Jumat, 29 Juli 2016

All I Ask (Nisufuru Raira)



All I Ask


Beberapa Minggu lagi, aku dan teman-teman seangkatan kita akan menjadi mahasiswa PGSD FIP UNESA semester lima. Ternyata, waktu bisa juga ya berlalu begitu cepat meski tanpamu. Kupikir, ini tidak terlalu buruk. Walau terkadang aku masih suka merindukanmu. Dan lagi, (andai) aku bisa melihatmu sedang menungguku saat kembali ke Surabaya nanti.

Jika aku bisa bertemu denganmu lagi masih ada banyak hal yang aku ingin lakukan bersama lho..

Habiskan seharian bersamaku. Aku hanya ingin mengulangi beberapa kenangan yang pernah kita miliki.

Bangunkan aku paling lambat tepat jam lima pagi. Suruh aku mandi dan ingatkan aku untuk shalat subuh. Lalu, katakan agar aku tidak lupa untuk belajar dan sarapan. Juga ajak aku berangkat ke kampus bersama.

Nanti kita akan menyelesaikan beberapa kelas, kan? Aku di kelas IPS dengan suasana kuliah yang mencekam karena dosen yang- ya tahu sendilah- dan kamu di kelas IPA yang kelihatannya lebih menyenangkan. Setelah shalat duzhur, kita bisa mengobrol sebentar di lobby saat jam istirahat atau jika malas keluar kelas kamu bisa mengirim sms saja padaku.

Saat sore, setelah aku selesai shalat ashar, bisakah kita pergi ke danau? Menikmati minuman dan Surabaya sore. Selain itu, ada banyak hal yang aku ingin ceritakan padamu. Lalu, lalu, lalu sebelum kamu pulang, ayo kita makan. Aku tidak mau kamu terlambat makan. Lagipula aku juga tidak suka makan sendirian. Terlalu sepi.

Selesai makan, kamu boleh pulang ke rumahmu. Sementara, aku, juga akan pulang untuk mandi lalu shalat magrib. Jika sudah sampai di rumah jangan lupa mengirim sms. Temani aku belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Satu lagi, ingatkan aku untuk shalat isya’ ya? Karena aku suka malas untuk mengerjakannya. Ditambah lagi, aku hanya mau mendengarkan ucapan orang yang aku suka.

Oh iya, jangan hanya mendengarkan aku. Sesekali, kamu juga harus menceritakan masalahmu padaku. Meski aku tak banyak membantu. Tapi, setidaknya, aku ada untuk mendengarkannya. Jangan hanya mendengarkanku saja, okay? Terkadang, aku susah sekali untuk tidur. Jadi, teruslah membalas sms-ku hingga aku tertidur. Jangan tidur sebelum aku tidur duluan. Hingga..

..... aku tidak menyadari kalau sudah waktunya kamu pergi lagi.

Atau..

Bagaimana kalau kita makan malam bersama saja? Kita belum pernah melakukannya.

Setelah itu, bagaimana kalau kita nongkrong di danau saat malam? Aku ingin sekali melakukan itu denganmu.

Hey, kita juga belum sempat pergi ke lumpur panas lapindo kan? Aku berhutang itu padamu.

Kau juga belum selesai menjadi guruku. Ingat? Kau harus mengajariku cara untuk memaafkan orang yang aku benci.

Atau.. Lupakan saja.

Hey, apa kau tahu alasan Tuhan tidak mengizinkan kau tinggal bersamaku lebih lama?

Jika tidak untuk selamanya. Setidaknya sampai masa pendidikan kita selesai, hm.

Tapi, dibalik semua itu, aku selalu menaruh harapan pada Allah SWT. Semoga kamu mendapat tempat terbaik di sana. Semoga kamu selalu tenang. Semoga kamu selalu damai. Jangan terlalu khawatir padaku di bumi. Aku baik-baik saja. Hanya saja..

Aku sedang sangat merindukanmu..

Senang pernah bisa bertemu denganmu. Jaa~

Thanks For Loving Me (Nisufuru Raira)



Thanks For Loving Me

Didepanmu, aku sengaja menjadi wanita yang dikelilingi banyak teman pria. Berakting seakan aku bisa mendapatkan segalanya. Aku menutupi emosi akan hubungan tak jelas kita menggunakan setiap teman pria yang ada.

Menghibur perasaanku untuk sementara.

Mematahkan hatimu untuk selamanya.

Sedangkan, dibelakangmu, aku tak benar-benar dikelilingi banyak teman pria. Tidak sebahagia kelihatannya. Aku hanya seorang wanita menyedihkan yang selalu merasa kalau aku tidak pantas untuk kamu. Aku selalu mengatakan pada diri sendiri, kenapa kamu harus mendapatkanku? Itu tidak adil untukmu.

Satu kenyataan menampar hatiku begitu keras, kita tak seimbang.

Diluar, melalui sudut pandang teman-teman, kita terlihat sangat cocok layaknya pasangan Naruto-Hinata di the last movie.

Sementara, didalam, melalui sudut pandangku?

Tapi, Setidaknya semua perasaanku terhadapmu dulu dan sekarang tidak ada yang sia-sia.

Ingat kenangan saat jam pelajaran olahraga?

Ingat kenangan saat aku dan kamu malam-malam kehujanan bersama?

Ingat kenangan saat aku dan kamu jadi pasangan dalam film buatan kelompok kita?

Ingat kenangan saat kamu membuatkan doodle untuk aku?

Ingat kenangan  saat ulang tahunku yang ke-20 tahun?

Tidak sia-sia, aku pernah merasa kamu juga menyukaiku melalui hal-hal sederhana itu.

Tidak sia-sia, aku berani mengatakan, “Aku suka dia dan dia juga suka aku. Tapi, aku dan dia tidak pernah jadian. Lagipula, siapa aku? aku dan dia tidak seimbang” pada teman dekatmu.

Tidak sia-sia, satu tahun yang lalu pada bulan september, selama satu minggu sebelum hari ulang tahunmu aku pusing ratusan keliling memikirkan hal terbaik yang bisa aku berikan untukmu. Tapi, aku tidak menemukannya dan berakhir dengan aku berani memulai telepon hanya untuk mengatakan, “selamat ulang tahun ya, Ir..”.

Payah!

Akhirnya, semua doa untukmu hanya Tuhan yang mendengarkannya. Doa yang sederhana. Segala doa yang terbaik untuk kamu dan satu doa yang terbaik untuk aku.

Selamat ulang tahun yang ke 20 tahun ya, Ir..
Semoga kamu selalu diberi kesehatan. Panjang umurnya. Lancar kuliahnya. Sukses karirnya.

Satu lagi, Raira jodohnya. XD

Tapi, jadi berantakkan hanya karena suaramu yang aku dengar melalui telepon waktu itu.

Hingga sekarang, aku masih suka senyum sendiri saat mengingatnya.

Maaf..

Aku benar-benar minta maaf untuk segalanya.

Aku minta maaf karena berani menyukaimu tapi tak berani membuat segalanya menjadi jelas untuk kita. Aku minta maaf karena mungkin aku telah menarik-ulur hatimu. Aku minta maaf karena tak bertanggungjawab atas semua sepikanku. Aku minta maaf karena hubungan tak jelas kita. aku minta maaf karena pernah mematahkan hatimu.

Dan.. aku yakin, aku pasti sudah banyak menyakitimu melalui hal bodoh lainnya.

Aku benar-benar minta maaf..

Dan..

Terimakasih untuk “pernah menyukaiku”, Ir..

Doshiyo (Nisufuru Raira)



Doshiyo?





“Raa..” (Suara yang selalu aku rindukan itu memanggil sebutan depan namaku)

“Nii-chan?”

Dalam hitungan detik, aku menghapus begitu saja jarak diantara kami. Ku lingkarkan kedua tanganku pada tubuhnya seakan aku biasa melakukan itu setiap pagi. Tubuhku yang lebih kecil dari tubuhnya terasa pas berada dalam pelukkan itu.

(Dia bertanya dan membalas pelukkanku) “Bagaimana kabarmu, hm?”

“Aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?”

“Aku juga baik-baik saja. Ayo kita bicara..” (Dia mencoba membuyarkan acara pelukkan kami. Uhm, mungkin dia mulai merasa tak nyaman. Hehe..)

“Kita sedang bicara dari tadi..” (Aku tak mau melepas pelukkanku. Enak saja dilepas. Hehe..)

“Baiklah. Ku dengar Raira-ku ini pacaran dengan laki-laki yang tidak sayang padanya. Bagaimana menurutmu?”

“Aku baik-baik saja dengan itu, Nii-chan..”

“Ceritakan..”

“Aku suka saat dia mengingatkan aku untuk shalat (meski jarang banget). Aku suka saat dia berusaha membangunkanku di pagi buta untuk shalat tahajud (meski usahanya kurang). Aku suka saat dia mau mendengarkan omelanku dan mendadak jadi motivator yang baik. Aku suka saat dia bicara jujur. Aku tidak tahu dia bisa jadi se-manis itu semua.”

Aku menceritakan semua tentang kamu selama satu bulan kemarin kepada dia. Aku senang sekali bisa mengingat itu semua. Mungkin saja kan? Aku akan membutuhkannya untuk kuberikan pada perempuan yang akan menggantikan aku nanti.

“.....” (Dia hanya diam menunggu aku menyelesaikan omelanku. Dia selalu tahu kapan omelanku akan berakhir.)

“Tapi, di sisi yang lain, dia sering membuat aku kesal. Pandangannya tentang masa laluku selalu membuat aku ingin berteriak –Kau, kau tidak berhak menghakimi aku seakan aku pendosa yang Tuhan tak kan pernah memaafkan aku dan kau adalah orang paling suci di muka bumi ini- dan aku selalu merasa kalau dia ingin membuktikan sesuatu tentang aku kepada semua orang melalui hubungan kami.”

Dulu, aku selalu menyembunyikan hal-hal yang tidak aku suka atau hal-hal yang membuat aku tidak nyaman. Tapi, dengannya, maaf, aku akan katakan semuanya. Kamu jangan tersinggung.

“.....”

“Dia sangat menyebalkan. Kadang dia menjadi pria kesayangan yang baik. Kadang juga dia menjadi pria kesayangan yang berengsek.”

“.....”

“Dia memiliki banyak waktu untuk pergi ke tempat-tempat yang dia suka dengan teman perempuan yang berbeda. Tidak peduli siapa mereka dan apa hubungan mereka. Tapi, dia tidak pernah memiliki waktu untuk datang ke rumah Ibu dan Ayah satu jam dalam sebulan.”

“.....”

“Aku berpikir mencintai dia dengan caraku hanya akan membuat hubungan kami berakhir lagi dan lagi. Karena itu, aku mencoba menjalani hubungan kami dengan caranya. Aku terus mencoba memahaminya. Namun, semua yang ada dalam logika berkata –Jangan bodoh! Kau itu sedang dipermainkan. Dia sama sekali tidak sayang padamu- dan aku tidak mau menggunakan perasaanku untuk melawan logikaku.”

“.....”

“Aku takut sesuatu yang sangat buruk terulang kembali karena aku berani menggunakan perasaanku..”

“.....”

“Aku tidak mengerti dengan semua yang aku rasakan. Doshiyo?”

“.....” (Ku rasakan dia menghela napas sebelum dia bicara dan aku diam)

“Pertama, jika kamu merasa tak seimbang untuk dia (atau yang lainnya). Berusahalah membuat dirimu agar seimbang dengannya. Lakukan shalat sebelum dia sempat mengingatkan dan mulai-lah belajar bangun pagi buta untuk shalat tahajud. Jadilah yang baik untuk dia.”

“.....”

“Untuk semua hal tidak baik yang ada pada dirinya coba kembalikan pada dirimu sendiri dulu. Saat kamu bertemu dengan pasangan yang tidak baik bisa jadi karena kamu sendiri juga belum baik. Tapi, jika kamu merasa tidak seperti itu. Maka pergilah. Dia tidak berhak berbuat “se-mau gue” sama kamu dan kamu berhak kok mendapatkan yang baik.”

“.....”

“Setiap orang memiliki masa bodoh-nya masing-masing. Jadi, jangan terlalu dipikirkan. Kamu memang tidak akan pernah bisa merubah masa lalumu. Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa memiliki masa depan seperti yang kamu mau. Teruslah berusaha menjadi yang lebih baik. Kamu mengerti, hm?”

“Arigatou..”

Aku melepas pelukkanku dan membiarkannya pergi.

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...