Parafrase Puisi Menjadi Bentuk Prosa
*PUISI*
SEBILAH BAMBU RUNCING
Karya Rozat Rifai
Hembusan napas mulai memanas
Tat kala para kompeni mulai menampakkan diri
Sebilah bambu jadi bomerangmu menjadi senapan batin peraih
kemerdekaan
Rasa lapar tak lagi ada
Ketika penjajah mulai memberontak
Derasnya keringatmu menjadi bukti perjuangan untuk berbakti
Pandangan matamu terus tertuju
Seolah tak lepas dalam setiap detikmu
Langkahmu adalah harapan untuk meraih kemerdekaan
Darahmu terus mengucur dari bekas mata peluru
Namun kau terus maju tak kenal menyerah
Kini kau tertidur pulas dengan senyuman tanda awal kemerdekaan yang
hakiki
17 Agustus terus berjalan terungkap kenangan dalam setiap nadimu
Sebaris doa dan harapan, semoga jasamu kan kukenang selalu
*PARAFRASE*
Parafrase Puisi “SEBILAH BAMBU RUNCING”
Oleh : Nisful Laila*
Hembusan napas setiap pejuang peraih kemerdekaan mulai memanas. Tat
kala para kompeni mulai menampakkan diri di Tanah Air.
Dengan berani, sebilah bambu jadi bomerangmu menjadi senapan
batin peraih kemerdekaan. Rasa lapar tak lagi ada, rasa
haus pun hilang seketika. Ketika penjajah mulai memberontak untuk merampas Tanah Air kita. Derasnya
keringatmu menjadi bukti perjuangan untuk berbakti meskipun
menuju mati. Pandangan matamu terus tertuju pada
kemerdekaan. Seolah
tak mau lepas dalam setiap detikmu. Langkahmu
adalah harapan untuk meraih kemerdekaan demi bangsa ini.
Darahmu terus mengucur dari bekas mata peluru para
kompeni. Namun kau terus maju tak kenal menyerah tak mau kalah. Kini kau tertidur pulas dengan senyuman dan rasa bangga tanda awal kemerdekaan yang hakiki. 17
Agustus akan terus berjalan terungkap kenangan
dalam setiap nadimu. Sebaris doa dan harapan untukmu,
semoga jasamu kan kukenang selalu selama hidupku.
*Penulis adalah mahasiswa dari PGSD FIP UNESA angkatan 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar