Inovasi pendidikan IPS di Sekolah Dasar oleh NCSS : Kerangka Studi
Sosial C3 (College, Career, and Civic)
Nisful Laila (14010644045)
*Penulis adalah mahasiswa dari PGSD FIP UNESA*
Dewasa ini,
peserta didik yang berada pada kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6 sudah mampu
berpikir dewasa. Artinya, peserta didik sudah mampu membuat rencana untuk masa
depan pendidikannya. Kerangka studi sosial C3 (College, Career, and Civic)
merupakan inovasi pendidikan IPS yang bertujuan untuk mempersiapkan dan
membantu peserta didik agar mampu bersaing di dunia perkuliahan, karir dan
dunia kerja melalui pendidikan IPS.
Alasan pemilihan topik :
Topik tersebut
penting untuk diadopsi ke dalam praktik pendidikan IPS di Indonesia karena
topik tersebut dapat memperbaiki kualitas
IPS di Indonesia, baik untuk memperbaiki kualitas peserta didik maupun memperbaiki
kualitas pendidikan IPS itu sendiri. Kerangka studi sosial C3 (College, Carrer,
Civic) atau C3 Framework dapat memperbaiki kualitas pendidikan IPS karena C3 akan
mempersiapkan dan mencetak peserta didik menjadi generasi yang mampu bersaing
di dunia perkuliahan, karir dan dunia kerja melalui pendidikan IPS. Jika C3
Framework diadopsi ke dalam praktik pendidikan IPS di Indonesia maka peserta
didik akan memiliki keterampilan mengenai IPS sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan IPS di Indonesia.
Prinsip C3 Framework
C3 ini didorong
oleh prinsip-prinsip tentang kualitas tinggi pendidikan IPS :
- IPS mempersiapkan peserta didik untuk kuliah, karier, dan dunia kerja.
- IPS melibatkan aplikasi interdisipliner dan menyambut integrasi seni dan humaniora.
- IPS terdiri dari pemahaman yang mendalam dan abadi, konsep, dan keterampilan dari disiplin ilmu.
- IPS menekankan keterampilan dan praktek sebagai persiapan untuk pengambilan keputusan yang demokratis.
- Pendidikan IPS harus memiliki koneksi langsung dan eksplisit dengan Standar Negara Inti umum untuk Bahasa Inggris.
Arti
Penting C3 Framework
- Marjinalisasi Studi Sosial - Hilangnya waktu pembelajaran di tingkat SD dan penyempitan instruksi dalam menanggapi waktu pilihan ganda, berisiko tinggi terhadap pengujian yang berdampak signifikan, sumber daya, dan dukungan untuk studi sosial. Pengenalan Core Umum memberikan kesempatan untuk studi sosial mempromosikan keaksaraan disiplin dalam studi sosial dengan cara seperti memungkinkan IPS untuk mendapatkan kembali peran yang lebih seimbang.
- Motivasi Mahasiswa - Anak-anak dan remaja secara alami ingin tahu tentang dunia yang kompleks dan beragam yang mereka huni. Tapi mereka cepat menjadi terbatas karena membaca buku teks untuk menjawab pertanyaan dan mengambil pilihan ganda. C3 Framework membahas masalah ini dengan cara yang mendasar.
- Masa Depan Demokrasi – penelitian menunjukkan bahwa peserta didik lebih sedikit, menerima pendidikan IPS berkualitas tinggi, meskipun peran sentral ilmu sosial dalam mempersiapkan siswa untuk tanggung jawab kewarganegaraan. Warga negara yang aktif dan bertanggung jawab mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah publik, yang disengaja dengan orang lain tentang bagaimana mendefinisikan dan isu-isu, mengambil tindakan konstruktif bersama-sama, merefleksikan tindakan mereka, menciptakan dan mempertahankan kelompok, dan lembaga-lembaga pengaruh baik besar maupun kecil. Mengimplementasikan Kerangka Kerja C3 untuk mengajar siswa agar bertindak dengan cara-cara sebagai warga negara sehingga secara signifikan meningkatkan persiapan untuk kuliah dan karir
Pendidikan IPS di Indonesia
Pendidikan
IPS di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan
pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah
dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 1994, bahwa penyelenggaraan
pendidikan di sekolah dasar bertujuan: (1) mendidik siswa agar menjadi manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri
serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa; (2) memberi bekal
kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat
yang lebih tinggi; dan (3) memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di
masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya (Depdikbud, 1994).
Dikaitkan
dengan konteks pendidikan dasar sembilan tahun, maka fungsi dan tujuan
pendidikan IPS di sekolah dasar harus pula mendukung pemilikan kompetensi
tamatan sekolah dasar, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan
melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah.
Sementara itu, kondisi pendidikan IPS di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai
oleh pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti
ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam
proses belajar mengajar (Suwarma, 1991; Jarolimek, 1967). Suasana belajar
seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan IPS dalam upaya mempersiapkan
warga negara yang baik dan memasyarakat (Djahiri, 1993)
Di
sekolah dasar saat ini, pendidikan IPS menunjukkan indikasi bahwa pola
pembelajarannya makin bersifat teacher centered. Kecenderungan
pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa
dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak optimal. Kesan
menonjolnya verbalisme dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas
masih terlalu kuat. Hasil penelitian Rofi’uddin (1990) tentang interaksi kelas
di sekolah dasar menunjukkan bahwa 95% interaksi kelas dikuasai oleh guru.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam interaksi kelas berupa
pertanyaan-pertanyaan dalam kategori kognisi rendah.
Jika C3 Framework Dapat Diimplementasikandi
Indonesia
Jika C3 Framework dapat diimplementasikan dalam praktik pendidikan
di Indonesia, maka :
1.
Kualitas
peserta didik mengenai pendidikan IPS akan meningkat,
2.
Membantu
memperbaiki kualitas pendidikan IPS di Indonesia, dan
3.
Membantu
peserta didik mampu bersaing dalam dunia perkuliahan, karir, dan dunia kerja.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar