.

“Aku akan mengabulkan permintaan terakhirmu, Hinata-chan. Dattebayo!” Naruto pergi.

Hinata menangis sejadi-jadinya dalam pelukkan Sasuke. Tidak munafik, terasa begitu sakit. Rasanya, seperti baru saja melepas kekasih yang sangat disayanginya selama bertahun-tahun. Tunggu dulu, Sasuke? Hinata mengangkat kepalanya. Mempertemukan irish lavender dengan irish hitam itu. “Maaf Tuan Pantat Ayam. Lepaskan aku.”

“Tidak mau. Uchiha tidak pernah menerima penolakkan. Lagipula, terserah mau aku apakan Nyonya Lavenderku. Aku peluk. Aku cium. Aku tinggalkan.”

Sasuke memperdalam pelukkannya. “Nyonya Lavender, jika kamu merasa bosan naik mobil sport hitam milikku, maka kamu boleh naik mobil sport orange milik Dobe atau mobil sport merah milik Gaara. Jika kamu merasa bosan menemani Itachi nii-kun minum teh di sore hari, maka kamu boleh menghabiskan seharian penuh untuk bermain playstation dengan Yahiko nii-kun. Jika kamu merasa bosan membaca novel di balkon kamarku, maka kamu boleh membuat sakuramochi di dapur Dobe. Tapi, tetaplah hanya mencintaiku.”

“Tuan Pantat Ayam seharusnya kamu marah padaku, kan?” tanya Hinata.

“Marah? Tidak mau. Bukankah kamu yang bilang kalau apapun perasaanmu pada Dobe itu sama sekali tidak berarti. Nyonya Lavender, apapun perasaanmu pada Dobe. Aku akan tetap mencintaimu.”



oOo To Be Continued oOo

Fanfic Naruto Hinata "Hanami - Chapter 13"



Hanami : The Twenty Hopes of Lavender

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Hanami © Raira Rin

Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki

Genre : Romance

Rated : T/M

Warning : Gomen ne. Kalau alur cerita semakin ga jelas. Have a nice read, mina-san.. ^_^

Chapter 13

Hanami

Hinata merentangkan kedua tangan ketika menginjakkan kaki di taman bunga sakura seluas 530.000 m² itu. Berlari-lari seperti anak kecil melewati satu demi satu pohon bunga sakura yang ada di kanan dan kiri di sepanjang jalan. Sedangkan, Naruto terlihat berjalan santai mengikuti dari belakang. Membiarkan Hinata memilih satu dari seribu dua ratus pohon bunga sakura yang pas untuk menikmati Hanami. Seperti beberapa pengunjung lain yang sudah datang sebelum mereka.

.....

Konohagakure, 05 Mei 2015.

Naruto dan Hinata merendam dua puluh lembar daun sakura kurang lebih selama satu jam menggunakan air. Supaya garam yang terkandung di dalam daun sakura menghilang. Setelah membuat adonan dari tepung terigu, gula, garam, dan tepung kentang ditambah air. Hinata memasukkan beberapa tetes pewarna merah agar adonan berwarna merah muda pucat. Naruto memanaskan penggorengan dan melapisi penggorengan dengan minyak sayur. Membuat adonan menjadi dadar tipis dan lonjong. Selama menunggu dadar matang mendingin. Hinata mengeringkan satu persatu daun sakura yang tadi direndam dan saatnya untuk menambahkan pasta kacang merah pada setiap dadar lalu gulung. “Bungkus gulungan dadar dengan daun sakura, Naruto-kun” perintah Hinata. Terakhir, Naruto dan Hinata hanya perlu menunggu sakuramochi menyerap bau harum dari daun sakura.

“Akhirnya, aku sudah tidak sabar makan sakuramochi buatan kita. Dattebayo.” kata Naruto sambil tetap fokus mengendalikan laju mobil sport orange-nya. Ya, Naruto dan Hinata sedang menuju ke Ueno Park untuk Hanami. Itulah sebabnya, mereka membuat sakuramochi bersama. “Ini kali pertama aku membuat sakuramochi sendiri, Hinata-chan. Terima kasih atas permintaan-permintaanmu itu. Sepertinya, aku mulai menikmatinya melebihimu.”

Permintaan ke sepuluh, “Hanami. Aku ingin tahu seperti apa rasanya Hanami di Ueno Park.”

Permintaan ke sebelas, “Aku juga ingin tahu rumahmu. Bisakah kita membuat sakuramochi untuk Hanami di rumahmu?”

Hinata merentangkan kedua tangan ketika menginjakkan kaki di taman bunga sakura seluas 530.000 m² itu. Berlari-lari seperti anak kecil melewati satu demi satu pohon bunga sakura yang ada di kanan dan kiri di sepanjang jalan. Sedangkan, Naruto terlihat berjalan santai mengikuti dari belakang. Membiarkan Hinata memilih satu dari seribu dua ratus pohon bunga sakura yang pas untuk menikmati Hanami. Seperti beberapa pengunjung lain yang sudah datang sebelum mereka.

“Selamat makan..” kata Naruto.

“Selamat makan..” kata Hinata.

“Jadi, Hinata-chan, apa seperti ini rasanya Hanami yang kamu inginkan?”

“Ini lebih menyenangkan dari yang aku inginkan, Naruto-kun. Arigatou gozaimasu..”

“Hinata-chan..”

“Umm, iya?”

“Apa kamu pernah naik perahu angsa?”

“Perahu angsa? Lupakan saja. Bagaimana denganmu dan Sakura-chan?”

“Tidak pernah. Dia sangat sayang padaku, kau tahu. Dia menolak naik perahu angsa di Inokashira Park hanya karena mitos.”

“Ah, hahaha, kadang Sakura-chan memang sedikit kekanak-kanakan. Tapi, kamu beruntung. Dia memang benar-benar sayang padamu.” Hinata meminum segelas teh hijau. Percakapan itu terasa sedikit aneh dan membuatnya ingin minum.

Permintaan ke dua belas, “Aku ingin naik perahu di Shinobazu.”

Permintaan ke tiga belas, “Aku ingin mampir membeli bola kristal di Ameya Yakocho sebelum pulang.”

Hinata membiarkan Naruto menggandeng tangannya selama perjalanan  mengelilingi Ameya Yakocho. Pasar tradisional yang bersebarangan dengan Ueno Park itu sangat padat pengunjung. Hinata ingin segera menemukan toko hadiah modern berisi deretan bola kristal yang ia inginkan. Setelah membicarakan tentang perasaan Sakura. Menggandeng tangan Naruto terasa sedikit tidak nyaman.

Di depan pintu gerbang rumah Hinata..

“Terimakasih untuk Hanami hari ini.” kata Hinata sambil menyematkan beberapa helai rambut ke telinga.

Naruto mengeluarkan cengiran seperti biasa sambil menggaruk pipi kanannya yang tidak gatal. “Sama-sama. Aku tunggu permintaan berikutnya.”

Permintaan keempat belas, “Aku ingin memberikan lima permintaan padamu sebagai ucapan terima kasih.” Kata Hinata.

“Wah benarkah? Seriusan nih?”

Naruto POV :

Aku ingin makan masakan Hinata setiap hari. Bento, sushi, onigiri, ramen, terserah apapun itu. Masakan Hinata sama enaknya dengan masakan Kaa-chan.

Aku ingin bermain basket dengan Hinata setiap hari Minggu di lapangan Konohagakure. Tidak peduli meski harus bertengkar dengan Sakura setiap hari. Itu harga yang sepadan.

Aku ingin memperkenalkan Hinata pada jii-chan dan baa-chan. Hinata pasti akan cocok berteman dengan baa-chan karena mereka sama-sama pintar masak. Hinata juga pasti akan cocok berteman dengan jii-chan mengingat dia tak kalah manis dari Sakura. 

Aku ingin naik perahu angsa di Inokashira Park. Mungkin agak konyol. Tapi, aku masih penasaran dengan suasananya.

Terakhir, aku ingin Hinata tahu tentang perasaanku padanya. Aku tidak bisa menahannya lagi. Perasaan dan ikatan tanpa cinta ini harus segera diakhiri.



oOo To Be Continued oOo

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...