Selasa, 04 Agustus 2015

Fanfic Neji Tenten : Moshimo



MOSHIMO – Chapter3

“Setelah perang nanti, apa yang ingin kamu lakukan? Hokage, asisten hokage, anbu, guru. Mana yang akan kamu pilih?” tanya Tenten. Warning! Posisi Neji sekarang sedang tiduran di pangkuan Tenten.

“Aku tidak pernah memikirkan untuk menjadi seorang hokage. Asisten hokage juga. Orang yang cocok untuk menjadi hokage di generasi kita adalah orang seperti Naruto dan Shikamaru sebagai asistennya.” Jawab Neji. Tenten senang sekali memandangi wajah santai Neji saat dia sedang tiduran seperti ini. 

“Bagaimana dengan anbu? Sepertinya menjadi anggota anbu cocok untukmu.” Tanya Tenten lagi. Tenten memang melengkapi Neji yang tidak banyak bicara. “Anbu tidak banyak bicara tapi lebih banyak berpikir. Mereka bekerja dengan cepat dan cekatan. Kamu adalah shinobi yang jenius meskipun tidak se-jenius Shikamaru. Saat Shikamaru menjadi asisten Naruto, kamu jadi ketua pemimpin anggota anbu Konoha saja.”

“Kamu sedang berusaha memujiku atau malah sebaliknya? Memang benar, shinobi-shinobi dari klan Nara adalah shinobi-shinobi yang jenius. Anbu adalah anggota keamanan utama Konoha. Isinya orang-orang yang dipaksa untuk tidak memiliki perasaan tertentu. Aku tidak suka dipaksa menuruti permintaan konyol seperti itu.” jawab Neji. 

Jawaban yang selalu dia berikan jika dia sedang ingin menutupi perasaannya yang sesungguhnya. “Mungkin menjadi guru di akademi shinobi adalah pilihan yang bagus. Setiap hari, aku bisa melihat masa kecil kita melalui murid-muridku. Berbagi berbagai jutsu dan pengalaman yang aku punya pada masa depan Konoha.”

“Dan.. aku akan menunggumu untuk pulang ke rumah kita setiap hari.” Balas Tenten ceria.  “Membuat makanan kesukaanmu.”
 
“Keputusan macam apa itu? Ada dimana semangat masa mudamu? Tunjukkanlah semangat masa muda yang membara seperti api pada Konoha, Tenten-chan..” balas Neji sambil bangun dari posisi tidurnya.

“Hahaha.. berhentilah meledek Guy-sensei seperti itu. Jika sensei mendengarnya, masa depanmu akan hancur begitu juga dengan impian kita. Jika masa depanmu hancur, tidak akan ada Hyuuga Neji junior, tau? Hahaha..” goda Tenten.
 
Sebenarnya, dia ingin mengetes Neji saja karena selama bertahun-tahun bersama, Neji baru satu kali berani menciumnya. Tidak mungkin kan? Tenten nyosor duluan.

“Hey, apa yang sedang kamu bicarakan?” kata Neji dengan pipi yang memerah.
“Aku tidak sedang bicarakan apa-apa.” 



“Kamu pasti sedang membicarakan hal tertentu.” Kata Neji dengan pipi yang semakin memerah.

“Neji-kun?” panggil Tenten sambil menghapus jarak diantara wajah mereka.

“Apa?” sahut Neji dengan mata tertutup kesal.

“Kamu.. ternyata normal.” Bisik Tenten.

Neji menoleh ke arah Tenten dan mendapati wajah cantik Tenten yang cuma berjarak satu centimeter dari wajahnya. “Apa maksudmu dengan kata normal?”

“Ternyata kamu juga punya pikiran mesum seperti Jiraiya-sensei. Hahaha..” ledek Tenten. Jarang-jarang dia bisa memancing emosi Neji. Menggoda Neji seperti ini
 Neji menyilangkan kedua tangannya kesal dan membuang muka dari Tenten.

“Jangan asal bicara. Aku tidak sama dengannya.” 


“Aa.. Dasar Neji-kun, akui saja. Buktinya, kamu takut masa depanmu hancur. Iya kan...?” kata Tenten sambil menyenggol kecil tubuh kekar Neji.


“Ten..ten..”

“Neeji-kun.. meeesum..” goda Tenten dengan nada bicara yang sedikit seperti sedang bernyanyi.

“Diamlah.. Tenten!”

Anata ga inaku natte mo.
(Meski pun kamu tak lagi ada di sini)
Mawari tsudzuketeru sekai de.
(Dunia ini akan terus berputar-putar)
Ano hi no kioku wa mada ikiteiru.
(Kenangan pada hari-hari itu akan terus hidup)
Boku no tonari de.
(Berada di sisiku)

Neji-kun, meskipun kamu tak lagi ada bersamaku di Konoha ini, dunia ini akan terus berputar. Waktu di Konoha akan terus berlalu dan kenangan pada hari-hari itu akan terus hidup. Berada di sisiku. Berada di setiap sudut Konoha. Sebelum waktu mengantarkan satu persatu dari kami untuk bertemu denganmu, tidak masalah bagiku jika hanya mimpi di malam hari yang dapat mempertemukan kita.
Moshi mo yume de mata.
(Jika aku melihatmu di dalam mimpi)
Anata ni aeru no nara.
(Dan jika aku dapat bertemu denganmu)
Sono yokogao kono me ni yakitsuketeokou.
(Aku akan terus memandang sosok dirimu dengan mata ini)

Jika aku melihatmu di dalam mimpi lagi dan jika aku dapat bertemu denganmu? Aku akan terus memandang sosok dirimu yang selalu aku rindukan dengan kedua mata coklat cerahku ini. Aku ingin menceritakan banyak hal tentang Konoha setelah kepergianmu. Tentang Naruto dan Hinata. Lee dan murid kesayangannya. Juga.. tentang impian baruku.

Moshi mo yume de nara.
(Jika aku dapat melalui mimpi ini)
Anata to aeru no nara.
(Dan jika aku dapat bertemu denganmu)
Kono kimochi wa kitto aseru koto mo naku.
(Perasaan ini tidak akan pernah menjadi pudar lagi)
Itsu ka doko ka de mata au toki ga kuru made.
(Hingga suatu saat kita dapat bertemu kembali di suatu tempat)
Kanashimi wa tsuyogari de dakishimete.
(Kesedihan itu pun akan berhenti saat aku mendekapnya)
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
(Aku pasti dapat hidup di dunia ini meski pun tanpamu)

Impianmu untuk menjadi seorang guru di akademi shinobi. Itulah yang menjadi impian baruku sekarang. Sudah aku putuskan. Jika aku dapat melalui impian itu dan jika aku dapat bertemu denganmu? Aku bisa memastikan perasaanku ini tidak akan pernah menjadi pudar lagi. Hingga suatu saat kita dapat bertemu kembali di suatu tempat. Segala kesedihan itu pun akan berhenti saat aku mendekapmu nanti.

Neji-kun, aku pasti dapat hidup di dunia ini meskipun tanpamu. Aku dan kamu hanya perlu sedikit bersabar. Takdir di masa depan pasti akan menyatukan kita lagi di suatu tempat di sana.

*POV Tenten OFF*

“Baiklah. Karena ini hujan pertama Konoha. Ayo, aku traktir pengantin baru ini makan di Ichiraku ramen.” Kata Tenten semangat.

Tapi, Naruto pasti lebih semangat lagi. “Wah, aku setuju. Makan ramen porsi super besar ditemani dua perempuan cantik disaat hujan seperti ini. Menyenangkan sekali..”

“Bicaramu itu mesum Naruto! Kau ini memang benar-benar muridnya Jiraiya-sensei ya.” Kata Tenten.

“Hei.. Hei.. aku kan hanya bilang makan ramen porsi super besar ditemani dua perempuan cantik disaat hujan seperti ini pasti menyenangkan. Itu tidak mesum. Mesum itu saat aku dan Hinata.. Uhmmp..” Hinata buru-buru menutup mulut ember cerewet suaminya sebelum dia bicara yang tidak-tidak pada Tenten.

“Hahaha..” Tenten hanya tertawa melihat tingkah laku Hinata dan Naruto.

“Jangan bicara yang mesum-mesum sama perempuan lain, Naruto-kun.” Kata Hinata dengan semburat merah khas di pipinya.

“Hihihi.. gomen.. aku keceplosan, Hinata-chan.”

“Tidak mau. Pokoknya, malam ini, kamu tidak boleh tidur di dalam kamarku.” Kata Hinata berpura-pura marah sambil membuang muka manisnya dari Naruto.

“Aduh.. maafkan aku Hinata-chan. Kamu boleh melarangku untuk tidak makan 
ramen selama satu minggu, satu bulan, atau satu tahun. Tapi, jangan satu hari pun kamu melarangku untuk `itu`.” rayu Naruto.

Pipi Hinata semakin merah. “Tuh kan.. kamu bicara mesum lagi di depan Tenten..”
“Astaga Hinata-chan, aku kan hanya bilang jangan satu hari pun kamu melarangku untuk `itu`.  Aku hanya bilang `itu`..”

“Iya.. Iya.. tapi? `itu`-mu itu mesum. Eh..” Hinata menutup mulut mungilnya karena merasa telah tidak sengaja mengucapkan kata terkutuk, “`itu-mu`” yang bermakna ambigu untuk orang-orang se-usia mereka. Hahaha..

“Hahahaa.. Jangan bicara yang mesum-mesum sama perempuan lain, Naruto-kun.” Ledek Naruto menirukan nada bicara Hinata.

“NARUTO-KUN..” kata Hinata malu bercampur agak kesal.

“Hiinaaata-chan mesuuum..”

“NARUTO-KUN..” 

*POV Hinata : Sebenarnya yang mesum itu aku, Naruto, atau.. authornya sih? Merepotkan! *Ehh.. (=_=)*

“Sudahlah, kalian berdua ini sama-sama mesum. Buktinya, dari generasi kita, kalian berdua yang menikah duluan. Sekarang, putuskan saja, keponakan-keponakanku nanti akan jadi seperti apa? Mirip Naruto atau mirip Hinata..” goda Tenten yang sejak tadi hanya tertawa medengar percakapan Naruto dan Hinata.

“Hehehehee..”



OoO THE END OoO

Fanfic Neji Tenten : Moshimo



MOSHIMO – Chapter 2

Moshi mo yume naraba.
(Jika hanya ini mimpi yang kumiliki)
Torimodosenai no nara. 
(Dan jika aku tak dapat kembali lagi)
Kono kimochi wa dou shite tsutaereba ii no?
(Entah bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaan ini?)
Imada ni woikaketeru ano hi no zanzou wo.
(Namun kini aku terus mengejar bayangan pada hari-hari itu)
Kanashimi ni akekure nagara mo ima.
(Meski pun saat ini aku merasakan kesedihan)
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
(Aku dapat hidup di dunia ini meski pun tanpamu) 

“Jika hanya ini mimpi yang aku miliki dan jika aku tak dapat kembali lagi? Tenten-chan, entah bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaan ini?” ucap Neji. 

Daun-daun jatuh berguguran merasa iri melihat ciuman pertama dan.. terakhir Tenten dan Neji sore itu. Ya, sore sebelum perang besar itu terjadi. Tenten masih bisa mengingat dengan jelas setiap detik saat bibir laki-laki itu menempel lembut di bibirnya. Sedikit mengejutkan. Membuat jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Menyenangkan. Perasaan waktu itu sangat menyenangkan. Namun, kini Tenten hanya bisa terus mengejar bayangan pada hari-hari itu.

“Naruto-kun? Sepertinya itu Tenten.” Kata Hinata sambil menunjuk ke arah dimana Tenten terlihat sedang duduk sendirian.

“Apa yang sedang dia lakukan? Ayo ke sana.” kata Naruto lalu menarik tangan Hinata. Pasangan pengantin baru ini sedang menikmati hujan pertama Konoha tadinya.

“Ooi.. Tenten..” teriak Naruto saat jarak mereka sudah dekat dengan Tenten. “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”

“Eh Naruto.. Hinata.. Aa.. tidak ada. Hanya sedang menikmati hujan pertama Konoha seperti kalian. Hehe..”

          Hujan mungkin mampu menutupi air mata Tenten dari penglihatan Naruto. Tapi, tidak dengan penglihatan Hinata meski tanpa mata byakugannya sekali pun. Tenten adalah sahabatnya. Tenten juga satu-satunya perempuan yang dekat dengan kakak sepupunya setelah dia dan Hanabi. Lagipula, mereka itu sama-sama seorang perempuan. Hanya perempuan yang mampu mengerti perasaan perempuan lain.

“Aku jadi ingin pergi ke tempat latihan Tim Kurenai-sensei sama seperti Tenten. Ini tempat latihan Tim Guy-sensei kan?” tanya Hinata lembut. “Saat kamu ingin pergi ke sebuah tempat lama, pasti ada yang sedang kamu rindukan.”

Tenten kembali menangis dan memeluk erat Hinata. Sementara, Naruto hanya bingung dan bengong melihat kedua perempuan itu. Haruskah dia ikut bergabung dalam acara pelukan para gadis? Lupakan. 

“Aku sangat merindukan dia, Hinata..”

          Mendengar kalimat itu, Naruto mulai mengerti apa yang sedang terjadi. Naruto mulai bisa melihat air mata Tenten yang tertutupi oleh derasnya hujan. Sebelum Tenten, Naruto sudah pernah merasakannya, perasaan Tenten saat ini. Naruto sudah banyak kehilangan orang-orang yang disayanginya. Namikaze Minato, ayahnya. Uzumaki Khusina, ibunya. Jiraiya, gurunya. Termasuk, Hyuuga Neji, sahabatnya.

“Aku menyesal atas segala yang sudah terjadi pada Neji. Aku minta maaf.” Kata Naruto. “Maafkan aku.”

Tenten melepas pelukannya dari Hinata. “Sudahlah Naruto. Apa yang kau katakan itu? Kematian adalah masa depan pasti setiap manusia.”

“Aku tahu rasanya kehilangan orang yang kita sayang. Meskipun hubunganku dengan Neji tidak sedekat hubunganmu dengan Neji. Tapi, aku juga bisa merasakan sakit atas kematian Neji. Apalagi itu karena aku. Dia mengorbankan diri berusaha untuk melindungi aku.”

“Hehehe..” Hinata tertawa kecil.

“Ada apa Hinata-chan?” tanya Naruto. Tidak biasanya Hinata tertawa disaat serius seperti ini.

“Tidak ada apa-apa. Jika saja, Neji nii-san dihidupkan dengan Edotense no Jutsu disaat seperti ini, dia pasti akan mengatakan dengan singkat kalau ini semua adalah takdir.” Jawab Hinata santai membuat Naruto dan Tenten tersenyum.

“Benar juga. Tenten, meskipun saat ini kita merasakan kesedihan karena kematian Neji. Tapi, kita harus tetap bisa hidup di dunia ini meskipun tanpa Neji. Neji pasti sedang menunggu kita semua di sana. Hanya saja dia harus sedikit bersabar. Karena kita masih belum boleh menyusul dengan cepat Neji di sana.” nasihat Naruto. Bocah kyuubi itu sekarang sudah menjadi laki-laki dewasa yang pintar menasehati sahabat-sahabatnya.

~ FLASHBCAK ON ~

Perlahan Neji mengakhiri adegan ciuman itu. Pipi keduanya sama-sama memerah saat mengingat adegan yang baru saja mereka lakukan karena ulah author. (^_^)* Tenten senyum-senyum sendiri merayakan keberhasilan ciuman pertamanya dengan laki-laki yang dia suka.

“Neji-kun, apa yang akan kita lakukan jika impian kita itu sudah tercapai?” tanya Tenten.

Neji terlihat sedikit malu mendengar pertanyaan itu. Seolah mau-mau enggan menjawabnya. Tapi, mereka sudah berusia 17 tahun sekarang. Rasanya sudah terlalu tua untuk merasa malu membahas masa depan sendiri.

“Ini adalah bagian yang paling menyenangkan. Kita akan membuat mimpi yang baru. Tapi, jika salah satu dari kita pergi lebih dulu. Kita tidak boleh tinggal terlalu lama di dalam impian kita. Kita harus tetap membuat impian yang baru untuk bergerak maju.”

“Di dalam impian kita yang berikutnya, bolehkah ada Hyuuga Neji Junior bermata byakugan sepertimu dan berambut coklat sepertiku? Tapi, dia harus memiliki model rambut yang keren seperti Naruto, Sai, atau Sasuke.” Goda Tenten memancing kecemburuan Neji.

“Lupakan. Dia akan sangat mirip denganku. Dari ujung kepala sampai ujung kaki. Warna mata, model rambut, dan cara berpikir. Hyuuga Neji Junior akan sangat mirip denganku.” Balas Neji cemburu. Manisnyaaa..

~ FLASHBACK OFF ~

Itsu no hi ka subete wasurete shimau sono toki ga.
(Suatu saat aku mungkin akan melupakan segala hal yang ada)
Kono kanashimi mo womoidasenaku naru kurai nara.
(Dan semua kesedihan dan kenangan itu akan menjadi gelap)
aa..
(Ah..)
Fukai fukai mune no itami mo.
(Rasa sakit yang ada di dalam hati)
Ienai mama de nokoshite woite.
(Meski pun membiarkannya terluka di sana)
Wasurecha ikenai boku no kokoro sa.
(Hatiku ini takkan pernah bisa melupakannya)

*POV Tenten ON*

Neji-kun, suatu saat aku mungkin akan melupakan segala hal yang pernah ada dan tercipta di tempat ini. Semua kesedihan dan kenangan bercampur satu menjadi gelap. Meskipun akan seperti itu, meskipun ada rasa sakit di dalam hati, aku akan membiarkan luka itu. Aku akan membuat hatiku ini takkan pernah bisa melupakannya.

Moshi mo yume de nara.
(Jika aku dapat melalui mimpi ini)
Anata to aeru no nara.
(Dan jika aku dapat bertemu denganmu)
Kono kimochi mo wasurezu ni itsudzukerareru yo.
(Mungkin perasaan itu masih mengalir di dalam diriku)
Itsu made mo woikaketeru ano hi no zanzou wo.
(Aku akan selalu mengejar bayangan pada hari-hari itu)
Kanashimi ni akekure nagara mo ima.
(Meski pun saat ini aku merasakan kesedihan)
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
(Aku dapat hidup di dunia ini meski pun tanpamu)

“Ini adalah bagian yang paling menyenangkan. Kita akan membuat mimpi yang baru. Tapi, jika salah satu dari kita pergi lebih dulu. Kita tidak boleh tinggal terlalu lama di dalam impian kita. Kita harus tetap membuat impian yang baru untuk bergerak maju.”

Impian baru ya? Baiklah. Aku akan memikirkan impian baru itu karena aku sudah pernah berjanji padamu. 

Neji-kun, jika aku dapat melalui impian baru itu dan jika aku dapat bertemu denganmu? Aku pastikan perasaan ini masih mengalir di dalam diriku. Jadi, tunggulah aku. Untuk sekarang, sambil aku memikirkan impian baru itu, bolehkah sesekali aku mengejar bayangan pada hari-hari itu? 

Naruto benar, meskipun saat ini aku merasakan kesedihan. Aku harus dapat hidup di dunia ini meskipun tanpamu.



``TO BE CONTINUED``

Fanfic Neji Tenten : Moshimo

Fanfic Neji Tenten : Moshimo
“MOSHIMO”


Disclaimer :
NARUTO © Masashi Kishimoto
MOSHIMO © Daisuke
FANFIC MOSHIMO © Raira Rin

Pairing : Hyuuga Neji X Tenten

Genre : Hurt/Comfort, Romance, Songfic

Rated : T / M *Karena ada beberapa dialog yang menggunakan
kalimat bermakna ambigu*

Length :
Moshimo – Chapter 1 : 1212 words
Moshimo – Chapter 2 : 1124 words
Moshimo – Chapter 3 : 1167 words

Warning : Fanfic ini mengandung banyak dialog karena 99,9% tokoh-tokoh dalam fanfic saya kali ini adalah tokoh-tokoh berkarakter cerewet. Jadi, gommen, kalau nih fanfic jadi ga jelas karena banyaknya dialog itu.

Summary : “Jika hanya ini mimpi yang aku miliki dan jika aku tak dapat kembali lagi? Tenten, entah bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaan ini?” ucap Neji.

{ HAPPY READING }







MOSHIMO – Chapter 1


Itsu made mo woikaketeiru anata no zanzou wo.
(Aku akan selalu mengejar bayangan milikmu)

Yume ni miru yokogao wa ano koro no mama de.
(Sosok yang kulihat di mimpi sama seperti sebelumnya)
Se no takai kusanami ni hashiri satte kieta.
(Ia berlari dan menghilang di tengah rerumputan yang panjang)
Omoidasu kioku wo kakiwake ato wou boku wa.
(Aku berusaha mengejar dan mengingat kenangan itu kembali)
Modokashiku mo iki wo kirashite saigo wa todokazu ni.
(Namun aku tak dapat menggapainya dan akhirnya akan kehabisan nafas)
Tooku..
(Begitu jauh..)

nannen mae no koto deshou
(Entah berapa tahun telah berlalu)
nidoto modorenai ano basho ni
(Aku tidak dapat kembali ke tempat itu)
oitekite shimatta boku no kokoro sa
(Karena aku hanya akan meninggalkan hatiku)

“NEJI-KUN!” teriak Tenten.

          Tenten terbangun dari tidur yang membawanya ke alam mimpi. Kematian Hyuuga Neji saat menyelamatkan sahabat mereka, Uzumaki Naruto, dalam perang dunia shinobi ke-empat terus saja memenuhi pikiran gadis bermata coklat cerah itu. Menyebabkan teman satu tim sekaligus laki-laki yang disukainya itu sering muncul dalam mimpinya akhir-akhir ini. 

          Dalam mimpi, Tenten mengejar bayangan milik Neji. Sosok Neji yang dilihatnya di dalam mimpi masih sama seperti sebelumnya. Neji bermata lavender yang tidak banyak bicara dan jarang mau menunjukkan perasaan sayangnya. Terutama pada Tenten dan adik sepupunya, Hyuuga Hinata. Neji berambut coklat panjang dengan kunciran di ujung rambutnya yang tidak pernah mau menuruti permintaan-permintaan konyol Rock Lee dan Maito Guy-sensei. Terlalu banyak memikirkannya, membuat Tenten merindukan laki-laki keturunan Hyuuga yang memiliki warna kulit lebih putih darinya itu. Mengingat kebersamaan mereka, membuat senyum manis di bibir mungil Tenten dan melupakan sejenak mimpi semalam yang telah membangunkannya.

          Setelah berakhirnya perang besar dengan kemenangan di pihak Uzumaki Naruto dan kawan-kawan yang membuat lima negara harus membentuk aliansi shinobi, dunia menjadi sedikit lebih tenang dan damai. Tidak ada lagi saling curiga antarnegara. Tidak ada perang antarnegara. Membuat beberapa shinobi bebas dari misi-misi yang biasanya menyibukkan kehidupan mereka dari senin sampai minggu. Meskipun sebagian anggota keluarga besar Konoha harus meninggalkan Konoha demi menyelamatkan Konoha. Tapi, karena perang besar itu pula beberapa anggota keluarga Konoha juga telah pulang kembali.

          Si pembuat onar, Uzumaki Naruto, akhirnya menjadi seorang hokage dan menikahi putri Hyuuga yang paling cantik. Perasaan suka Hyuuga Hinata padanya yang sudah ada selama berabad-abad terbalas sudah. Begitu juga dengan perasaan Haruno Sakura terhadap satu-satunya Uchiha yang tersisa di Konoha. Meskipun seminggu setelah pernikahan mereka, Sasuke harus pergi dari Konoha demi penebusan dosa terhadap seluruh Konoha. Sementara, anggota terakhir Tim Kakashi, Sai, menikah dengan gadis dari keturunan Yamanaka. Sai tidak melamar Ino dengan cara sesuai di dalam buku Almarhum Jiraiya-sensei. Melainkan dengan cara paling manis yang tidak bisa author bayangkan. *Wkwkwk* bilang aja author ga ada ide lamaran pernikahan yang manis. Sementara itu, kapten Hatake Kakashi, ketua Tim 7, memutuskan untuk bersantai menikmati masa mudanya yang masih tersisa bersama rival sejatinya, Maito Guy. Lalu, kapten Yamato, sepertinya harus menikmati cuti sebagai shinobi di rumah sakit Konoha.

          Kurenai Yuhi selaku ketua Tim 8 sibuk membesarkan raja kecil yang Asuma Sarutobi, almarhum suaminya, titipkan padanya. Aburame Shino menjadi seorang guru yang keren di akademi. Inuzuka Kiba melakukan perubahan pada penampilannya menjadi lebih laki-laki lagi dan sedikit...  menggoda. Ntah kapan kedua sahabat Hinata dari Tim Kurenai itu memutuskan untuk menikah.  Seperti dua rival Ino dari Tim Asuma yang sudah bahagia dengan pasangan masing-masing. Akimichi Chouji memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama gadis dari Kumogakure bernama Karui yang merupakan anak didik dari Jinchuriki Hachibi, Killer Bee. Sedangkan, Shikamaru berakhir dengan perempuan yang selama ini dianggapnya sebagai perempuan paling merepotkan se-antero Sunagakure. Siapa lagi kalau bukan putri sulung pemilik kipas raksasa dari pasangan Tuan Kazemaru dan Nyonya Karura? Sabaku No Temari. Eh? Sekarang sudah jadi Nyonya Nara Temari. (^_^)* 

Terakhir, anggota dari Tim 9, tim paling fenomenal di Konoha, Tim Maito Guy. Itu pun menurut Guy-sensei sendiri bukan author. Rock Lee sibuk menurunkan ilmu Taijutsu dan semangat masa mudahnya pada seorang bocah yang memiliki rambut berbentuk mangkok super hitam dan beralis tebal, mirip sekali dengan Lee. Lalu, Tenten? Sore ini dia merasa bosan menjaga toko senjata yang sepi pengunjung karena dunia yang terlalu damai. Dia memutuskan untuk menutup toko dan pergi ke tempat latihan Tim 9. Tempat yang sudah lama tidak ia datangi.

Sesampainya di tempat latihan..

          Tenten memperhatikan setiap pohon di padang rumput yang cukup luas itu. Ada satu, dua, sampai puluhan bekas goresan kunai dan shuriken di sana. Beberapa rumput tak terawat juga sudah tumbuh panjang. Merebahkan tubuh santai ke rerumputan adalah pilihan terbaik yang bisa Tenten lakukan di sana. Memandangi awan menggantikan Shikamaru yang sekarang sudah sangat sibuk dengan jabatannya sebagai asisten sekaligus penasihat Hokage Naruto. Menutup mata dan mengingat beberapa kenangan yang tercipta karena tempat latihan itu. Aaa.. Shikamaru pasti mendapat banyak tugas dan masalah yang merepotkan di kantor hokage disaat seperti ini.

~ FLASHBACK ON ~

“Lee, ayo kita lomba lari keliling Konoha sebanyak 1000 putaran.” Tantang Guy-sensei penuh semangat masa muda seperti biasa.

“Siap Guy-sensei.” Kata Lee sambil memberi hormat bak anggota paskibra SMAN 1 Porong. *Ciyeee author lagi kangen sama masa mudanya ya? (=_=)*

“Agar latihan ini semakin berat dan menantang, bagaimana kalau kau menggendong Tenten dan Guru menggendong Neji?” tanya Guy-sensei.

“Aku tidak mau.” Kata Neji dengan empat sudut siku-siku yang sudah berkedut-kedut di dahinya.

Tenten memasang senyum yang dipaksakan mendengar permintaan gurunya itu. “Ti-tidak usah Guy-sensei. Aku akan berlatih dengan Neji saja. He..he..he..”

“Kalian ini payah. Dimana semangat masa muda kalian? Tunjukkan semangat masa muda kalian pada Konoha!” teriak Guy-sensei dengan mata yang sudah berapi-api membakar alis tebalnya sendiri. Terlalu menggebu-gebu.

“Cih payah! Bukannya Guy-sensei sudah terlalu tua untuk membahas masalah seperti itu. Jadilah sensei yang benar saja.” Balas Neji cuek.

BRAK! KREEEEEK! Sebuah pohon besar pun tumbang karena satu pukulan dari Guy-sensei.

“Bicaralah dengan sopan pada sensei-mu NEJI...! Kau? Dihukum push up 1000X” kata Guy-sensei.

“Iya.. Iya.. berisik sekali.” sahut Neji lalu segera melakukan push up. Lebih baik dia melakukan push up 1000 bahkan 10000X daripada harus menuruti kelakuan konyol sensei-nya itu.

“Aku mau membantu Neji menghitung push up saja.” Kata Tenten.

“Astaga, kedua muridku ini benar-benar tidak punya semangat masa muda.” Kata Guy-sensei dengan bercucuran air mata yang deras mengalahkan hujan di musim panas. *Ehh di musim hujanlah..

“Ayo Neji.” Kata Tenten. “Mulai!”

“Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. enam.. tujuh.. delapan.. sembilan.. sepuluh..”

~ FLASHBACK OFF ~

Mengingat kembali kenangan menyenangkan seperti itu membuat Neji seolah terlihat sedang memandang Tenten dari balik salah satu pohon yang tidak jauh dari tempat Tenten. Membuat Tenten mengangkat tubuhnya dan segera berlari menghampiri Neji. Namun, ketika Tenten tersadar dari khayalannya, Neji pun menghilang di tengah rerumputan yang panjang. Tenten hanya bisa berusaha mengejar dan mengingat kenangan itu kembali. Kenangan yang akhirnya hanya menjadi impian yang tak bisa terwujud. Ya, memang benar. Tidak semua impian dan harapan akan terwujud sesuai dengan keinginan kita. Begitu jauh mereka terpisah. Tidak peduli berapa banyak tahun yang telah berlalu. Itu tidak akan dapat membawa Neji kembali ke tempat itu dan membuat Tenten hanya akan meninggalkan hatinya di sana.

“Ehm.. U-uhm.. Mm.. Hiks Hiks Hiks..”

          Bulir-bulir putih air mata Tenten pun terlepas dari mata coklat cerahnya. Bersamaan dengan turunnya hujan pertama di musim hujan desa daun tempatnya tinggal. Tenten menekuk kakinya. Melingkarkan kedua tangannya. Menyembunyikan wajah sedihnya di sana. Sendirian..

“Neji-kun, aku.. hiks.. hiks.. hiks..”
 
“Aku sangat merindukanmu..”

“Rasanya ingin sekali memintamu untuk dikembalikan. Tapi..”




``TO BE CONTINUED``


RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...