Selasa, 27 Oktober 2015

Dimensi Pengetahuan Dalam IPS





Tugas Pendidikan IPS
“Dimensi Pengetahuan Dalam IPS”



Dosen Pengampu : Ganesh Gunansyah, M.Pd

Disusun Oleh  :
Nisful Laila                             (14010644045)
Nikmatus Sholichah                (14010644046)
Aisyidhah Rahma                   (14010644060)
Deviana Putri Arisandy          (14010644068)
Nisrohah Neni Riyanti            (14010644069)
Sischa Yunita                          (14010644072)
Rosida Priska                          (14010644080)
Noni Vierna Damayanti          (14010644081)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015



DIMENSI-DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN IPS

Terdapat 3 dimensi dalam pembelajaran IPS, yaitu :
1.      Dimensi Pengetahuan
2.      Dimensi Keterampilan
3.      Dimensi Nilai dan Sikap

Berikut penjelasan secara singkat mengenai dimensi pengetahuan dalam IPS :

Dimensi Pengetahuan dalam IPS

Dimensi pengetahuan dibagi menjadi 3, yaitu :

1.      FAKTA

Fakta adalah sesuatu hal yang telah diketahui atau telah terjadi benar, ada. Fakta yaitu sesuatu yang dipercaya atau dituntut bahwa sesuatu itu benar. Jadi, fakta merupakan sesuatu yang benar terjadi dan merupakan kenyataan realitas yang ril, benar dan juga merupakan kejadian nyata.

Fakta merupakan pernyataan pasif dan rumusannya sederhana. Fakta juga data aktual. Contoh : Jakarta adalah ibukota Indonesia.

2.      KONSEP

Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan satu kelompok dari suatu (benda), gagasan, atau peristiwa.

*Kriteria Penanaman Konsep*
Pemahaman suatu konsep tidak terlepas dari pengalaman dan latarbelakang budaya yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang berbagai konsep.

*Konsep-Konsep dalam IPS*
1. Konsep-konsep ilmu sejarah seperti pahlawan, perang, kerajaan, dan lain-lain.
2. Konsep-konsep ilmu ekonomi seperti pasar, uang, konsumen, dan lain-lain.
3. Konsep-konsep ilmu geografi seperti alam, kependudukan, daerah, dan lain-lain.
4. Konsep-konsep ilmu antropologi seperti kesenian, upacara, adat, dan lain-lain.
5. Konsep-konsep ilmu sosiologi seperti norma, nilai, masyarakat, dan lain-lain.

*Langkah-langkah dalam Mengajarkan Konsep*

1)      Misal mengajarkan konsep tentang *Pulau*.
2)      Menunjukkan kepada siswa gambar pulau lengkap dengan suasana pantainya yang dikelilingi laut.
3)      Siswa akan membentuk mental map atau gambaran mentalnya tentang pulau.
4)      Proses pembentukan konsepnya melalui menyebutkan contoh dan non-contoh tentang pulau.

3.      GENERALISASI

Generalisasi merupakan abstraksi dan terikat konsep dan proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena dalam IPS. Generalisasi yaitu hubungan antara dua atau lebih konsep. Misalkan hubungan antara konsep uang, kebutuhan, dan keinginan. Generalisasinya sebagai berikut :

Uang, kebutuhan, keinginan : Setiap kebutuhan dan keinginan memerlukan uang.

KETERKAITAN ANTARA FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI

Berikut adalah contoh dari keterkaitan antara fakta, konsep, dan generalisasi :

SOAL :

1.      Carilah topik dalam pembelajaran IPS!
2.      Dari topik tersebut masing-masing tentukan 3 fakta, 3 konsep, dan 3 generalisasi!

JAWAB :

Topik : Gotong Royong

Fakta :
1.      Kebersamaan (Kerja bakti di desa)
2.      Persaudaraan (Mengadakan program bangun desa)
3.      Tolong Menolong (Antarwarga masyarakat)

Konsep :
1.      Kerjasama sosial
2.      Organisasi sosial
3.      Desa kota

Generalisasi :
1.      Untuk membentuk suatu kerjasama yang baik dibutuhkan kebersamaan dan rasa persaudaraan.
2.      Gotong royong membutuhkan partisipasi antaranggota masyarakat.
3.      Untuk membentuk suatu organisasi sosial, baik di desa maupun di kota yang bertujuan untuk membentuk kerjasama sosial yang baik dibutuhkan adanya rasa persaudaraan, kebersamaan, dan saling tolong menolong.

Menulis Cerita Pendek dan Membuat Naskah Drama serta Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Pendek





Tugas Keterampilan Bersastra

“Menulis Cerita Pendek dan Membuat Naskah Drama serta Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Pendek”





Dosen Pengampu : Dra. Endang Darmawati, M.Pd

Disusun Oleh  :Nisful Laila (14010644045)




UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015





1.     Menulis Cerita Pendek

Himawari
Ditulis oleh : Nisful Laila

Himawari, begitulah teman-teman memanggilku. Aku adalah setangkai bunga matahari. Bunga matahari yang tidak akan bisa jauh dari kotak tanah tempat aku tinggal, air, pupuk, sinar matahari, dan juga manusia pemilikku. Aku tidak bisa pergi jauh meninggalkan mereka. Aku akan selalu membutuhkan mereka.

Chouchou, menyenangkan bisa bertemu dengan seekor kupu-kupu sepertinya. Kupu-kupu indah yang baik hati, menyenangkan dan tahu banyak hal mengenai dunia ini. Tak seperti kupu-kupu lain yang hanya menginginkan nektarku, Chouchou rela menghampiriku setiap hari untuk menceritakan banyak hal tentang pengalaman hidupnya. Dia mengajariku banyak hal baik. Aku sangat menyukai Chouchou. Aku menyukai Chouchou saat kali pertama melihatnya. Aku menyukai Chouchou tanpa tahu kupu-kupu yang seperti apa dia. Aku juga menyukai Chouchou tanpa tahu apa yang dia miliki dalam hidupnya. Aku pernah mendengar manusia pemilikku bercerita tentang cinta pertama. Kini, karena Chouchou, aku tahu bagaimana rasanya. Tanpa aku sadari, aku menjadi penunggu setia terbitnya matahari. Aku benci ketika matahari mulai menenggelamkan dirinya untuk beristirahat walau hanya sejenak. Ntah, ketika bersamanya waktu menjadi cepat berlalu.

Hari ini, Chouchou akan bercerita mengenai perjalanan hidupnya hingga kami dipertemukan di tempat ini. Chouchou pun mulai bercerita tentang perjalanan hidupnya. Setiap fase dalam hidupnya sungguh membuat aku kagum. Wujudnya yang ada dihadapanku sekarang ini sangat pantas dia dapatkan jika mengingat setiap fase yang sudah dia alami. Kupu-kupu indah yang sekarang sedang bersamaku ini berasal dari sebuah tempat yang cukup jauh dari tempat aku tinggal. Ntah bumi bagian mana tempat asalnya itu, aku belum pernah ke sana.

Petualangannya dimulai ketika dia menjadi sebuah telur yang kecil dan lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, telur itu pun menetas menjadi seekor makhluk baru yang disebut ulat. Saat kupu-kupu harus melewati masa menjadi ulat kecil, kebanyakkan makhluk akan menjauhinya karena wujud tubuhnya yang menjijikkan dan bisa menyebabkan gatal jika tersentuh.
“Menjadi ulat adalah bagian paling merepotkan dan penuh perjuangan. Saat aku menjadi seekor ulat akan ada dua makhluk yang aku temukan. Pertama makhluk yang menyukai aku dan mau jadi temanku, kebanyakkan dari mereka sih sesama ulat juga. *hehehe* Kedua makhluk yang tidak menyukai aku dan pastinya ingin membunuhku. Padahal, aku tidak melakukan apapun pada mereka. Aku tidak pernah ingin membuat gatal teman-teman atau manusia yang ada di dekatku. Saat aku menjadi seekor ulat, aku sangat suka makan daun. Aku juga suka berpetualang ke tempat-tempat baru untuk mendapatkan daun yang lebih enak.”

“Mmm.. Untung ya kita bertemu saat kamu sudah menjadi kupu-kupu seperti sekarang? Kalau saja kita bertemu saat kamu masih seekor ulat bisa-bisa habislah daunku.” Kataku membuat Chouchou tertawa. Aku sangat suka mendegar suara tawa Chouchou. Aku suka kedua sayapnya yang berwarna hitam dengan kombinasi beberapa warna putih kecil di masing-masing sayapnya. Aku juga suka melihat dia saat bicara, saat dia sedang makan, atau saat dia sedang terbang.

Setelah berjuang hidup dengan wujud ulatnya, Chouchou masih harus berjuang lagi. Perjuangan yang disebut fase kepompong oleh manusia. Fase dimana dia harus sendirian didalam gulungan-gulungan benang yang rapuh. Sungguh perjalanan hidup yang jauh berbeda dengan perjalanan hidupku. Dalam hidupku, aku terlahir dari sebuah bibit kecil. Manusia pemilikku menyediakan tanah untuk aku tinggal, air dan pupuk untuk aku makan, dan ada sinar matahari yang setia membantu aku untuk tetap hidup. Aku juga memiliki banyak teman. Ada Akaibara, Shirobara, Kiiroibara, Pinku, Sakura, dan yang lain-lain. Aku tidak terbiasa melakukan apapun sendirian. Aku selalu bergantung pada makhluk lain. Sementara ulat, begitu berat perjuangannya untuk menjadi indah seperti sekarang yang bisa aku lihat. Bisakah aku menyukainya saat dia berwujud ulat? Aku rasa tidak semudah itu. Waktu terus berlalu dan fase kepompong itu pun berakhir. Perlahan kupu-kupu keluar dari kepompong dan mulai mencoba untuk mengepakkan sayapnya. Terbang melewati tangkai-tangkai bunga, terbang diatas rerumputan yang hijau, hingga dia sampai di tempatku ini. Pasti menyenangkan bisa terbang berkeliling dan melihat isi dunia dari atas sana.




“Chouchou, terkadang aku merasa iri dengan bunga lain. Coba lihat Akaibara, Shirobara, Kiiroibara, dan Pinku. Mereka adalah bunga mawar yang cantik dan manusia suka menjadikan mereka sebagai lambang dari cinta.Lalu, ada bunga melati yang baunya harum hingga banyak manusia yang menyukainya. Ada juga bunga anggrek, dia sangat indah dan harganya mahal. Pasti menyenangkan jika menjadi bunga seperti mereka. Apalagi menjadi Sakura, Si Cherry Blossom lambang negara favorit banyak orang.”

“Kamu tidak boleh merasa iri hanya karena bunga lain memiliki kelebihan yang berbeda darimu. Menjadi mereka tidak se-menyenangkan yang kamu pikir. Bunga mawar? Iya benar lambang cinta. Ditanam, dirawat, dipetik, layu, dan mati. Terkadang, aku merasa aneh, kenapa manusia perempuan sangat senang ketika menerima bunga mawar dari pasangannya? Bunga melati? Iya memang harum. Jangan bayangkan saat kamu harus diolah untuk dijadikan minuman teh. Kamu mengerti, Himawari?”

Aku terdiam setelah mendengar nasihat dari Chouchou, menyentuh. Selama ini, aku tidak pernah memikirkan itu. Ditanam, dirawat, dipetik, layu, dan mati. Diolah untuk dijadikan minuman teh.

“Nah, Himawari, mulai besok pagi lakukan perintahku ini. Pikirkan hal-hal positif mengenai dirimu atau semua hal baik yang kamu miliki di dalam dirimu agar kamu lebih pandai bersyukur.” kata Chouchou sambil tersenyum padaku. Setelah itu, dia terbang untuk pulang ke rumahnya. Namun, ada satu bagian dari perjalanan hidup Chouchou yang tidak dia ceritakan padaku. Hanya satu bagian.

Beberapa hari kemudian..

“Pinku.. kenapa Chouchou tidak pernah datang ke sini lagi ya?” tanyaku.

“Tentu saja. Bukankah seharusnya ini sudah lewat dari tujuh hari.” SahutAkaibara.

“Memangnya kenapa kalau sudah lewat dari tujuh hari? Apa kupu-kupu suka berpindah tempat setelah tujuh hari tinggal?” tanyaku lagi.

“Himawari, saat kamu terlahir sebagai seekor kupu-kupu, sebuah anugerah besar jika kamu diberi umur panjang sepuluh hari. Tapi, jika kamu tidak ditakdirkan memiliki anugerah itu, bersyukurlah karena bisa hidup selama tujuh hari.” Jawab Pinku.

“Kupu-kupu itu memang salah satu ciptaan Tuhan yang indah. Tapi, sebagai gantinya, Tuhan hanya memberi tujuh sampai sepuluh hari untuk mereka hidup.” Tambah Akaibara.





Chouchou, terima kasih untuk persahabatan kita.
Terima kasih sudah mau berteman denganku.
Terima kasih karena sudah mengajariku tentang banyak hal baik.






2.     Menulis Naskah Drama Berdasarkan Cerita Pendek “Himawari”

Hari ini, Chouchou akan menceritakan perjalanan hidupnya kepada Himawari.

Chochou          : Selamat pagi, Himawari.

Himawari        : Oh hai Chouchou, selamat pagi juga.

Chouchou        : Himawari, aku punya cerita nih? Kamu mau dengerin ga?

Himawari        : Ah iya, tentu saja.

Chochou          : Tapi, sebelum itu, aku juga punya mantra ajaib dan kamu harus
mengucapkannya dulu jika ingin mendengarkan ceritaku.

Himawari        : Bagaimana mantranya?

Chouchou        : Bunga bersinar tunjuk kekuatan. Balikkan waktu balikkan milikku. Sembuhkan luka, ubahlah nasib, selamatkanlah. Kembalikkan semua. Semua milikku.

Himawari        : Bunga bersinar tunjuk kekuatan. Balikkan waktu balikkan milikku.
Sembuhkan luka, ubahlah nasib, selamatkanlah. Kembalikkan semua. Semua milikku.

Chouchou pun mulai bercerita tentang perjalanan hidupnya. Petualangannya dimulai ketika dia menjadi sebuah telur yang kecil dan lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, telur itu pun menetas menjadi seekor makhluk baru yang disebut ulat. Saat kupu-kupu harus melewati masa menjadi ulat kecil, kebanyakkan makhluk akan menjauhinya karena wujud tubuhnya yang menjijikkan dan bisa menyebabkan gatal jika tersentuh.

Setelah berjuang hidup dengan wujud ulatnya, Chouchou masih harus berjuang lagi. Perjuangan yang disebut fase kepompong oleh manusia. Fase dimana dia harus sendirian didalam gulungan-gulungan benang yang rapuh. Sungguh perjalanan hidup yang jauh berbeda dengan perjalanan hidup Himawari. Dalam hidup Himawari, dia terlahir dari sebuah bibit kecil. Manusia pemiliknya menyediakan tanah untuk dia tinggal, air dan pupuk untuk dia makan, dan ada sinar matahari yang setia membantu dia untuk tetap hidup. Himawari juga juga memiliki banyak teman. Ada Akaibara, Shirobara, Kiiroibara, Pinku, dan Sakura. Sementara ulat, begitu berat perjuangannya untuk menjadi indah seperti sekarang yang bisa Himawari lihat. Waktu terus berlalu dan fase kepompong itu pun berakhir.
Perlahan kupu-kupu keluar dari kepompong dan mulai mencoba untuk mengepakkan sayapnya. Terbang melewati tangkai-tangkai bunga, terbang diatas rerumputan yang hijau, hingga dia sampai di tempat tinggal Himawari.

Himawari        : Mmm.. Pasti menyenangkan bisa terbang berkeliling ke beberapa tempat
baru sepertimu.

Chouchou        : Benarkah? Jika saja aku ditakdirkan menjadi setangkai bunga maka aku ingin
menjadi dirimu, Himawari. Setangkai bunga matahari yang cantik.

Himawari        : (tertawa kecil) Apa yang sedang kamu katakan, Chouchou? Hmmm..
Chouchou, terkadang aku merasa iri dengan bunga lain. Coba lihat Akaibara, Shirobara, Kiiroibara, dan Pinku. Mereka adalah bunga mawar yang cantik dan manusia suka menjadikan mereka sebagai lambang dari cinta.Lalu, ada bunga melati yang baunya harum hingga banyak manusia yang menyukainya. Ada juga bunga anggrek, dia sangat indah dan harganya mahal. Pasti menyenangkan jika menjadi bunga seperti mereka.

Chouchou        : Kamu tidak boleh merasa iri hanya karena bunga lain memiliki kelebihan
yang berbeda darimu. Menjadi mereka tidak se-menyenangkan yang kamu pikir. Bunga mawar? Iya benar lambang cinta. Ditanam, dirawat, dipetik, layu, dan mati. Bunga melati? Iya memang harum. Jangan bayangkan saat kamu harus diolah untuk dijadikan minuman teh. Kamu mengerti, Himawari?

Himawari        : (hanya terdiam karena mendengar nasihat dari Chouchou)

Chouchou        : Nah, Himawari, mulai besok pagi lakukan perintahku ini. Pikirkan hal-hal
positif mengenai dirimu atau semua hal baik yang kamu miliki di dalam dirimu agar kamu lebih pandai bersyukur. Kamu mengerti, Himawari?

Himawari        : Siap tuan pemakan nektar.

Beberapa hari kemudian...

Hari ini, Himawari sedang menunggu kedatangan Chouchou bersama teman-temannya yaitu Akaibara dan Pinku.

Himawari        : Pinku.. kenapa Chouchou tidak pernah datang ke sini lagi ya?

Akaibara          : Tentu saja. Bukankah seharusnya ini sudah lewat dari tujuh hari.

Himawari        : Memangnya kenapa kalau sudah lewat dari tujuh hari? Apa kupu-kupu suka
berpindah tempat setelah tujuh hari tinggal?

Pinku               : Himawari, saat kamu terlahir sebagai seekor kupu-kupu, sebuah anugerah
besar jika kamu diberi umur panjang sepuluh hari. Tapi, jika kamu tidak ditakdirkan memiliki anugerah itu, bersyukurlah karena bisa hidup selama tujuh hari.

Akaibara          : Kupu-kupu itu memang salah satu ciptaan Tuhan yang sangat indah. Tapi,
sebagai gantinya, Tuhan hanya memberi tujuh sampai sepuluh hari untuk mereka hidup.

Himawari        : Benarkah? Kenapa Chouchou tidak bilang? Dia bahkan tidak mengucapkan
selamat tinggal padaku.

Pinku               : Aku turut menyesal, Himawari. Aku pikir kamu sudah tahu tentang ini.

Akaibara          : Chouchou pasti punya alasan untuk tidak mau menceritakan ini padamu.

Pinku               : Mungkin saja dia tidak bisa melihatmu bersedih. Jadi, bersemangatlah.

Himawari        : Terima kasih Akaibara.. Pinku..


3.     Menganalisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Himawari”

A.    TEMA
Tema dari cerita pendek “Himawari” adalah persahabatan antara Himawari (bunga matahari) dan Chouchou (kupu-kupu).

B.     PENOKOHAN

1)      Himawari
-          Kurang percaya diri
-          Kurang pandai bersyukur
-          Suka bercanda

2)      Chouchou
-          Pandai bersyukur
-          Pandai memotivasi teman
-          Pandai menasehati teman

3)      Akaibara
-          Baik hati

4)      Pinku
-          Baik hati

C.     LATAR/SETTING

Tempat            : Taman bunga
Waktu :
- Pagi (Saat Chouchou bercerita tentang perjalanan hidupnya)
- Pagi (Saat Himawari sedang mengobrol dengan Akaibara dan Pinku)
Suasana           :
-          Tenang (Saat Chouchou menasihati Himawari)
-          Sedih (Saat Akaibara dan Pinku memberitahu Himawari bahwa Chouchou telah mati.

D.    ALUR
Cerita pendek “Himawari” menggunakan alur maju.  Alur maju yaitu cerita pendek dimulai dari awal hingga akhir.

E.     SUDUT PANDANG
Cerita pendek “Himawari” menggunakan sudut pandang orang pertama. Sudut pandang orang pertama yaitu pengarang terlibat langsung dalam cerita ditandai penggunaan kata ganti orang, dia, mereka dan sebagainya atau menggunakan nama tokoh.

F.      AMANAT
-          Setiap ciptaan Tuhan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, bukan hanya bisa melihat kekurangan diri sendiri, kita juga harus bisa melihat kelebihan diri sendiri agar kita lebih bersyukur.
-          Jangan merasa iri dengan kelebihan yang dimiliki oleh teman kita. Terkadang, menjadi orang lain dengan segala kelebihannya tidak se-menyenangkan seperti kelihatannya.
-          Pada dasarnya, hidup itu singkat. Oleh karena itu, isilah hidup dengan melakukan hal-hal yang baik seperti berbagi pengalaman yang bisa memotivasi teman kita.

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...