Makalah Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia
“Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”
Dosen Pengampu : Drs. Hendratno M.Hum
Disusun Oleh :
Nisful Laila (14010644045)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Alloh SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia yang penulis beri judul “Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Yth.Bpk.
Drs. Hendratno M.Hum selaku dosen mata kuliah Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia.
2. Kedua orang
tua yang memberikan motivasi kepada penulis.
3. Rekan-rekan
seperjuangan.
4. Serta semua
pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya
tegur sapa dan kritikan yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan dari
para pembaca yang budiman dan para ahli, demi untuk menyempurnakan pada
penyusunan berikutnya dan mudah-mudahan dalam penyusunan makalah ini senantiasa
disertai dengan hidayah dari Allah SWT sehingga dapat membawa manfaat bagi kita
sekalian. Amin.
Surabaya, 1
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
A. Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbahasa dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar
B. Peningkatan Keterampilan Menyimak
C. Peningkatan Keterampilan Berbicara
D. Peningkatan Keterampilan Membaca
E. Peningkatan Keterampilan Menulis
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar manusia melakukan
komunikasi langsung atau tatap muka dengan bahasa lisan. Di pasar, di toko, di
perkantoran, dan di keluarga, serta masyarakat, manusia tidak pernah terlepas
dari kegiatan berbahasa lisan. Selain itu, manusia juga melakukan komunikasi
tidak langsung yang biasa dilakukan melalui surat atau e-mail. Untuk komunikasi
langsung memerlukan keterampilan berbicara dan menyimak. Dalam kegiatan
komunikasi langsung yaitu berbicara dan menyimak seperti itu, para peserta
komunikasi saling berganti peranan. Suatu saat menjadi pembicara, pada saat
lain menjadi pendengar. Suatu saat yang satu menjadi pembicara, yang lainnya
menjadi pendengar atau lawan bicara. Sedangkan, untuk komunikasi tidak langsung
memerlukan keterampilan membaca dan menulis. Membaca dan menulis sebagai
aktifitas komunikasi ibarat mata uang logam yang sisi-sisinya saling
melengkapi. White (1980) mengatakan bahwa anatara membaca dan menulis terdapat
hubungan yang saling menunjang dan melengkapi. Artinya, kebiasaan membaca tidak
mungkin terlaksana tanpa kebiasaan menulis atau mengarang, sebaliknya kebiasaan
menulis tidak akan bermakna tanpa diikuti oleh kebiasaan membaca.
Selain untuk komunikasi, pentingnya peningkatan keterampilan
berbahasa juga dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan atau profesi. Profesi-profesi
di bidang hubungan masyarakat, pemasaran atau penjualan, politik, hukum (jaksa,
hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan
dimilikinya keterampilan berbahasa, baik berbicara, menyimak, membaca, dan
menulis. Terutama bagi mereka yang memiliki profesi sebagai seorang guru.
Keterampilan berbahasa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah
dasar. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi
pelajaran kepada para siswa dan para siswa juga akan mengalami kesulitan
menangkap pelajaran yang kita sampaikan bila keterampilan berbahasa yang kita
miliki tidak memadai. Dari uraian tersebut menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya peningkatan keterampilan atau kemampuan berbahasa yang terdiri dari
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis dalam pembelajaran di sekolah dasar.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pentingnya peningkatan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran di sekolah dasar?2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan menyimak?3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan berbicara?4. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan membaca?5. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan menulis?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya peningkatan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran di sekolah dasar.2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan menyimak.3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan berbicara.4. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan membaca.5. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan menulis.
D.
Manfaat
1. Memberitahu pembaca tentang pentingnya peningkatan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran di sekolah dasar.2. Memberitahu pembaca tentang peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan menyimak.3. Memberitahu pembaca tentang peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan berbicara.4. Memberitahu pembaca tentang peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan membaca.5. Memberitahu pembaca tentang peningkatan keterampilan berbahasa melalui keterampilan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Peningkatan Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat
arbriter, digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, mengindentifikasi
diri dan berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita menggunakann keterampilan
berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas
keterampilan itu. Ada orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal
sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun, ada pula orang yang
sangat lemah tingkat keterampilannya sehingga bukan tujuan komunikasinya
tercapai, tetapi malah terjadi salah pengertian yang berakibat suasana
komunikasi menjadi buruk. Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan
kaidah dengan konsisten, sedangkan yang dimaksud bahasa yang baik adalah bahasa
yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya.
Dapat
dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat
mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat
melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat
memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang
kepada kita. Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di
atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki
tergolong rendah.
Pentingnya peningkatan keterampilan
berbahasa dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah sebagai
calon guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran
kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai
atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang
kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak
memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga
pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan
tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat
diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh
pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki
keterampilan membaca yang memadai.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
yang sangat penting bagi pembelajaran di sekolah dasar dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis tersebut.
B. Peningkatan Keterampilan Menyimak
Ketermpilan menyimak merupakan
kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses
pemerolehan bahasa. Sebelum seseorang atau anak dapat melakukan berbicara, membaca,
apalagi menulis, kegiatan menyimaklah yang pertama kali dlakukan. Secara
berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari
menyimak, berbicara, membaca, dan terakhir menulis.
Salah satu hal yang perlu
diperhatikan ialah bila menyimak dipandang sebagai suatu kegiatan
belajar-mengajar. Menyimak sebagai suatu kegiatan belajar mengajar tidak dapat
berdiri sendiri, terlepas dari kegiatan berbahasa yang lain seperti berbicara
atau menulis. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini pembelajar pun dalam kegiatan
menyimak tidak dipisahkan secara ketat dengan kegiatan berbahasa yang lain.
Artinya, kegiatan menyimak haruslah didahului atau diikuti dengan kegiatan
menulis, membaca, atau berbicara.
Kegiatan menyimak sudah mencakup
mendengar dan mendengarkan (Akhadiah, 1991/1992). Kegiatan menyimak diawali
dengan mendengarkan dan pada akhirnya memahami apa yang disimaknya. Untuk dapat
memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses. Proses tersebut terdiri
dari enam tahapan seperti tampak pada diagram berikut ini :
C. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Berbicara sebagai salah satu unsur kemampuan berbahasa sering dianggap
sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri. hal ini dibuktikan dari kegiatan
pengajaran berbicara yang selama ini dilakukan. Dalam
praktiknya, pengajaran berbicara dilakukan dengan menyuruh murid berdiri di
depan kelas untuk berbicara, misalnya bercerita atau berpidato. Siswa yang lain
diminta mendengarkan dan tidak mengganggu. Akibatnya, pengajaran berbicara di
sekolah-sekolah itu kurang menarik. Siswa yang mendapat giliran merasa tertekan
sebab di samping siswa itu harus mempersiapkan bahan sering kali guru
melontarkan kritik yang berlebih-lebihan. Sementara itu, siswa yang lain merasa
kurang terikat pada kegiatan itu kecuali ketika mereka mendapat giliran.
Agar seluruh anggota kelas dapat
terlibat dalam kegiatan pengajaran berbicara, hendaklah selalu dingat bahwa
hakikatnya berbicara itu berhubungan dengan kegiatan berbicara yang lain
seperti menyimak, membaca, dan menulis, serta berkaitan dengan pokok-pokok
pembicaraan. Dengan demikian, sebaiknya pengajaran berbicara mempunyai aspek
komunikasi dua arah dan fungsional. Di samping itu, pengajaran berbicara perlu
memperhatikan dua faktor yang mendukung ke arah tercapainya pembicaraan yang
efektif, yaitu faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan yang
perlu diperhatikan ialah : (1) pelafalan bunyi bahasa, (2) penggunaan intonasi,
(3) pemilihan kata dan ungkapan, (4) penyusunan kalimat dan paragraf. Sementara
itu, faktor non kebahasaan yang mendukung keefektifan berbicara ialah : (1)
ketenangan dan kegairahan, (2) keterbukaan, (3) keintiman, (4) isyarat
nonverbal, dan (5) topik pembicaraan.
Peningkatan keterampilan berbicara
dapat dilakukan dengan cara mempelajari (1) bercerita, (2) berdialog, (3)
berpidato, dan (4) diskusi atau kegiatan lain yang menuntut keterampilan
berbicara. Selain itu, peningkatan keterampilan berbicara dapat dilakukan
melalui meningkatkan keterampilan menyimak. Berbicara dan menyimak merupakan
keterampilan berbahasa yang bersifat langsung. Bunyi dan suara merupakan faktor
penting dalam keterampilan berbicara dan menyimak. Peningkatan keterampilan
menyimak akan meningkatkan keterampilan berbicara karena keterampilan berbicara
dipelajari melalui keterampilan menyimak.
D. Peningkatan Keterampilan Membaca
Membaca dapat dilihat sebagai suatu
proses dan sebagai hasil. Membaca sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan
dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui
tahap-tahap tertentu (Burnsm 1985). Proses tersebut berupa penyandian kembali
dan penafsiran sandi. Kegiatannya dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan,
frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya
(Anderson, 1986). Sedangkan, membaca sebagai hasil berupa dicapainya komunikasi
pikiran dan perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena
terdapat kesamaan pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis. Komunikasi
yang terjadi bergantung pada pemahaman yang dirasakannya melalui semua proses
membaca. Oleh karenanya, membaca sering disebut proses konstruktif (menyusun
gagasan atau makasud penulis).
Peningkatan keterampilan membaca
dapat dilakukan dengan cara berlatih membaca secara bebas dan bersifat individual,
dapat pula dilakukan secara terstruktur, terbimbing, seperti dalam kegiatan
belajar mengajar. Membaca sebagai suatu kegiatan belajar mengajar tidak dapat
berdiri sendiri. Kegiatan membaca selalu terkait dengan kegiatan berbahasa yang
lain, yaitu berbicara dan menulis. Berikut keterkaitan keterampilan membaca
dengan keterampilan menulis :
Dalam kegiatan membaca pemahaman sering kali kita harus menulis
catatan-catatan, bagan, rangkuman, dan komentar mengenai isi bacaan guna
menunjang pemahaman kita terhadap isi bacaan, bahkan kadang-kadang kits merasa
perlu untuk menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagi informasi kepada
pembaca lain atau justru sekedar memperkuat pemahaman kita mengenai isi bacaan.
Selain itu, mungkin pula kita terdorong untuk menulis resensi atau kritik
terhadap suatu tulisan yang telah kita baca. Jadi, tampak begitu erat kaitan
antara aktifitas membaca dan menulis dalam kegiatan berbahasa.
E. Peningkatan Keterampilan Menulis
Meskipun telah disadari bahwa
penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern, dalam
kenyataannya pengajaran keterampilan menulis kurang mendapatkan perhatian.
Pelly (1992) mengatakan bahwa pelajaran membaca dan menulis yang dulu merupakan
pelajaran dan latihan pokok kini kurang mendapatkan perhatian, baik dari para
siswa maupun para guru. Pelajaran mengarang sebagai salah satu aspek dalam
pengajaran bahasa Indonesia kurang ditangani secara sungguh-sungguh. Akibatnya,
kemampuan berbahasa para siswa kurang memadai. Badudu (1985) berpendapat bahwa
rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pengajaran
mengarang dianakritikan.
Bertolak dari kenyataan itu
pengajaran menulis perlu digalakkan di berbagai lembaga pendidikan, termasuk di
PGSD. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah calon guru yang nantinya
harus mengajarkan pengajaran menulis kepada anak didiknya. Apabila mereka belum
mendapatkan pengajaran menulis maka mustahil mereka dapat mengajarkannya dengan
baik. Boleh jadi mereka hanya akan memberikan teori tentang menulis dan bukan
keterampilan menulis. Aktifitas menulis yang sering dilakukan oleh guru
setidaknya dapat dijadikan contoh dan keteladanan bagi anak didiknya.
Proses
menulis terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. PramenulisMerupakan tahan persiapan. Pada tahap ini penulis melakukan berbagai kegiatan. Misalnya menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan.2. MenulisTahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaian menjadi satu karangan yang utuh.3. MerevisiPada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide-ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca.4. MengeditApabila karangan sudah dianggap sempurna, penulis tinggal melaksanakan pengeditan. Dalam pengeditan diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi.5. MempublikasikanMempublikasikan memiliki dua pengertian. Pengertian pertama, mempublikasikan berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan. Sedangkan, pengertian kedua berarti menyampakaikan karangan kepada publik dalam bentuk noncetakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya peningkatan keterampilan berbahasa dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah sebagai calon guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi pembelajaran di sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis tersebut.
B. Saran
Agar memiliki keterampilan dalam berbahasa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dan melakukan pekerjaan atau profesi, terutama bagi yang sudah memiliki profesi sebagai guru atau akan menjadi seorang guru dalam pembelajaran di sekolah terutama sekolah dasar, kita harus mengetahui, mempelajari, dan berlatih dengan tekun mengenai keempat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Jika kita meningkatkan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis maka keterampilan berbahasa kita juga akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Rofiudin, Ahmad, Damiyati Zuhdi.
1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Surabaya.
Surabaya: UNESA Press.
Hariyadi, Zamzami. 1996. Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surabaya: UNESA Press.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa
Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Zaenal, Tasai Amran. 2009. Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Mulyati, Yeti. Dkk.2009. Keterampilan
Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar