Jumat, 29 Juli 2016

Doshiyo (Nisufuru Raira)



Doshiyo?





“Raa..” (Suara yang selalu aku rindukan itu memanggil sebutan depan namaku)

“Nii-chan?”

Dalam hitungan detik, aku menghapus begitu saja jarak diantara kami. Ku lingkarkan kedua tanganku pada tubuhnya seakan aku biasa melakukan itu setiap pagi. Tubuhku yang lebih kecil dari tubuhnya terasa pas berada dalam pelukkan itu.

(Dia bertanya dan membalas pelukkanku) “Bagaimana kabarmu, hm?”

“Aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?”

“Aku juga baik-baik saja. Ayo kita bicara..” (Dia mencoba membuyarkan acara pelukkan kami. Uhm, mungkin dia mulai merasa tak nyaman. Hehe..)

“Kita sedang bicara dari tadi..” (Aku tak mau melepas pelukkanku. Enak saja dilepas. Hehe..)

“Baiklah. Ku dengar Raira-ku ini pacaran dengan laki-laki yang tidak sayang padanya. Bagaimana menurutmu?”

“Aku baik-baik saja dengan itu, Nii-chan..”

“Ceritakan..”

“Aku suka saat dia mengingatkan aku untuk shalat (meski jarang banget). Aku suka saat dia berusaha membangunkanku di pagi buta untuk shalat tahajud (meski usahanya kurang). Aku suka saat dia mau mendengarkan omelanku dan mendadak jadi motivator yang baik. Aku suka saat dia bicara jujur. Aku tidak tahu dia bisa jadi se-manis itu semua.”

Aku menceritakan semua tentang kamu selama satu bulan kemarin kepada dia. Aku senang sekali bisa mengingat itu semua. Mungkin saja kan? Aku akan membutuhkannya untuk kuberikan pada perempuan yang akan menggantikan aku nanti.

“.....” (Dia hanya diam menunggu aku menyelesaikan omelanku. Dia selalu tahu kapan omelanku akan berakhir.)

“Tapi, di sisi yang lain, dia sering membuat aku kesal. Pandangannya tentang masa laluku selalu membuat aku ingin berteriak –Kau, kau tidak berhak menghakimi aku seakan aku pendosa yang Tuhan tak kan pernah memaafkan aku dan kau adalah orang paling suci di muka bumi ini- dan aku selalu merasa kalau dia ingin membuktikan sesuatu tentang aku kepada semua orang melalui hubungan kami.”

Dulu, aku selalu menyembunyikan hal-hal yang tidak aku suka atau hal-hal yang membuat aku tidak nyaman. Tapi, dengannya, maaf, aku akan katakan semuanya. Kamu jangan tersinggung.

“.....”

“Dia sangat menyebalkan. Kadang dia menjadi pria kesayangan yang baik. Kadang juga dia menjadi pria kesayangan yang berengsek.”

“.....”

“Dia memiliki banyak waktu untuk pergi ke tempat-tempat yang dia suka dengan teman perempuan yang berbeda. Tidak peduli siapa mereka dan apa hubungan mereka. Tapi, dia tidak pernah memiliki waktu untuk datang ke rumah Ibu dan Ayah satu jam dalam sebulan.”

“.....”

“Aku berpikir mencintai dia dengan caraku hanya akan membuat hubungan kami berakhir lagi dan lagi. Karena itu, aku mencoba menjalani hubungan kami dengan caranya. Aku terus mencoba memahaminya. Namun, semua yang ada dalam logika berkata –Jangan bodoh! Kau itu sedang dipermainkan. Dia sama sekali tidak sayang padamu- dan aku tidak mau menggunakan perasaanku untuk melawan logikaku.”

“.....”

“Aku takut sesuatu yang sangat buruk terulang kembali karena aku berani menggunakan perasaanku..”

“.....”

“Aku tidak mengerti dengan semua yang aku rasakan. Doshiyo?”

“.....” (Ku rasakan dia menghela napas sebelum dia bicara dan aku diam)

“Pertama, jika kamu merasa tak seimbang untuk dia (atau yang lainnya). Berusahalah membuat dirimu agar seimbang dengannya. Lakukan shalat sebelum dia sempat mengingatkan dan mulai-lah belajar bangun pagi buta untuk shalat tahajud. Jadilah yang baik untuk dia.”

“.....”

“Untuk semua hal tidak baik yang ada pada dirinya coba kembalikan pada dirimu sendiri dulu. Saat kamu bertemu dengan pasangan yang tidak baik bisa jadi karena kamu sendiri juga belum baik. Tapi, jika kamu merasa tidak seperti itu. Maka pergilah. Dia tidak berhak berbuat “se-mau gue” sama kamu dan kamu berhak kok mendapatkan yang baik.”

“.....”

“Setiap orang memiliki masa bodoh-nya masing-masing. Jadi, jangan terlalu dipikirkan. Kamu memang tidak akan pernah bisa merubah masa lalumu. Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa memiliki masa depan seperti yang kamu mau. Teruslah berusaha menjadi yang lebih baik. Kamu mengerti, hm?”

“Arigatou..”

Aku melepas pelukkanku dan membiarkannya pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...