Rabu, 02 Maret 2016

Teknik Pengambilan Sampel



SAMPEL

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data. Dalam sampel, hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.

Sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalu cara-cara tertentu yang jga memilki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang di anggap bisa mewakili populasi.

Contoh : Pedagang eceran beras hanya meneliti segenggam beras untuk menentukan kualitas sekarung beras, pedagang emas hanya meneliti bekas gosokan dari perhiasan tersebut untuk menentukan kualitas emas perhiasan tersebut, peneliti lingkungan hanya meneliti beberapa milliliter air untuk menentukan kualitas air pada suatu sungai atau danau.

Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Ada dua kategori teknik pengambilan sampel, yaitu :

1.      Probability Sampling
Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai sampel. Probability sampling terdiri dari :

A.    Simple Random Sampling
Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling) merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata atau tingkatan yang ada dalam populasi itu.

Contoh :
Ingin mengetahui pendapat anggota DPR komisi II akan wacana di masyarakat, maka nama-nama pada anggota DPR komisi II yang berjumlah sekitar 120 dimasukkan kedalam kotak, dan nama yg keluar adalah orang yg akan menjadi responden.

B.     Stratified Sampling
Strata Sampel (Stratified Sampling) merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri. Contoh :
(a) Tingkatan kelas di sekolah: Kelas XII SMA, Kelas XI SMA, dan Kelas X SMA. Jadi murid-murid terkelompokkan ke dalam (berada pada) setiap jenjang kelas.
(b) Tingkatan kemampuan belajar: Kelompok pandai, kelompok biasa (sedang), dan kelompok kurang pandai (untuk tidak mengatakan bodoh); atau: kelompok cepat belajar, kelompok biasa (normal), dan kelompok lambat belajar.
(c) Tingkatan pendidikan formal yang pernah ditempuh: Lulusan PT, lulusan SMTA, lulusan SMTP, dan lulusan SD.
(d) Tingkatan status ekonomi: Kelompok kaya raya, kelompok kaya, kelompok menengah, kelompok miskin, dan kelompok di bawah garis kemiskinan.

Strata sampel dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
-          Proporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata sebanding, sesuai dengan proporsi ukurannya. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.

Contoh 1 :
Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka contoh pengambilan sampel dengan teknik ini adalah dengan asumsi 10% dari populasi masing-masing strata yang diambil. Jadi dari S1 diambil 5 orang (acak), S2 diambil 3 orang (acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA diambil 40 orang (acak), dan SD diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang diambil adalah 5+3+80+40+30 = 158 orang.

Contoh 2
Populasi adalah karyawan PT. XXX berjumlah 170. Dengan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 114. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi, dan penjualan) yang masing-masing berjumlah:

-Marketing      : 35
-Produksi         : 74
-Penjualan       : 61

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masing bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jumlah populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan.

Marketing        : 35 / 170 x 114           = 23,4 dibulatkan 23
Produksi          : 74 / 170 x 114           = 49,6 dibulatkan 50
Penjualan         : 61 / 170 x 114           = 40.9 dibulatkan 41

Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 23+50+41= 117 sampel.

Contoh 3
Kita akan menarik sampel dari populasi seluruhnya 130 orang  sebanyak 50 orang dari suatu populasi penduduk dengan karakteristik:
Lulusan SD     :20 orang
Lulusan SMP  :40 orang
Lulusan SMA  :55 orang
Lulusan PT      :15 orang
Sampel lulusan SD = 20/130 x 50 = 7,69 dibulatkan 8
Sampel lulusan SMP = 40/130 x 50 = 15,38 dibulatkan 15
Sampel lulusan SMA = 55/130 x 50 = 21,15 dibulatkan 21
Sampel lulusan PT = 15/130 x 50 = 5,77 dibulatkan 6
Pembulatan di lakukan mengingat jumlah orang memiliki ciri variable diskret. Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 8+15+21+6= 50 sampel.

-          Disproporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata jumlahnya sama tidak sebanding dengan jumlah populasi dengan proporsi sampel di setiap strata. Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.

Contoh 1, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :
SMP    : 100 orang
SMA    : 700 orang
DIII     : 180 orang
S1        : 10 orang
S2        : 10 orang

Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel

C.     Cluster Sampling
Area Sampel (Cluster Sampling) merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster lalu cluster dipilih sebagai sampel yang bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel.Misalkan : Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.

Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.

D.    Double Sample
- Sampling Ganda adalah suatu metode sampling dari sebuah populasi yang dapat diambil satu sampel kedua, hanya jika sampel pertama di anggap belom cukup mewakili dalam pengambilan keputusannya.
- Sampling Multiple adalah suatu metode sampling (lebih dari dua) yang prosesnya sama dengan sampling ganda dan digunakan untuk memenuhi asumsi bahwa pengambilan keputusan masih dirasakan belom mencukupi hanya dari dua sampel saja.

2.      Non-probability Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Non-probability sampling terdiri dari :

A.    Convenience/aksidental/insidental Sampling
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja. Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.

B.     Purposive Sampling
Merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Misalkan jika anda ingin melakukan penelitian mengenai keadaan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dibangun jembatan Suramadu maka anda harus memilih responden untuk dijadikan sampel dengan kriteria seperti responden tersebut merupakan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, bisa pedagang atau penyeberang kapal. Contoh lain, jika anda ingin melakukan penelitian tentang keadaan manajemen keuangan di suatu sekolah maka sampel sumber datanya adalah responden yang mengetahui keadaan manajemen keuangan di sekolah tersebut seperti kepala sekolah dan bendahara.

C.     Quota Sampling
Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan kuota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok. Sebelum kuota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai. Sebagai contoh, jika anda akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang sampel atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

D.    Snowball Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang diawal jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak lalu berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Misalkan jika anda ingin meneliti mengenai penyebab banjir di suatu daerah. Dalam penentuan sampel, pertama-tama anda memilih satu atau dua orang. Jika dengan dua orang tersebut dirasa belum memberikan data yang lengkap maka anda akan mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang telah diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakinbanyak. Teknik snowball sampling ini sering digunakan pada penelitian kualitatif.

Sebagai contoh lain, misalnya, akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden teruuus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.

E.     Sampling Jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.

F.      Sampling Sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sebagai contoh,jika anda melakukan penelitian dengan anggota populasi yang terdiri dari 100 orang maka semua anggota itu diberi nomor urut yaitu nomor 1 sampai nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu. Misalkan untuk anggota populasi yang terdiri dari 100 orang tersebut diambil sampel berdasarkan kelipatan dari bilangan lima sehingga yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20, 25, dan seterusnya sampai 100.



S U M B E R :

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Hendry. 2010. Populasi dan Sampel, (online), https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/, (Diakses 28 Februari 2016)
Armansyah. 2013. Metode Penelitian Populasi, Sampling, dan Teknik Acak, (online), https://kelasarmansyah.wordpress.com/2013/03/23/metode-penelitian-populasi-sampling-dan-teknik-acak/, (Diakses 28 Februari 2016)

Annisa, Windi. 2013. Teknik Sampling Proportionate, (online), http://annisawindiaulia.blogspot.co.id/2013/09/teknik-sampling-proportionate.html, (Diakses 28 Februari 2016)

Ricky, Reza. 2013. Populasi dan Sampel, (online), http://rezatupahlevi.blogspot.co.id/2013/03/populasi-dan-sampel.html, (Diakses 28 Februari 2016)

Gerry, Tri. 2013. Teknik Pengambilan Sampel, (online), http://gerrytri.blogspot.co.id/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html, (Diakses 28 Februari 2016)

Davin. 2012. Macam-Macam Sampel Penelitian. (online), http://davinplus.blogspot.co.id/2012/05/macam-macam-sampel-penelitian.html, (Diakses 28 Februari 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...