Sabtu, 21 November 2015

Penguatan Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN



“Penguatan Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN”
Nisful Laila
(14010644045)
*Penulis adalah mahasiswa dari PGSD FIP UNESA*

            Penguatan lambang identitas nasional berupa Bahasa Indonesia merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebelum penulis membahas tentang “Penguatan Bahasa Indonesia Menuju Mayarakat Ekonomi ASEAN” sebagai salah satu upaya agar Indonesia mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berikut penulis jabarkan mengenai pengertian dari Bahasa Indonesia menurut beberapa ahli, sejarah Bahasa Indonesia, pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan sejarah singkat terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragambahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19.

Pengertian Bahasa Indonesia menurut Para Ahli :

1.      Prof. Dr. A. Teeuw
Bahasa Indonesia adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan setelah bangkitnya pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.



2.      Amin Singgih
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan kita. Dengan kata lain, Bahasa Indonesia ialah Bahasa Melayu yang sudah menyatu benar dengan bahasa suku-suku bangsa yang ada di kepulauan nusantara. Adapun bahasa daerah yang disumbangkan, betul-betul telah menyatu dan tidak lagi terasa sebagai bahasa daerah.

3.      Prof. Dr. R.M Ng. Purbatjaraka
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sejak kejayaan sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh asia tenggara.

Jadi, Bahasa Indonesia tak lain adalah Bahasa Melayu yang telah menyatu dengan bahsa daerah dan bahasa asing yang berkembang di Indonesia. Mengapa Bahasa Melayu yang dijadikan Bahasa Indonesia? Pemilihan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia didasarkan atas pertimbangan yang rasional, baik secara politik, ekonomi, dan kebahasaan, yaitu :
1.      Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
2.      Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi dresakan sebagai bahasa asing.
3.      Bahasa Melayu bersifat demokratis, maksudnya tidak membeda-bedakan tingkatan dalam pemakaian sehingga meniadakan sifat feodal dan memudahkan orang mempelajarinya.
Sejarah Bahasa Indonesia

Berawal dari sumpah pemuda, 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia mempunyai fungsi majemuk, menjadi bahasa persatuan, bahasa negara, bahasa resmi, bahasa penghubung antarindividu, bahasa pergaulan, dan yang tak kalah penting sebagai bahasa pengantar di semua sekolah di Indonesia. Bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing mempunyai bahasa daerahnya yang menjadikannya bahasa pertama. Walaupun masih banyak orang yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, sekarang makin banyak menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama.

Bahasa kita yang dinamai Bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Melayu yaitu salah satu bahasa daerah di bumi nusantara ini. Bahasa Indonesia, digunakan sebagai salah satu alat yang mempersatukan bangsa yang bersuku-suku, untuk mengusir penjajah Belanda dan meraih kemerdekaan. Selanjutnya, bahasa ini digunakan dalam berbagai kehidupan secara luas, maka tidak ada yang memprotes ketika bahasa Melayu dinobatkan menjadi Bahasa Indonesia.

Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)2015 (bahasa Inggris: ASEAN Economic Community (AEC)) adalah sebuah integrasi ekonomiASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN. Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020.

Dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat selama MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan kompetitif. Terutama terampil dalam penguasaan Bahasa agar bisa melakukan komunikasi sehingga dapat terjalin kerjasama. Baik penguasaan Bahasa Inggris maupun Bahasa yang berlaku di negara masing-masing.

Sejarah Singkat Pembentukan MEA 2015


Pembentukan MEA 2015

         Inisiatif pembentukan integrasi ASEAN sebenarnya telah muncul pada 1997. Saat itu, ASEAN meluncurkan inisiatif pembentukan integrasi kawasan ASEAN atau komunitas masyarakat ASEAN melalui ASEAN Vision 2020 saat berlangsungnya ASEAN Second Informal Summit di Kuala Lumpur, Malaysia. Inisiatif ini kemudian diwujudkan dalam bentuk roadmap jangka panjang yang bernama Hanoi Plan of Action yang disepakati pada 1998.
         Kemudian melalui deklarasi Bali Concord II pada 2003 di Bali, Komunitas ASEAN 2020 diimplementasikan melalui 3 pilar, yakni ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community. Namun, pada saat ASEAN Summit ke-12 pada 2007, dalam Cebu Declaration, ASEAN memutuskan untuk mempercepat pembentukan integrasi kawasan ASEAN menjadi 2015.

         Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) hadir untuk menggantikan ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang telah ada sejak tahun 2003. AFTA disahkan pada saat ASEAN Summit ke IV di Singapura pada Januari 1992 bersama penandatanganan Deklarasi Singapura dan Perjanjian untuk Meningkatkan Kerjasama Ekonomi ASEAN (Singapore Declaration and Agreement for Enhancing ASEAN Economic Cooperation). Kehadiran AFTA juga telah menjadi pembuka pintu liberalisasi dengan Negara-negara di luar anggota ASEAN melalui pembentukan ASEAN Bilateral FTA dengan beberapa Negara mitra seperti China, Jepang, Korea Selatan, Australia, New Zealand, dan India.

         Dengan berlakunya ASEAN Bilateral FTA, maka secara otomatis telah mengikat komitmen Negara-negara anggota ASEAN untuk juga bermitra secara bilateral. Indonesia telah mengadopsi FTA ke dalam hukum nasional yang dilanjutkan dengan menandatangani perjanjian perdagangan secara bilateral antara Indonesia dengan keenam Negara mitra ekonomi ASEAN, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, New Zealand, dan India.

         Pembentukan basis produksi ASEAN akan mendorong kebutuhan pasar tenaga kerja yang sangat besar. Industrialisasi akan menjadi strategi utama yang semakin memperkuat peran korporasi multinasional. Berbagai kebijakan tenaga kerja Indonesia akan didorong untuk dapat memenuhi kepentingan industri seperti penciptaan tenaga kerja yang berdaya saing tinggi dan mampu meningkatkan produktifitas industri.



Jadi, menurut pendapat penulis, Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa resmi bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa Indonesia, masyarakat dunia dapat mengenal lebih dekat budaya dan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, Bahasa Indonesia memegang peranan penting di ASEAN dan dunia internasional. Selain itu, Bahasa Indonesia juga memiliki peranan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Menurut pandangan penulis, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan wadah bagi seluruh negara ASEAN untuk bekerjasama hampir dalam berbagai bidang. Semua negara bisa dengan bebas bekerjasama, berdagang, dan bertransaksi. Oleh karena itu, setiap negara sejak dini menyiapkan berbagai keterampilan untuk menghadapi bahkan bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satunya adalah meningkatkan keterampilan berbahasa baik Bahasa Inggris selaku bahasa Internasional, bahasa yang berlaku di negara masing-masing, dan bahasa dari seluruh negara ASEAN. Negara-negara lain sejak dini, seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Filipina sudah serius mempersiapkan diri untuk MEA 2015 melalui pelatihan bahasa Indonesia bagi tenaga-tenaga kerjanya di samping bahasa Inggris. sejumlah negara ASEAN telah jauh-jauh hari belajar bahasa Indonesia untuk bisa masuk pasar Indonesia. Terang sekali, mereka membutuhkan bahasa Indonesia sehingga sudah semacam kewajiban bagi mereka untuk mempelajarinya.

Melihat dari peristiwa tersebut, bangsa Indonesia seharusnya lebih menguasai dan meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia mengingat bangsa Indonesia sebagai pemilik resmi dari Bahasa Indonesia. Sehingga, dapat meningkatkan penguatanBahasa Indonesia untuk siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Peranan Bahasa Indonesia di ASEAN

Sudah saatnya memberikan opini cerdas terhadap posisi bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sudah banyak terpengaruh oleh keberadaan dan pengaruh bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa bahasa Inggris memiliki nilai jual tinggi dan memiliki posisi yang lebih strategis daripada bahasa Indonesia, bahasa nasional kita. Sebenarnya memang tidak salah mempelajari bahasa Inggris namun yang salah adalah dengan mempelajari bahasa baru tersebut kita terkesan mengabaikan bahasa nasional kita sendiri. Dalam kaitannya dengan dinamika kebahasaan, situasi ini merupakan fenomena yang wajar. Fenomena ini di dalam kajian sosiolinguistik disebut sebagai fenomena diglossia dimana suatu bahasa tergeser oleh keberadaan bahasa lainnya karena bahasa yang satu dianggap memiliki prestige yang lebih tinggi daripada bahasa yang lainnya.

Meskipun belum banyak orang mengetahui, bahasa kita, bahasa Indonesia telah dijadikan sebagai bahasa persatuan di kawasan Asia Tenggara. Setelah berbagai usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di forum ASEAN, akhirnya bahasa Indonesia diterima sebagai salah satu bahasa resmi yang akan digunakan dalam lembaga ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) atau Majelis Antarparlemen ASEAN. Hal ini sangat penting untuk dijadikan cacatan bahwa kita harus kembali lagi menata jadi diri bangsa ini melalui bahasa kita. Masyarakat di kawasan ASEAN saja bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa formal, kenapa kita harus malu dan cenderung mengabaikan posisi bahasa kita sendiri dalam masyarakat.

Selain itu, diambil dari berbagai sumber mengenai data beberapa negara di seluruh dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia. Ada sekitar 45 negara yang telah mengajarkan bahasa Indonesia dalam sistem kurikulum pendidikan mereka diantaranya adalah Australia, Amerika Serikat, Vietnam, Jepang dan Kanada. Di negara Australia, bahasa Indonesia mendapatkan tempat istimewa yaitu sebagai bahasa popular keempat. Di negeri kanguru tersebut, ada sekitar 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia. Untuk negara di kawasan ASEAN yang paling gencar mempromosikan bahasa Indonesia adalah negara Vietnam. Di negara tersebut, posisi bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis dan Jepang sebagai bahasa resmi yang dipriotitaskan. Bahkan di negara yang berpenduduk 85.238.000 ini, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam. Sedangkan di negara matahari terbit, di tingkat perguruan tinggi, bahasa Indonesia di tawarkan sebagai mata kuliah pilihan maupun sebagai kajian untuk mendapatkan gelar kesarjanaan baik gelar S1 maupun S2. Ada sekitar 20 perguruan tinggi di Jepang yang menawarkan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan. Sedangkan beberapa universitas lainnya menawarkan program kajian bahasa Indonesia adalah Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Setsunan, dan Universitas Sango Kyoto.


Peranan Bahasa Indonesia di Dunia Internasional

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia adalah bahasa kerja (working language).Dari sudut pandang linguistika, bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.  Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. 

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Alfred Russel Wallace menuliskan di Malay Archipelago bahwa "penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda." Selanjutnya, Jan Huyghen van Linschoten, di dalam buku Itinerario ("Perjalanan") karyanya, menuliskan bahwa "Malaka adalah tempat berkumpulnya nelayan dari berbagai negara. Mereka lalu membuat sebuah kota dan mengembangkan bahasa mereka sendiri, dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari segala bahasa di sekitar mereka. Kota Malaka, karena posisinya yang menguntungkan, menjadi bandar yang utama di kawasan tenggara Asia, bahasanya yang disebut dengan Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling pas di antara bahasa-bahasa di Timur Jauh."

Jadi dilihat dari sejarahnya bahwa bahasa indonesia itu bisa saja di jadikan bahasa internasional. karena bahasa indoneisa digunakan di asia tenggara dan juga di dunia, karena di timor leste saja bahasa indonesia digunakan sebagai bahasa kerja. dan bahasa indonesia diambil dari bahasa melayu dan katanya bahasa indonesia itu bahasa yang dianggap relatif mudah, tapi pada kenyataannya padahal orang indonesia sendiri ada yang sulit untuk menggunakan bahasa indoneisa yang benar. jadi menurut saya ayo kita lestarikan supaya bahasa indonesia bisa lebih dikenal sampai seluruh dunia.

Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang suatu kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Dari tujuan inilah nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara.

Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar di kawasan ASEAN. Kekuatan ekonomi Indoenesia cukup bagus. Pertumbuhan ekonominya tertinggi di dunia setelah RRT dan India. Hal Ini akan menjadi modal penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju MEA tahun 2015. Saat ini Indonesia masuk dalam sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia dan bukan tidak mungkin kelak Indonesia akan menjadi salah satu prioritas investasi internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus siap dengan identitas yang kuat dan punya daya saing yang tinggi. Salah satu identitas yang perlu ditingkatkan adalah penggunaan bahasa Indonesia terutama di bidang ekonomi, keuangan, dan industri.

Peraturan yang mengatur agar pekerja asing harus berbahasa indonesia saat mea sudah diberlakukan. Untuk itu setiap orang asing yang akan bekerja di Indonesia harus mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI penting dilakukan untuk pengembangan bahasa Indonesia ke depannya, apalagi guna memasuki MEA. Diadakannya UKBI juga untuk melindungi para pekerja Indonesia sendiri, dengan begitu pekerja Indonesia juga mendapat kesempatan untuk bekerja. Sama halnya dengan bahasa yang digunakan untuk iklan lowongan pekerjaan yang ada di media massa, hampir semuanya menggunakan bahasa asing. Hal ini sudah merupakan kesalahan karena tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang resmi terutama di negara sendiri.

Penguatan Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

Menurut pendapat penulis, penguatan lambang identitas nasional berupa Bahasa Indonesia merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penguatan Bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :

1.      Membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar agar bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negera sendiri adalah tugas kita bersama. Karena setelah menjadi tuan rumah di Negara sendiri, baru bahasa Indonesia dapat diperkenalkan ke negara lain, dan kemudian hadir di forum internasional. Kita hendaknya memperkenalkan bahasa Indonesia ke seluruh dunia, sebagaimana kesenian Indonesia yang sudah terlebih dahulu dikenal oleh bangsa lain.

2.      Mewajibkan TKA menguasai Bahasa Indonesia

Seperti yang kita ketahui, beberapa Negara sudah mewajibkan tenaga kerja asing (TKA) untuk menguasai bahasa resmi negaranya apabila tenaga kerja Indonesia (TKI) ingin bekerja di sana. Misalkan Jepang, Tenaga kerja Indonesia (TKI) wajib bias menggunakan BahasaJepang apabila ingin bekerja di Negara Bunga Sakura tersebut. Jika Negara lain memberlakukan peraturan seperti itu, mengapa tidak jika Indonesia melakukan hal yang sama? Dengan membuat peraturan bagi tenaga kerja asing (TKA) wajib menguasai Bahasa Indonesia dapat meningkatkan penguatan Bahasa Indonesia sehingga Bahasa Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

3.      Meningkatkan kebanggaan akan Bahasa Indonesia

Tidak banyak negara di dunia, terutama negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia ke-2 yang seberuntung bangsa Indonesia, begitu merdeka kita memiliki bahasa nasional. Lihat saja negara tetangga kita, Filipina, Singapura, Malaysia, India yang menginginkan bahasa  sendiri akan tetapi sampai sekarang masih menggunakan  Bahasa Inggris sebagai bahasa mayoritasnya. Oleh karena itu, kita harus bangga akan Bahasa Indonesia. Salah satunya melalui membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dan mengurangi penggunaan Bahasa Asing.

Penutup dan Simpulan

            Pada awalnya, MEA diharapkan mampu meningkatkan daya saing negara-negara ASEAN dengan Negara maju lainnya. Namun, tidak menutup hal ini justru membuka kompetisi yang semakin terbuka diantara sesama anggota Masrakat Ekonomi ASEAN ( MEA) itu sendiri. Olehnya, jika tidak memiliki strategi dan keunggulan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) hanya membawa kerugian dan kesia-siaan baginegara anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang tak siap, termasuk Indonesia.

            Oleh karena itu, Indonesia sejak dini harus mempersiapkan diri menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penguatan lambang identitas nasional berupa Bahasa Indonesia merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penguatan Bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :

1.      Membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negera sendiri.
2.      Mewajibkan tenaga kerja asing (TKA) menguasai Bahasa Indonesia selama bekerja di Indonesia agar meningkatkan penguatan Bahasa Indonesia sehingga Bahasa Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
3.      Meningkatkan kebanggaan akan Bahasa Indonesia. Salah satu caranya melalui membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dan mengurangi penggunaan Bahasa Asing.




Sumber :

1.      Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
3.      Http://okezone.com
4.      Agustina, Lusi. 2014. Ancaman MEA 2015, (online),
5.      Amar, Abu. 2011. Bahasa Indonesia dalam Komunitas Masyarakat ASEAN, (online),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...