MOSHIMO – Chapter 2
Moshi mo yume naraba.
(Jika hanya ini mimpi yang kumiliki)
Torimodosenai no nara.
Torimodosenai no nara.
(Dan jika aku tak dapat kembali lagi)
Kono kimochi wa dou shite tsutaereba ii no?
Kono kimochi wa dou shite tsutaereba ii no?
(Entah bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaan ini?)
Imada ni woikaketeru ano hi no zanzou wo.
Imada ni woikaketeru ano hi no zanzou wo.
(Namun kini aku terus mengejar bayangan pada hari-hari itu)
Kanashimi ni akekure nagara mo ima.
Kanashimi ni akekure nagara mo ima.
(Meski pun saat ini aku merasakan kesedihan)
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
(Aku dapat hidup di dunia ini meski pun tanpamu)
“Jika hanya ini
mimpi yang aku miliki dan jika aku tak dapat kembali lagi? Tenten-chan, entah
bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaan ini?” ucap Neji.
Daun-daun jatuh berguguran merasa iri melihat ciuman pertama dan..
terakhir Tenten dan Neji sore itu. Ya, sore sebelum perang besar itu terjadi. Tenten
masih bisa mengingat dengan jelas setiap detik saat bibir laki-laki itu
menempel lembut di bibirnya. Sedikit mengejutkan. Membuat jantungnya berdetak
sedikit lebih cepat dari biasanya. Menyenangkan. Perasaan waktu itu sangat
menyenangkan. Namun, kini Tenten hanya bisa terus mengejar bayangan pada
hari-hari itu.
“Naruto-kun?
Sepertinya itu Tenten.” Kata Hinata sambil menunjuk ke arah dimana Tenten
terlihat sedang duduk sendirian.
“Apa yang sedang
dia lakukan? Ayo ke sana.” kata Naruto lalu menarik tangan Hinata. Pasangan
pengantin baru ini sedang menikmati hujan pertama Konoha tadinya.
“Ooi.. Tenten..”
teriak Naruto saat jarak mereka sudah dekat dengan Tenten. “Apa yang sedang
kamu lakukan di sini?”
“Eh Naruto..
Hinata.. Aa.. tidak ada. Hanya sedang menikmati hujan pertama Konoha seperti
kalian. Hehe..”
Hujan mungkin mampu menutupi air mata
Tenten dari penglihatan Naruto. Tapi, tidak dengan penglihatan Hinata meski
tanpa mata byakugannya sekali pun. Tenten adalah sahabatnya. Tenten juga
satu-satunya perempuan yang dekat dengan kakak sepupunya setelah dia dan
Hanabi. Lagipula, mereka itu sama-sama seorang perempuan. Hanya perempuan yang
mampu mengerti perasaan perempuan lain.
“Aku jadi ingin
pergi ke tempat latihan Tim Kurenai-sensei sama seperti Tenten. Ini tempat
latihan Tim Guy-sensei kan?” tanya Hinata lembut. “Saat kamu ingin pergi ke
sebuah tempat lama, pasti ada yang sedang kamu rindukan.”
Tenten kembali
menangis dan memeluk erat Hinata. Sementara, Naruto hanya bingung dan bengong
melihat kedua perempuan itu. Haruskah dia ikut bergabung dalam acara pelukan
para gadis? Lupakan.
“Aku sangat
merindukan dia, Hinata..”
Mendengar kalimat itu, Naruto mulai
mengerti apa yang sedang terjadi. Naruto mulai bisa melihat air mata Tenten
yang tertutupi oleh derasnya hujan. Sebelum Tenten, Naruto sudah pernah
merasakannya, perasaan Tenten saat ini. Naruto sudah banyak kehilangan
orang-orang yang disayanginya. Namikaze Minato, ayahnya. Uzumaki Khusina,
ibunya. Jiraiya, gurunya. Termasuk, Hyuuga Neji, sahabatnya.
“Aku menyesal
atas segala yang sudah terjadi pada Neji. Aku minta maaf.” Kata Naruto.
“Maafkan aku.”
Tenten melepas
pelukannya dari Hinata. “Sudahlah Naruto. Apa yang kau katakan itu? Kematian
adalah masa depan pasti setiap manusia.”
“Aku tahu rasanya
kehilangan orang yang kita sayang. Meskipun hubunganku dengan Neji tidak
sedekat hubunganmu dengan Neji. Tapi, aku juga bisa merasakan sakit atas
kematian Neji. Apalagi itu karena aku. Dia mengorbankan diri berusaha untuk
melindungi aku.”
“Hehehe..” Hinata
tertawa kecil.
“Ada apa
Hinata-chan?” tanya Naruto. Tidak biasanya Hinata tertawa disaat serius seperti
ini.
“Tidak ada
apa-apa. Jika saja, Neji nii-san dihidupkan dengan Edotense no Jutsu disaat
seperti ini, dia pasti akan mengatakan dengan singkat kalau ini semua adalah
takdir.” Jawab Hinata santai membuat Naruto dan Tenten tersenyum.
“Benar juga. Tenten,
meskipun saat ini kita merasakan kesedihan karena kematian Neji. Tapi, kita
harus tetap bisa hidup di dunia ini meskipun tanpa Neji. Neji pasti sedang
menunggu kita semua di sana. Hanya saja dia harus sedikit bersabar. Karena kita
masih belum boleh menyusul dengan cepat Neji di sana.” nasihat Naruto. Bocah
kyuubi itu sekarang sudah menjadi laki-laki dewasa yang pintar menasehati
sahabat-sahabatnya.
~
FLASHBCAK ON ~
Perlahan Neji mengakhiri adegan ciuman itu. Pipi
keduanya sama-sama memerah saat mengingat adegan yang baru saja mereka lakukan
karena ulah author. (^_^)* Tenten senyum-senyum sendiri merayakan keberhasilan
ciuman pertamanya dengan laki-laki yang dia suka.
“Neji-kun, apa yang akan kita lakukan jika
impian kita itu sudah tercapai?” tanya Tenten.
Neji terlihat sedikit malu mendengar pertanyaan
itu. Seolah mau-mau enggan menjawabnya. Tapi, mereka sudah berusia 17 tahun
sekarang. Rasanya sudah terlalu tua untuk merasa malu membahas masa depan
sendiri.
“Ini adalah bagian yang paling menyenangkan.
Kita akan membuat mimpi yang baru. Tapi, jika salah satu dari kita pergi lebih
dulu. Kita tidak boleh tinggal terlalu lama di dalam impian kita. Kita harus
tetap membuat impian yang baru untuk bergerak maju.”
“Di dalam impian kita yang berikutnya, bolehkah
ada Hyuuga Neji Junior bermata byakugan sepertimu dan berambut coklat
sepertiku? Tapi, dia harus memiliki model rambut yang keren seperti Naruto,
Sai, atau Sasuke.” Goda Tenten memancing kecemburuan Neji.
“Lupakan. Dia akan sangat mirip denganku. Dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Warna mata, model rambut, dan cara berpikir.
Hyuuga Neji Junior akan sangat mirip denganku.” Balas Neji cemburu.
Manisnyaaa..
~
FLASHBACK OFF ~
Itsu no hi ka subete wasurete shimau sono toki ga.
(Suatu saat aku mungkin akan melupakan segala hal yang ada)
Kono kanashimi mo womoidasenaku naru kurai nara.
Kono kanashimi mo womoidasenaku naru kurai nara.
(Dan semua kesedihan dan kenangan itu akan menjadi gelap)
aa..
aa..
(Ah..)
Fukai fukai mune no itami mo.
Fukai fukai mune no itami mo.
(Rasa sakit yang ada di dalam hati)
Ienai mama de nokoshite woite.
Ienai mama de nokoshite woite.
(Meski pun membiarkannya terluka di sana)
Wasurecha ikenai boku no kokoro sa.
Wasurecha ikenai boku no kokoro sa.
(Hatiku ini takkan pernah bisa melupakannya)
*POV Tenten ON*
Neji-kun, suatu saat aku mungkin akan melupakan
segala hal yang pernah ada dan tercipta di tempat ini. Semua kesedihan dan
kenangan bercampur satu menjadi gelap. Meskipun akan seperti itu, meskipun ada
rasa sakit di dalam hati, aku akan membiarkan luka itu. Aku akan membuat hatiku
ini takkan pernah bisa melupakannya.
Moshi mo yume de nara.
(Jika aku dapat melalui mimpi ini)
Anata to aeru no nara.
Anata to aeru no nara.
(Dan jika aku dapat bertemu denganmu)
Kono kimochi mo wasurezu ni itsudzukerareru yo.
Kono kimochi mo wasurezu ni itsudzukerareru yo.
(Mungkin perasaan itu masih mengalir di dalam diriku)
Itsu made mo woikaketeru ano hi no zanzou wo.
(Aku akan selalu mengejar bayangan pada hari-hari itu)
Kanashimi ni akekure nagara mo ima.
Kanashimi ni akekure nagara mo ima.
(Meski pun saat ini aku merasakan kesedihan)
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
Anata naki sekai de boku wa ikiru yo.
(Aku dapat hidup di dunia ini meski pun tanpamu)
“Ini adalah bagian yang paling menyenangkan.
Kita akan membuat mimpi yang baru. Tapi, jika salah satu dari kita pergi lebih
dulu. Kita tidak boleh tinggal terlalu lama di dalam impian kita. Kita harus
tetap membuat impian yang baru untuk bergerak maju.”
Impian baru ya? Baiklah. Aku akan memikirkan
impian baru itu karena aku sudah pernah berjanji padamu.
Neji-kun, jika aku dapat melalui impian baru itu
dan jika aku dapat bertemu denganmu? Aku pastikan perasaan ini masih mengalir
di dalam diriku. Jadi, tunggulah aku. Untuk sekarang, sambil aku memikirkan
impian baru itu, bolehkah sesekali aku mengejar bayangan pada hari-hari itu?
Naruto benar, meskipun saat ini aku merasakan
kesedihan. Aku harus dapat hidup di dunia ini meskipun tanpamu.
``TO BE
CONTINUED``
Tidak ada komentar:
Posting Komentar