Minggu, 19 Juli 2015

Fanfic Pain Konan : Mathematic Kiss

“Mathematic Kiss”

Terima kasih untuk pemilik blog Http://Rifandy23.blogspot.com atas tulisan anda mengenai “Cara Membuktikan Jumlah Sudut Segitiga adalah  180 Derajat” yang menjadi inspirasi untuk saya menulis fanfic yang mungkin teramat ga jelas ini. (^_^) Sebenarnya, saya tuh pengeeen gitu sekali-sekali bikin songfic. Tapi, ga ada imajinasi yang mengarah ke sana. huh, sebel eun.. thanks to teman-teman yang ga sengaja nemu dan baca nih fanfic. Boleh kasih saran. Boleh kasih kritik. Boleh kasih komentar. (^_^)



A Fanfiction Imajinated by Raira Rin.
Disclaimer : Naruto beserta segenap keluarga besar Akatsuki adalah kepunyaan Masashi Kishimoto.
Pairing : Pain (Akatsuki) X Konan (Akatsuki)
Genre : Fluff
Rated : T
Length : 1312 words

Warning : AU, little OOC, banyak percakapan, kalimat aneh, tanda baca amburadul, fanfic yang dikutuk Dewa Jashinnya Hidan. (T_T)

Summary : Pain yang tidak kalah jenius dari Itachi dan Kakuzu dalam masalah hitung berhitung mendapat tugas untuk menjadi guru privat matematika Konan. Konan pun memanfaatkan fenomena ini untuk mendapatkan tiket candle light dinner bersama Pain. Apakah Konan berhasil berhasil berhasil, horeee?

Have a nice read
Arigatou, mina-san..



Suatu Minggu di Amegakure..

            Segitiga adalah nama suatu bentuk yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut. Matematikawan Euclid yang hidup sekitar tahun 300 SM menemukan bahwa jumlah ketiga sudut di suatu segitiga pada bidang datar adalah 180 derajat. Untuk membuktikan bahwa jumlah sudut dalam segitiga 180 derajat, ada tiga cara yang dapat dilakukan. Pertama, pembuktian dengan menggunakan alat ukur sudut atau busur derajat. Ini adalah cara paling sederhana dan mudah apabila kita mempunyai busur derajat. Misal kita punya segitiga sembarang seperti pada gambar di buku halaman 33 dan diberi nama tiap titik sudutnya yaitu A, B, dan C. Pada segitiga terdapat sudut CAB, sudut ABC, dan sudut ACB. Dengan menggunakan busur derajat asing-masing sudut diukur dan dihitung besar sudutnya. Setelah itu, ketiga sudut tersebut dijumlahkan dan hasilnya akan berjumlah 180 derajat. CAB + ABC + ACB = 180.

            Cara kedua, pembuktian dengan memperpanjang garis dari salah satu sisi. Pertama, buat segitiga sembarang. Setiap titik sudut diberi nama. Misalkan titik C segaris dengan AC. Lalu, kita beri titik dan nama yaitu D sehingga kita mendapat garis CD. Melalui titik C, buat garis yang sejajar dengan AB. Setelah itu diberi titik dan nama yaitu E yang menghasilkan garis CE. Sehingga garis AB, garis CE sudut ABC berseberangan dalam dengan sudut BCE, jadi sudut ABC = sudut BEC. Sudut BAC sehadap dengan sudut DCE, jadi sudut BAC = sudut DCE dan dapat kita simpulkan bahwa sudut ACB + BCE + DCE = 180. Cara ketiga, pembuktian dengan menggunakan bantuan garis yang sejajar salah satu sisi. Buat segitiga sembarang dan beri nama tiap titik sudutnya, misalkan A, B, dan C. Buatlah garis yang sejajar sisi AB dan melalui titik C, beri nama garis tersebut DE. Sudut CAB berseberangan dalam dengan sudut ACD, sudut CAB = sudut ACD = X. Sudut ABC berseberangan dalam dengan sudut BCE, sudut ABC = sudut BCE = Y dan besar sudut ACB yaitu Z. Sehingga jumlah sudut ACD + ACB + BCE = X + Z + Y = 180. (Rifandy23.blogspot.com)

            Pain sibuk menjelaskan cara membuktikan jumlah sudut segitiga adalah  180 derajat kepada Konan sambil mondar-mandir pelan. Sudah seminggu ini dia mendapat tugas dari Orochimaru-sensei untuk membantu Konan belajar karena nilai matematika Konan yang bisa dibilang (kalian tahu-lah). Sementara itu, Konan malah sibuk memandangi classmate sekaligus guru privat dadakannya itu dengan tatapan maju mundur cantik. Rambut oranye yang acak-acak keren. Mata ungu yang tajam. Rentetat tindik di hidung mancungnya. Bibirnya yang tipis-tipis sexy. Kombinasi pemandangan yang sempurna untuk menikmati hari minggu yang cerah ceria. Ditambah dengan beberapa camilan dan minuman dingin. Kamar bernuansa jubah Akatsuki milik Pain pun berubah menjadi dunia fanfic dengan Pain dan dia sebagai tokoh utama.

“Pain-sensei, aku bosan belajar matematika terus. Belajar yang lain ya?”

“Aku tidak dibayar untuk mengajarimu mata pelajaran yang lain. Bahkan, aku juga tidak dibayar untuk mengajarimu matematika.”

“Perhitungan sekali. Makanya jangan banyak bergaul dengan Kakuzu.”

“Aku mau ambil minuman dingin lagi. Kau kerjakan saja soal-soal di buku ini.” perintah Pain lalu meninggalkan Konan di kamarnya bersama buku-buku yang berserakan di meja dan lantai.

“Aku tahu dia itu memang tampan. Tapi? Aku tidak mengerti sama sekali yang dia ajarkan padaku. Hehehe..” kata Konan. “Lagipula, untuk ukuran laki-laki, dia itu sedikit aneh. Ada perempuan cantik di kamarnya dia malah tertarik untuk belajar matematika. Hemmm..”

            Konan melepas jepit rambut berbentuk mawar putih dari rambutnya. Membiarkan rambut biru keungu-unguannya terurai bebas tertiup hembusan angin yang berasal dari kipas angin di kamar Pain. Mata cantiknya yang berwarna oranye perlahan terasa sangat berat. Hingga akhirnya... BRUK!!! Konan pun tertidur. Kepalanya jatuh ke meja menindih buku matematika yang berisi soal-soal yang merepotkan otaknya. Tidak lama kemudian, Pain kembali ke kamarnya dan mendapati Konan yang sudah tertidur cantik seperti anak kecil yang kelelahan karena banyak bermain. Ditariknya selimut untuk melindungi tubuh mungil Konan dari angin. Tanpa perintah, tangan Pain reflek  membelai lembut rambut sebahu Konan dan tiba-tiba..

“DORR!!!” getak Konan. Pain langsung menggeser tubuh atletisnya dari tubuh mungil Konan.

“Hayooo Pain-sensei mau berbuat apa sama Konan-chan?” goda Konan sambil menunjuk hidung bertindik Pain.

“Jangan tidur sembarangan di kamar laki-laki. Itu tidak sopan tahu!” balas Pain mengalihkan pembicaraan sambil menyingkirkan jari Konan dari hidungnya.

“Ini membosankan. Bagaimana kalau kita taruhan?” tantang Konan.

"Taruhan apa?" tanya Pain.
“Kalau nilai ulangan harian matematikaku minggu depan lebih baik dari nilaimu. Kamu harus mengajakku kencan di depan teman-teman Akatsuki.”

“Kalau kau yang kalah?”

“Kamu yang putuskan sendiri.”

“Nanti kau menyesal kalau aku yang putuskan.”

“Sudah putuskan saja keinginanmu jika aku yang kalah.”

“Cium aku di depan teman-teman Akatsuki. Bukan di sini (nunjuk pipi) tapi di bagian yang ini (nunjuk bibir).”
Seketika darah Konan berkumpul di kedua pipinya menandakan kalau dia sedang malu. “B-baiklah! Aku tidak takut!.”

Satu minggu kemudian..

            Orochimaru-sensei memasuki ruang kelas Akatsuki dengan membawa tumpukan-tumpukan kertas yang berisi soal-soal matematika yang akan mengantarkan Konan ke sebuah candle light dinner romantis atau malah membuat dia berakhir mencium Pain di depan teman-teman Akatsukinya. Orochimaru-sensei segera membagikan soal dan melakukan patroli keliling kelas. Tampak jenius yang irit bicara seperti Itachi dengan tenang mulai mengerjakan soal-soal yang ada. Di depannya ada Hidan yang masih sibuk berdoa kepada Dewa Jashin demi kelancaran ulangan harian matematikanya. Di belakangnya, ada dua makhluk bernama Deidara dan Sasori yang berdebat dengan suara lirih mengenai jawaban soal nomor satu. Di samping kanannya, ada Kakuzu yang tidak kalah jenius dengan Itachi jika sudah menyangkut masalah hitung menghitung. Terakhir, di samping kirinya, ada Kisame yang dengan sabar menunggu bocoran jawaban dari Itachi. Sementara, Pain, Konan, Tobi, dan Zetsu juga tampak tenang menikmati ulangan harian matematika yang sudah berlangsung selama 15 menit itu.

Keesokkan harinya..

“Uchiha Itachi..” panggil Orochimaru-sensei. “Seharusnya aku membebaskanmu dari ulangan harian mengingat kau adalah jenius Uchiha dari Konoha.”
“Terima kasih sensei-sama..”

            Orochimaru-sensei memanggil satu persatu nama anggota kelas Akatsuki untuk membagikan hasil ulangan harian matematika hingga akhirnya..

“Pain dan Konan..”
 
“Konan? Berusahalah lebih giat lagi agar kau bisa melampaui Pain-sensei-mu ini.”

            Setelah membagikan hasil ulangan harian matematika, Orochimaru-sensei pun keluar dari kelas dan saatnya bagi Pain untuk menagih taruhannya dengan Konan.

“CIUM.. CIUM.. CIUM..” teriak Deidara dan Sasori kompak. Dasar duo kompor meleduk. (-_-*)
“Se-sebaiknya, kalian melupakan saja taruhannya. Taruhan itu tidak baik lho.. ciuman juga tidak baik. Kita kan masih anak sekolah satu SMA..” sahut Tobi selaku anak baik-baik mengingatkan Pain.

“Hey Hidan, ayo taruhan mobil kesayangan kita. Aku bertaruh, Konan akan berani mencium Pain.” Kata Kakuzu.

“Setuju.” Kata Hidan. “Dasar Kakuzu matre. Mana ada cewek yang mau cium cowok di depan banyak orang. Aku pasti menang taruhan ini.” batin Hidan.

“Cepatlah Konaaan..” teriak Zetsu tidak sabar. Seharusnya, orang yang tidak sabar adalah Pain.

            CUP! Akhirnya, Konan mempertemukan bibir mungilnya dengan bibir Pain. Kakuzu menyalakan kembang api untuk merayakan kemenangannya. Sementara, Hidan mengadu sedih pada Dewa Jashin. Itachi dan Kisame memutuskan untuk keluar dari ruang kelas yang berubah menjadi bioskop dadakan itu. Sedangkan, Tobi menutup erat matanya. Setelah berlangsung beberapa menit, Pain pun membiarkan Konan melepas ciuman taruhan itu. Saat Konan hendak keluar dari kelas dengan wajah cantiknya yang tampak kesal bercampur malu bercampur hal-hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Pain menahan lengannya dan berkata..

“Konan-chan, maukah kamu kencan denganku?”

            Wajah cantik Konan yang kesal seketika memerah. Bukan karena Pain mengajaknya kencan. Tapi, karena ternyata, Pain tidak sejahat itu mengenai taruhan mereka.

“Anggap saja ini hadiah karenaaa kamu sudah menepati janji taruhan kita.” *Laluuu? Cium lembut pipi Konan. Ooouuu.. manisnyaaa..*

“Eciyeee.. ciuman, kencan, jadian, dan bentar lagi segenap keluarga besar Akatsuki bakal ngadain pesta pernikahan nih..” goda Deidara.

“Bukannya yang benar itu jadian, kencan, terus ciuman..” tolak Sasori.

“Tapi kenyataan yang terjadi di depan mata kita dan bisa kau lihat sendiri adalah seperti yang aku katakan, Sasori!” balas Deidara.

“Tapi, tetap saja itu tidak benar tau!” balas Sasori. 

Mulai lagi berdebat (o_O)

“Me-menurutku keduanya tidak benar. Lebih baik langsung menikah saja untuk menghindari fitnah tetangga.” Kata Tobi menjadi penengah.

“DIAM!!!” teriak Sasori dan Deidara bersamaan. Konan hanya tertawa kecil melihat tingkah teman-temannya itu.



xXx THE END xXx

Fanfic Naruto Hinata : Lavender Eyes

“Lavender Eyes”



A Fanfiction Written by Raira Rin, The Most Beautiful Author se-antero Sidoarjo. *Dirasenggan Naruto* (T_T)
Disclaimer : Naruto selamanya milik Masashi Kishimoto.
Pairing : Uzumaki Naruto X Hyuuga Hinata
Genre : Romance
Rated : T
Length : 1953 words
Warning : Gaje (maybe yes) Aneh (maybe yes) Abal (maybe yes)
Summary : Maaf, ga jago bikin summary. Jangan dirasenggan maupun byakugan, pleaseee.. *Terus summary-nya MA-NAA???* (-_-)



Just Happy Reading.. (^_^)
DONT LIKE DONT READ DONT COPAS


Arigatou, mina-san..



“Uughhh? Siapa kalian?” tanya laki-laki berambut durian bernama Uzumaki Naruto.

Naruto baru saja bangun setelah seminggu terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit Konoha karena jatuh ke jurang dengan kedalaman cinta Hinata padanya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

“Apa maksudmu, Naruto?” tanya perempuan bermata emerald. Wajah perempuan itu terlihat tak asing untuk Naruto. Namun, Naruto tidak bisa mengingatnya.

            Sementara Sakura dan kawan-kawan sibuk memastikan yang sedang terjadi dengan otak ramen Naruto, seorang laki-laki berambut acak abu-abu mengintip mereka dari balik pintu kamar rawat Naruto sambil tersenyum licik. Mengetahui Naruto fix hilang ingatan, laki-laki itu pun segera pergi dari rumah sakit. Menemui perempuan cantik bernama Haku.

“Ini kesempatanmu untuk mendapatkannya.” ujar Toneri memulai pembicaraan.
“Apa boleh seperti itu?” tanya Haku.

“Sudahlah. Rencana kita pasti berhasil.” jawab Toneri.

Sementara itu di rumah sakit..
 
            Naruto mencoba mengingat satu persatu orang-orang yang mengelilinginya. Orang pertama, Aburame Shino, jelas orang pertama yang akan dilupakan oleh Naruto ketika dia hilang ingatan. *Shino sweatdrop(T_T)* Orang kedua, Inuzuka Kiba, Naruto tidak ingat kebenaran tentang dirinya yang memiliki kucing peliharaan. “Aku ini bukan kucing tau!” Shino menyeret Kiba keluar kamar Naruto sebelum Naruto benar-benar tidak punya ingatan karena dihajar oleh Kiba. Orang ketiga, Nara Shikamaru dan Akimichi Chouji, teman bolos Naruto selama di akademi. Wajah Shikamaru terlalu merepotkan untuk diingat oleh Naruto. Sedangkan, wajah Chouji terasa bikin sesak otaknya. Orang keempat Rock Lee dan Hyuuga Neji, jika Naruto tidak bisa mengingat teman bolosnya, apalagi mengingat kalian berdua. Lupakan saja. *Di byakugan Neji(-_-)*  Berikutnya, ada dua perempuan. Perempuan pertama, Yamanaka Ino, tampak sexy dengan pakaian yang memperlihatkan sebagian perutnya dilengkapi rambut super panjang berwarna sama seperti warna rambut Naruto. Sedangkan perempuan kedua, Tenten, memiliki rambut dicepol dua dan mata yang sama-sama berwarna coklat. Tetap saja, otak Naruto terlalu lamban untuk mengingat kedua temannya itu. Mungkin, chidori milik Uchiha Sasuke pantat ayam sahabatnya-lah yang bisa mengembalikan ingatannya yang payah itu.

“Kalau aku, apa kau tidak ingat juga, Naruto?” tanya Sai dengan senyum yang membuat Naruto semakin hilang ingatan. (-_-)

Akhirnya, Haruno Sakura pun turun tangan. Sahabat sekaligus ninja medis cantik yang dari seminggu lalu merawat Naruto.

“Aku tau siapa kau?” kata Naruto heboh sambil menunjuk Sakura.

“Benarkah? Akhirnya. Tidak sia-sia aku rela jadi sahabatmu.”

“Iya. Kau adalah ninja medis yang merawatku kan?” Sakura dan kawan-kawan sweatdrop berjamaah hingga tersisa seorang perempuan hyuuga berambut indigo panjang.

“Apa kamu juga tidak ingat denganku, Naruto-kun? Aku ini..” BRAKK!!! Ucapan perempuan itu terhenti karena suara pintu yang dibuka dengan keras karena tergesa-gesa.

“Naruto-kun, kamu baik-baik saja?” tanya perempuan itu sambil menyingkirkan Hinata dan Sakura dari dekat Naruto.

“Kamu ini siapa?” tanya Naruto.

“Ah Naruto-kun jangan bercanda. Masa’ sama pacar sendiri lupa. Aku Haku, pacarmu.”

            Sakura, Ino, dan Tenten tampak kesal mendengar pengakuan sembarangan Haku. Sedangkan, Hinata dan orang-orang yang tersisa di sana tampak tenang meskipun sedikit terkejut.

“Pacarku? Ah iya benar. Aku memang punya pacar. Pacarku itu memiliki wajah yang sangat cantik. Senyumnya manis dan rambutnya panjang dengan warna gelap. Ciri-cirinya sesuai denganmu. Tapi? Aku tidak bisa mengingat wajahnya dengan jelas. Maaf..” *Masalah cewek aja inget(=_=)*

            Hinata senang dengan semburat merah cherry diwajahnya mendengar penjelasan Naruto mengenai gambaran pacarnya meskipun Naruto tidak ingat wajah sang pacar. Haku menatap kesal wajah bahagia Hinata dan segera mengalihkan pembicaraan.

“Sakura-san, apa Naruto-kun sudah boleh pulang?” tanya Haku.

“Iya tentu saja. Tapi, sebagai PA-CAR-NYA Naruto, bantulah dia untuk mengembalikkan ingatannya.” Jawab Sakura ketus dengan memberikan penekanan keras pada nada bicaranya saat menyebut kata pacar.

Hinata terdiam melihat laki-laki bermata biru shappire itu dibawa pergi oleh Haku yang mengaku sebagai pacarnya. Setiap hari perempuan bermata lavender itu berharap jadi orang yang akan mengantar Naruto pulang setelah dia keluar dari rumah sakit. Namun, lagi-lagi dia harus bersabar menghadapi otak pacarnya yang lamban itu. Ditambah lagi dia hilang ingatan. Lalu, Hinata menceritakan mengenai keadaan Naruto pada Toneri sambil makan nigiri suzhi yang dia pesan. Toneri mendengarkan *berpura-pura mendengarkan maksudnya karena sebenarnya dia sudah tahu* sambil minum teh kesukaannya.

“Keterlaluan sekali. Dia tidak mengingatmu sama sekali.” kata Toneri menambah ekpresi sedih di wajah Hinata.

“Dia mengingatku kok. Hanya saja lupa dengan wajahku. Ingatannya pasti akan kembali karena yang hilang hanya ingatannya bukan hatinya.” Jawab Hinata mencoba mengembalikan keyakinan dan semangatnya membuat Toneri merasa kesal.

Keesokkan harinya..

            Hinata dan kawan-kawan berkumpul di halaman belakang desa. Mereka membuat rencana untuk mengembalikan ingatan Naruto. Pertama, Shino dan Kiba akan menculik Haku agar perempuan itu tidak menganggu rencana mereka. Kedua, Shikamaru dan Chouji akan membawa Naruto ke tempat bolos mereka semasa masih belajar di akademi. Lalu, ketiga, Lee dan Sai? Lupakan. Mereka tidak banyak kenangan yang dapat membantu. *Sai mengubur diri hidup-hidup disamping makam kakak Shin (T_T)* Sudah tidak diingat oleh Naruto, sekarang pun dia tidak dapat bagian untuk menolong mengembalikan ingatan Naruto.

“Aku akan menyerangnya dengan byakugan. Ingatannya itu payah.” sahut Neji.

“Neji nii-san..” kata Hinata khawatir.

“Hinata, apa kalian tidak punya tempat yang sekiranya bisa mengembalikan ingatan Naruto?” tanya Tenten mencoba menyelamatkan Naruto dari byakugan Neji.

Hinata berpikir dan teman-temannya menunggu.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

“Ada. Sebelumnya Naruto bilang akan membawaku ke sebuah tempat. Dimana kami akan duduk berdua diatas empat masa lalu Konoha dan melihat dua bintang paling terang diantara bintang-bintang yang lainnya.”
“Tempat macam apa itu?” kata Ino.

            Pernyataan Hinata membuat semua orang yang ada diperkumpulan itu melihat ke arah Shikamaru. Laki-laki ber-IQ diatas 200 itu pasti bisa memecahkan maksud yang sebenarnya dari pernyataan Hinata.

“Apa?” tanya Shikamaru santai.

“Berpikir atau kehilangan IQ diatas 200-mu (baca : mati)?” ancam Ino dan Sakura.

“B..ba..baik..baiklah gadis-gadis. Kita santai sedikit ya?” Shikamaru tidak punya pilihan lain. Setelah Ino menggunakan shinteshiu no jutsu padanya, Sakura pasti akan memukulnya keras dengan kekuatan yang sama seperti Nona Tsunade, anggota 3 sannin legendaris yang kini menjabat sebagai godaime hokage.

“Jika dugaanku benar, empat masa lalu konoha itu adalah patung keempat mantan hokage. Dua bintang paling terang tentu saja kedua orang tuanya yang sudah meninggal.”

“Keturunan klan Nara memang cerdas.” Kata Ino sambil memeluk erat sahabatnya, Shikamaru.

            Neji merasa ada yang aneh dan segera mengaktifkan mata byakugannya. Dia menangkap Toneri yang tengah sibuk mengintip dan menguping pembicaraan mereka dari balik pohon. Jangankan menggunakan mata byakugan, mata orang biasa saja bisa melihat kalau Toneri terlihat kesal dengan rencana mereka. Dia pun menggali kuburan Sai dan menghidupkan kembali laki-laki berkulit pucat itu. *Edotense no jutsu* (=_=) Neji no BAKA! Sejak kapan kamu bisa menggunakan Edotense no jutsu! Protes Tenten.

“Lee, Sai, dan aku akan mengawasi dan mencegah Toneri.” bisik Neji.

“Toneri?” kata Hinata aneh.

“Pelankan suaramu nona Hinata. Aktifkan mata byakuganmu dan lihat ke arah pohon itu.” kata Neji.

“Byakugan!”

“Aku juga mau ah. Byakugan!” kata Lee.

“Lee no BAKA! Kenapa kamu ikut-ikutan baka! Kamu itu tidak punya byakugan Lee!” Teriak Tenten. *Cukur alis tebal Lee* (=_=) 

Malam harinya..

            Haku berjalan sendirian menuju rumah Naruto untuk mengantarkan makan malam. Tiba-tiba, muncul dua laki-laki menyerangnya. Haku beres. Sementara itu, di tempat lain, Lee, Sai, dan Neji berusaha menahan Toneri yang ingin menyelamatkan Haku. Sedangkan, Hinata melancarkan rencana tadi sore yang sudah dibuat bersama anggota tim 7, tim 8, tim 9, dan tim 10. Perang dunia percintaan shinobi Konoha pertama pun berlangsung. (^_^) <3

TOK! TOK! TOK! Hinata mengetuk pintu rumah Naruto dengan sopan. Tidak lama kemudian, bocah kyuubi pemilik rumah itu pun membukakan pintu.

“Selamat malam Naruto-kun..” sapa Hinata.

“Kamu siapa?” Sakit sekali mendapat pertanyaan itu. Rasanya seperti dirasenggan. Ah tidak, mungkin di-bijuu dama lebih tepat.

“A..aku..”

“Waaa aku ingat. Kamu ini temannya ninja medis cantik yang waktu itu kan?”
Ternyata otak ramen Naruto tak selamban itu. Efek wajah cantik Hinata.

“Ada perlu apa?”

“Aku ingin mengatakan sesuatu karena waktu itu terpotong. Aku ingin mengajakmu makan ramen di sebuah tempat. Dimana kita akan duduk berdua diatas empat masa lalu Konoha dan melihat dua bintang paling terang diantara bintang-bintang yang lainnya.”

Hinata memperhatikan mimik wajah Naruto yang tampak berpikir untuk mengingat sesuatu setelah mendengarnya bicara.

“Ada apa, Naruto-kun?” tanya Hinata memastikan.

 “Tidak apa-apa. Baiklah, ayo pergi.”

Sesampainya di atas kepala patung mantan yondaime hokage..

            Melihat Hinata yang sibuk menikmati indahnya langit malam Konoha bertaburan bintang, satu persatu gambaran akan beberapa ingatan muncul begitu saja di otak Naruto. Benar kan? Wajah cantik Hinata itu memang memiliki daya efek tersindiri untuk mengembalikan ingatan Naruto.

...FLASHBACK ON...
“Aku ingin membawamu ke sebuah tempat. Dimana kita akan duduk berdua diatas empat masa lalu Konoha dan melihat dua bintang paling terang diantara bintang-bintang yang lainnya.” *Kata Naruto*
“Hai Naruto? Bagaimana kalau kita bolos saja?” *Bisik Kiba. Shikamaru dan Chouji pun bersiap-siap untuk keluar dari kelas*

“Jadi Hinata dan Naruto sudah jadian. Selamat ya.. sainganku untuk mendapatkan Sakura tinggal Sasuke saja.” *Ungkap Lee bahagia*

“Jangan macam-macam dengan Nona Hinata. JYUUKEN!” *Neji menyerang Naruto yang hendak mencium Hinata*

“Aku yang paling sayang kamu, Naruto-kun..” *Ucap Hinata mengakhiri kencan*

“Pacarku? Ah iya benar. Aku memang punya pacar. Pacarku itu memiliki wajah yang sangat cantik. Senyumnya manis dan rambutnya panjang dengan warna gelap. Tapi? Aku tidak bisa mengingat wajahnya. Maaf..” 

...FLASHBACK OFF...

“Ada apa, Naruto-kun? Kamu baik-baik saja?” tanya Hinata khawatir melihat Naruto kesakitan memegangi kepalanya.

“Sebenarnya orang yang seperti apa aku ini?” tanya Naruto yang terlihat sudah bisa mengatasi rasa sakit dikepalanya.

Uzumaki Naruto. Dimana ada masalah, disanalah dia berada. Selain suka pergi makan ke Ichiraku Ramen. Dia juga suka sesekali makan di Yakiniku Q. Dia sangat cerewet, kekanak-kanakan, dan mempunyai banyak teman. Ada Shikamaru, Chouji, dan Kiba yang suka mengajaknya bolos dari akademi. Dia juga punya teman yang membosankan seperti Shino, Sai, dan juga Neji. Namun, yang paling dekat dengannya adalah Sasuke dan Sakura. Keduanya adalah teman yang pertama kali mengakui keberadaan Naruto. Akhir-akhir ini dia sering bertengkar dengan Kiba. Tapi, itu hanya bercanda.

Ketika dia menganggap seseorang ada maka dia akan melindungi seseorang itu mati-matian. Meskipun dia memiliki sisi pemberani. Namun, dia sangat takut pada hantu. Ada satu hal lagi yang ditakuti oleh Naruto. Dia sangat takut ketika Sakura marah karena Sakura pasti akan memukulnya dengan keras. Selain, Sakura, ada satu perempuan lagi yang bisa membuat Naruto takut. Dia adalah nona hokage, Tsunade. Meskipun begitu dia dan nona hokage Tsunade memiliki hubungan yang sangat dekat. Hinata memiliki Kurenai-sensei sebagai guru yang paling dia sayang. Sedangkan, Naruto memiliki Iruka-sensei dan Jiraiya-sensei. Naruto itu sangat lamban dalam menyadari hal penting. Dia tidak bisa membedakan rasa suka pada ramen dengan rasa suka pada seorang gadis. Tapi, jika dia sudah bisa membedakannya, gadis itu akan jadi gadis paling beruntung. Setelah bertahun-tahun menyukai Sakura. Akhirnya, Naruto malah berakhir dengan gadis lain.

Lengkungan senyum menggoda muncul dipermukaan bibir Naruto. Namun, Hinata sibuk menenggelamkan wajahnya hingga dia tidak melihat ekspresi wajah Naruto yang telah mendapatkan kembali ingatannya. 

“Bagaimana bisa kamu tahu sebanyak itu tentang aku, Hinata-chan?”

“Itu karena aku..” Hinata tidak melanjutkan kata-katanya.

“Hal penting yang lamban untuk aku sadari.” lanjut Naruto.

Hinata terkejut mendengarnya dan langsung menoleh ke arah... 

“Naruto-kun?”

“Maaf ya? Aku sudah berani melupakan mata lavender yang hampir setiap hari memperhatikan aku ini.”
Akhirnya, otak ramen Naruto pun kembali.

“Hei Hinata-chan, kenapa kamu tidak menghajar Haku waktu dia mengaku sebagai pacarku? Harusnya kamu marah seperti Sakura saat Ino mengganggu Sasuke..” goda Naruto.

“Itu kan merepotkan.” balas Hinata singkat.

“Hei.. Hei.. bukannya kamu yang bilang kalau kamu itu sangat beruntung karena aku menyukaimu?”
“Itu lebih merepotkan lagi.”

“Hahaha.. Berhentilah meniru gaya manusia ber-IQ diatas 200 itu, Hinata-chan.”

“Itu akan sangat merepotkan lagi..”

“Ayolah hentikan itu, Hinata-chan. Bisa-bisa aku hilang ingatan lagi..”

“Hehehe.. Kalau itu baru tidak merepotkan.”

“Hahaha..”

            Suara tawa pasangan termanis se-antero Konoha itu pun mulai terdengar diikuti keempat patung mantan Hokage yang tersenyum menandakan bahwa perang dunia percintaan shinobi konoha pertama berakhir dengan menangnya Hinata atas kembalinya ingatan Naruto. Tanpa mereka sadari, dua bintang paling terang diantara bintang-bintang yang lain tengah memperhatikan kebahagiaan mereka. Om kameramen pun perlahan mengarahkan sorotan kameranya ke arah langit malam Konoha pertanda bahwa syuting fanfic Naruto dan Hinata ini telah...




xXx THE END xXx

Fanfic Minato Khusina : Semua Tentang Kita

“Semua Tentang Kita”



Fanfic ini resmi milik Raira Rin. Author amatir yang ga ada kerjaan.

Disclaimer : Naruto beserta keluarga besar klan Namikaze dan keluarga besar klan Uzumaki mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1436 H. Mohon maaf lahir dan batin. (^_^)
*POV Masashi Khisimoto : Maksudnya, Naruto fix maximal milik saya.

Pairing : Namikaze Minato X Uzumaki Khusina

Genre : Songfic ( Merepotkan untuk dibaca (X-D) )

Rated : T

Length : 1213 words

Warning : Hati-hati! Fanfic ini dapat menyebabkan diare. Bila diare berkepanjangan, segera menghubungi Nenek Tsunade selaku Sie Kesehatan. (X-D)

Summary : Ini adalah fanfic dimana Khusina mengenang kebersamaannya dengan Minato semasa Minato masih hidup bersamanya. Duh belibet summary-nya. Langsung saja deh.
Plis enjoi... Cekidot...


(^_^)   Hep e nais rit   (^_^)



Waktu terasa semakin berlalu

Tinggalkan cerita tentang kita

                Waktu terasa semakin dan terus berlalu begitu saja meninggalkan cerita tentang kita. Namun, ada beberapa hal yang masih sama. Sunagakure tetap bercuaca super duper panas seperti biasa. Membuat beberapa mahasiswa yang menempuh pendidikan di The State University of Sunagakure malas beranjak pergi ke kampus jika kebagian jam kuliah siang. Termasuk aku. *Hehehee* Tapi, setiap kali dia menyuruhku berangkat ke kampus dan menunggu di tempat duduk yang ada di lobi? Mau musim panas Sunagakure kepunyaan Kazekage Panda Gaara yang minta ampun lamanya. Mau musim dingin Konohagakure yang bikin envy tiap kali lihat Hinata Naruto berjalan berduaan dibawah turunnya salju. Atauuu.. mau musim hujan Amegakure yang ga pernah reda sampai Konan tumbuh jadi gadis dewasa yang cantik. Aku tetap semangat untuk pergi ke kampus yang jadi idaman banyak anak muda itu. Bahkan, sesekali aku menyusahkan Mikoto karena ingin cepat-cepat sampai di kampus hanya untuk??? Jeng.. Jeng.. Jeng.. seorang Namikaze Minato. (^_^) *Nyalakan kembang api. DUAR! DUAR! DUAR! SRINK!*

“Mikoto-chaaan? Ayo cepat berangkat. Aku ingin segera bertemu dengan Minato.” Mikoto adalah teman sekamarku di rumah kos. Dia adalah anak perempuan dari klan Uchiha. Itu lho klan terkaya yang berisi orang-orang irit bicara. Dia punya pacar bernama Fugaku. Fugaku juga dari klan Uchiha dan dia itu lebih irit dalam bicara dibandingkan Mikoto. *Dichidori Fugaku(o_O)*

“Ya ampun, Khusina-chan. Sabar sedikit.” Aku menarik tangan kanan Mikoto. Sementara, tangan Mikoto yang satunya sibuk memasang sepatu pantopel (bener ga sih tulisannya? *hehehee*) di kakinya yang berukuran 40.

 Ya, seperti itulah aku. Tapi, itu adalah aku beberapa minggu yang lalu sebelum Minato pergi meninggalkan aku. Dia meninggal karena digigit Gamabunta dilindes Nona Katsuyu lalu ditelen Manda, kematian yang tragis untuk seorang yang mendapat julukan kilat kuning Konoha. (T_T) Tapi, hanya bercanda. *Hahahaa...* Tidak lucu kah? Baiklah-baiklah. Minato, laki-laki yang sangat aku sukai itu. Dia meninggal karena serangan jantung. Marah. Kesal. Kaget. Tidak percaya bahkan sampai tidak terima. Semuanya campur aduk jadi satu seperti buah-buahan yang diblender untuk dijadikan jus dingin dicampur susu kental manis frisian flag rasa coklat penghilang haus di dalam hatiku saat pertama kali kehilangan Minato. (Author lagi laper atau apa sih?(=_=)* Dasar amatir!)

Akan tiada lagi kini tawamu

Tuk hapuskan semua sepi di hati

                Tiada lagi kini tawa Minato yang dulu mampu menghapuskan semua sepi di hati. Tidak aku sangka hal seperti itu jadi bagian tersulit dalam hubungan kami. Menyebalkan! *Hehehee* Aku jadi sadar ternyata memang banyak bagian yang rumit untuk aku hadapi dibandingkan kematian Minato jika saja dia masih hidup. Selama ini, aku menyukainya secara diam-diam. Memperhatikannya dari jauh. Mengikutinya berjalan dari belakang. Aku tidak bisa berjalan berdampingan dengannya. Tapi, setidaknya aku selalu bisa melihatnya dari tempatku berdiri. Aku melakukan itu karena menurutku Minato yang berambut acak kuning mirip durian dan bermata biru shappire itu terlalu keren untukku. Aku cuma gadis aneh berambut merah tomat dengan mata ungu terong. Minato adalah mahasiswa penting di universitas. Dia punya nama yang dikenal banyak orang di setiap jurusan di fakultas kami. Bahkan, diluar fakultas pun juga begitu. Sementara aku? *Hufts*

oOo FLASHBACK ON oOo

“Minato-kun, aku merasa malu menjadi temanmu.” Aku menenggelamkan wajahku yang selebar telapak tangan Minato ke dalam uraian rambut merah tomatku.

“Apa Khusina-chan? Aku membuatmu malu.”

Reaksi Minato sukses membuatku cepat melihat ke arahnya. “Tidak! Kamu bukanlah teman yang memalukan. Maksudku, Aku. Aku merasa malu karena kamu adalah orang yang dikenal oleh banyak orang di kampus. Sementara, aku?”

Minato malah mengeluarkan cengiran khas miliknya lalu berkata, “Khusina-chan, kamu ini bicara apa? Aku berteman denganmu karena aku menyukaimu. Pertemanan kita tidak ada hubungannya dengan hal seperti itu. Teman ya teman. Tapi, ucapanmu itu benar. Ntah kenapa aku ini dikenal oleh banyak orang. Hihihi..” sedetik aku terharu lalu kembali sebal karena penegasan terakhir laki-laki yang suka makanan pedas itu. *Narsis! Lama-lama gue rasenggan juga Lu (-_-)*

oOo FLASHBACK OFF oOo

Ada cerita tentang aku dan dia

Dan kita bersama saat dulu

                Hari ini adalah hari dimana kalender di kamar kos ku menunjukkan tangal 10 Desember 2014. Ini sudah satu bulan semenjak kepergian Minato. Apa sudah aku katakan tentang siapa itu Minato? Ya, dia adalah laki-laki yang aku suka. (^_^) Mengingatkanku akan cerita tentang aku dan dia. Cerita kita bersama saat dulu. Saat semuanya masih indah-indah saja. (T_T)

oOo FLASHBCAK ON oOo

“Khusina-chan, apa kamu suka coklat?”

“Tentu saja. Memangnya.. Minato-kun bawa coklat?” tanyaku penuh selidik karena si Minato ini sering sekali mempermainkan aku. Maksudku, menggodaku seperti seorang ayah yang suka menggoda anak perempuannya.

“Iya, aku bawa coklat. Apa kamu mau?”

“Tentu saja. Mana?” kataku sambil mengulurkan tangan meminta coklat yang sudah dijanjikan oleh Minato.
“A’.. A’.. A’.. Rapunzel harus mengucapkan mantra ajaib sambil menutup mata kalau mau coklat.” Jelas Minato sambil meletakkan jari telunjuknya di jidatku yang setengah tertutup oleh poni rambut.

“Baiklah Euuugene..” Rapunzel adalah panggilan lain yang dibuat Minato untukku karena rambutku yang panjang. Karena dia memanggilku Rapunzel. Aku pun memanggilnya Eugene. Itu tuh pacarnya si Rapunzel. *Blushing Gaje*

“Bunga bersinar wujud kekuatan. Balikkan alur waktu. Kembalikan segala yang dulu jadi milikku..” TAAA-DAAA, sebungkus coklat silverqueen pun muncul di depan kedua mata ungu terongku. (^_^)

oOo FLASHBCAK OFF oOo

Ada cerita tentang masa yang indah

Saat kita berduka saat tertawa

                Seandainya saja mantra ajaib itu tidak hanya berfungsi di dunia Rapunzel tapi juga berfungsi di duniaku dan Minato. Pasti mantra ajaib itu bisa mengembalikan Minato. Mengembalikan cerita tentang masa yang indah saat kita berduka atau saat kita tertawa.

Satu bulan berjalan. Dua bulan terlewati. Tiga bulan berlalu. November ke Desember, Desember ke Januari, Januari ke Februari dan seterusnya. Begitu juga dengan bulan-bulan berikutnya. Seperti yang dikatakan Mikoto, lupakan dan relakan saja Minato. Kalian tahu? Aku berusaha untuk itu. Tapi, selalu saja ada titik jenuh dimana aku ingin kembali ke waktu yang pernah menjadi milikku dan Minato. Waktu dimana Minato tidak pernah telat membangunkan aku di pagi hari. Tidak pernah absen untuk mengajakku makan siang. Tidak pernah melewatkan sore di Suna hanya sekedar untuk membawaku ke tempat sederhana yang tidak jauh dari kampus. Tidak pernah membiarkan handphoneku sepi di malam hari hingga aku tertidur lebih dulu. Menyebalkan! (>_<)

Teringat disaat kita tertawa bersama

Ceritakan semua tentang kita

            The State University of Sunagakure atau lebih akrab disebut Universitas Negeri Sunagakure dalam dunia fanfic karangan author yang sekarang lagi pakai POV Khusina alias saya. Selalu mengingatkanku disaat kita tertawa bersama dan menceritakan semua tentang kita. Pada dasarnya reader sekalian, fanfic ini adalah curahan hati author yang lagi kangen sama someone-nya itu. Ga jelas.. (+_+) Dasar author menyebalkan! Pakai acara pinjam karakter Khusina dan Minato milik Masashi Kishimoto segala! (+_+) *Diteleportasi Minato ke planet Mars* Oke reader sekalian, daripada nih fanfic semakin ngaco ga jelas, kita akhiri saja sampai di sini. Arigatou.. Sayounara.. salam aishiteru clink clink.. (^_^)

Ada cerita tentang aku dan dia

Dan kita bersama saat dulu

Ada cerita tentang masa yang indah

Saat kita berduka saat kita tertawa

            Kalian tahu? Merindukan seseorang yang tidak bisa kita lihat wajahnya. Tidak bisa kita dengar suaranya. Tidak bisa kita rasakan kehadirannya. Rindu yang seperti itu boleh-boleh saja kok. Itu wajar. Rindu itu wajar. Kalian merasa rindu itu wajar. Tapi, jangan terjebak terlalu lama di dalamnya. Ada yang bilang, itu bisa menyiksa dia yang kita rindukan. Sebenarnya, butuh waktu lama sih buat aku menyadari tentang itu.



(^_^)   Semangat move on mina-san..   (^_^)




Sidoarjo, 21:01 16/07/2015
(menjelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H)

Rabu, 08 Juli 2015

FanFiction Gaara Rin : My Lovely Red Velvet

“My Lovely Red Velvet”


A Fanfiction Written by : Raira Rin
Disclaimer : Naruto punyanya Om Masashi Kishimoto.
Pairing : Sabaku No Gaara X Raira Rin
Genre : *Comedy/Humor *Family *Fluff *Hetfic
*NonCanon *Romance
Rated : T
Length : 1116 words
Warning : AU, sedikit OOC (mungkin), Divergence se-mau saya, dan fantasy bulan puasa berkah. *hehehe* Dont forget to open and read
“About Me”. Terima kasih mina-san.. ^_^



Please enjoy.. ^_^

xXx Budayakan Budaya “NO COPAS YES KREATIF” xXx


Sunagakure, 02 Juli 2015.

Jam di dinding kamarku menunjukkan pukul 16:55 WSB (Waktu Sunagakure Barat). Aku segera beranjak bangkit dari tempat tidurku yang nyaman dilengkapi dengan bantal, guling, dan selimut. Tidak ketinggalan sebuah kipas angin berkekuatan diatas rata-rata yang terletak tidak jauh dari tempat tidurku. Aku berjalan menuju meja rias di dekat jendela kamarku. Aku melihat pantulan diriku di cermin. Cukup cantik, manis, dan menggemaskan karena baby face-ku. *hehehe narsis gila...!* Ku rapikan rambut hitam lurusku yang mulai memanjang setelah aku pangkas sekitar sebulan yang lalu sebelum bulan ramadhan datang. Lalu menghela napas agak panjang. Ya, aku sedang mempersiapkan fisik dan mentalku. Sore ini, aku akan pergi ke rumah Ayah dan Ibu mertuaku. Ini pertama kalinya dan aku belum memahami betul setiap anggota keluarga pacarku itu. Aku hanya tahu pacarku tinggal dengan ayahnya, tuan yondaime kazekage, ibunya yang bernama Karura, kakak perempuan bernama Temari, dan kakak laki-laki bernama Kankurou.
Sebenarnya, aku tidak terlalu suka menghabiskan seperempat liburan panjang kuliahku di Sunagakure yang panasnya minta ampun. Melebihi panas musim kemarau di Konohagakure. Apalagi ini bulan ramadhan. Tolong, bayangkan betapa panasnya negara yang dikelilingi oleh gurun pasir ini. Tapi, karena my lovely red velvet tinggal di Sunagakure, apa boleh buat? Aku akan menghabiskan waktu sekitar dua minggu menghadapi Sunagakure yang lebih killer dibanding dosen Konsep Dasar IPS di kampus. *Wkwkwk untung Bapak Dosen Konsep Dasar IPS tidak punya waktu untuk mambaca atau sekedar stalking blog-ku ini*

Oh ya kenalkan, namaku Raira Rin. Biasa dipanggil Rin. Aku dan Gaara-kun sudah hampir satu tahun ini pacaran. Itu terjadi karena perkenalan kami saat Gaara-kun dikirim ke Konohagakure untuk mengikuti pertukaran mahasiswa antaruniversitas. Mengharuskan dia terjebak di Universitas Negeri Konohagakure dan berakhir dipelukkanku. *hehehe ngaco abis. Sudahlah, namanya juga fanfic. Ga ngaco ga seru.*

“Selamat sore Om Yondaime.. selamat sore Tante Karura.. Hallo Kak Temari dan Kak Kankurou, apa kabar?” *senyum manis*

            Ah, salam itu terlalu panjang, berbelit-belit, dan sok manis, menurutku. Tapi, jika aku berikan salam yang singkat, padat, dan jelas bak peraturan tulis menulis dalam Bahasa Indonesia takutnya aku akan dinilai sebagai gadis yang cuek terhadap keluarga pacarku. *Hufts*
“Selamat sore Ibu dan Ayah mertuaku. Selamat sore Kak Temari yang cantik dan Kak Kankurou yang ganteng..” Senyum lebar, pasang muka sok ramah, peluk kedua kakak iparku bersamaan.

            Ugh!!! Aku rasa itu lebih mengerikan dan akan memunculkan banyak jangkrik di ruang dapur Gaara-kun. Aku tidak mau buka puasa dengan jangkrik panggang atau jangkrik goreng.  Sok ramah dan cerah ceria bagaikan matahari Sunagakure bukanlah gayaku.

“Aduuuh, apa yang akan aku lakukan di sana?” teriakku sambil menarik rambut lurusku sendiri. Frustasi mendadak hampir pengen nelan gentong pasir Gaara.

“Apa yang kamu lakukan, Rin-chan?” tanya seorang pemuda berambut merah stroberi dengan mata hijau mintnya yang selalu sukses membuatku gugup setiap kali dia memandangku dalam. Puasa-puasa paling enak gambarin wujud pacar sendiri dengan nama-nama makanan. *Wkwkwk author mulai lapar*

“Lho aku sudah sampai di depan rumah Gaara-kun..” batinku saat aku mendapati pacarku sudah berdiri dengan kerennya di depan pintu gerbang. Ya, apapun yang dia lakukan. Dia memang selalu keren. Dimataku.. *Xixixi*

Gaara-kun berjalan ke arahku. Berdiri tepat di depanku. Menggandeng tangan kananku. Membawaku masuk ke dalam rumahnya. Tanpa bicara tanpa senyum. Apa mungkin dia sedang tegang karena akan memperkenalkan pacarnya yang manis ini kepada keluarga besar Sabaku? *hehehe selalu narsis* Eh, memang pacarku seperti itu. Jarang senyum.

“Sudah datang ya? Manis juga.” Kata Kak Kankurou yang langsung menghampiriku dengan tersenyum ramah sambil membawa kotak gula. “Hallo, Rin. Namaku Kankurou, kakak laki-laki Gaara. Apa kamu suka jus mangga? Bantu aku membuatnya ya. Ayo..” Kak Kankurou menarik tanganku. Aku hanya menurut karena Gaara-kun melepaskan genggaman tangannya.

            Belum sampai di meja khusus untuk membuat jus mangga, aku merasakan ada tangan yang menarik tanganku dan menahan langkah kami berdua. Yeaps, dia adalah..

“Hallo, pacarnya Gaara. Namaku Temari, kakak perempuan Gaara. Kamu ikut aku saja ya? Kita bikin mie ramen..” jelasnya. Padahal, tanpa dijelaskan pun semua orang juga tahu kalau dia perempuan. Meskipun model rambut kuncir empatnya sedikit unik untuk ukuran seorang perempuan. Ah benar-benar keluarga yang senang bicara.

            Selama diperjalanan menuju rumah Gaara-kun, aku memikirkan cara memberi salam yang baik dan benar kepada keluarganya. Tapi, ternyata, keluarga Gaara-kun begitu ramah dan menyenangkan. Ini seperti semalaman belajar matematika tapi keesokkan paginya saat ujian berujung menunggu keajaiban dari Tuhan.

“Kankurou.. Temari.. ayo hentikan. Kalian tidak lihat yang punya pacar tidak kebagian tangan untuk digandeng.” Sahut Tante Karura yang aku tidak tahu sejak kapan beliau sudah ada di dapur.

“Ibuuu..” kata Gaara-kun dengan wajah memerah semerah rambutnya yang keren itu. Ah, dia benar-benar My lovely red velvet. Aku ingin sekali ikutan menggodanya.
Tunggu dulu, jadi itu Nyonya Karura. “Ibu mertuaku manis sekali seperti aku. hehehe..” Batinku. Dia juga sukses membuat wajah Gaara-kun memerah. Aku harus belajar itu darinya. *Hihihi

“Kamu ikut Om Yondaime ke rumah neneknya Gaara saja, ya? Kita antarkan makanan untuknya berbuka puasa sekalian kamu kenalan sama neneknya Gaara.” Ajak Om Yondaime seolah ingin memberiku dialog karena dari tadi aku hanya bisa tersenyum manis melihat reaksi keluarga Gaara-kun.

Tapi, sebelum aku mengambil dialog bagianku, Gaara-kun langsung menyambarnya. “Biar aku dan Rin saja. Nanti Ayah tidak bisa melindungi pacarku dari Kak Sasori itu?” *Eh pacarku katanya? Ampun.. gulung-gulung di pasir* Tanpa mendengar persetujuan dari Ayahnya, Gaara-kun langsung menarik tanganku dan membawaku keluar menuju rumah neneknya, nenek Chiyo. Aku sempat melihat Ibu dan Ayahnya tersenyum melihat tingkah laku Gaara-kun yang seolah ingin menyelamatkan aku dari keluarganya. Padahal, keluarganya tidak berbisa seperti Orochimaru. Sedangkan, Kak Temari hanya mengeluh “Hn” diikuti dengan Kak Kankurou “Hufts”. Benar-benar keluarga yang menyenangkan.

Pukul 18:00

            “Allahu akbar.. Allahu akbar..” suara adzan mulai terdengar satu persatu dari setiap masjid dan mushola di Sunagakure. Menandakan saat untuk berbuka puasa. Setelah doa bersama, aku melihat Ibu mertuaku sedang mengambilkan jus mangga untuk suami tercinta. Kak Temari dan Kak Kankurou yang langsung menghabiskan jus mangga di gelas masing-masing. Ah, sungguh indah bisa berbuka puasa bersama keluarga pacarku. Bertambah istimewa karena untuk berada di moment ini sungguh penuh perjuangan seharian melawan teriknya matahari Sunagakure. Saat aku sedang sibuk memperhatikan indahnya kebersamaan yang ingin aku ingat selamanya di dalam otakku. Segelas jus mangga menghampiriku dan berkata, “Selamat berbuka puasa cewek Konoha..”

“Selamat berbuka puasa juga cowok Suna..” bisikku membentuk senyum kecil nan keren dibibir Gaara.



xXx THE END xXx  



            Fanfic ini terinspirasi dari perasaan senang saat menyiapkan es campur untuk buka puasa sama adik. Ditambah lagi melihat pasukan makanan buka puasa yang lumayan wow waktu itu. Tiba-tiba bikin imajinasi abal saya jalan dan inget sama Gaara-kun. Jadilah fanfic yang aneh kuadrat ini. Memunculkan kemungkinan saya bakal diserang sama GaaMatsu Lovers dipimpin oleh Matsuri (Cewek berambut coklat yang disebut-sebut sebagai pacar Godaime Kazekage kita) yang mungkin nemu dan baca nih fanfic karena ngaku-ngaku seperti itu. *hehehe*

Thanks for reading and give a comment, pleaseee.. ^_^

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...