“Let You Go”
Written by Nisufuru Raira
Special thanks to One Direction for “One Thing” song.
Happy reading, guys.. ^_^
Let You Go
Part 1 : One
Thing
I’ve tried playing it cool
But when I’m looking at you
I cant ever be brave
Cause you make my heart race
Abinaya
Alexi Emery ~ mode on ~
Aku bisa melihat beberapa pasang mata tertuju pada kami. Mungkin
akan lebih tepat jika aku katakan tertuju pada Adara. Senior dan junior mana
yang akan melewatkan untuk melihat Adara dengan kaos lengan panjang dan rok
pendek berwarna merahnya hari ini.
Ya, sekarang, aku sedang berusaha untuk tetap tenang dan keren saat
berjalan bersama Adara Fredella Ulani disampingku. Aku hanya perlu untuk tidak
melihat ke arah gadis bermata emerald itu secara langsung dalam waktu yang lama.
Aku tak berani. Karena jika aku berani melakukannya. Dia akan membuat jantungku
berdegup kencang.
“Fiuuhhh.. Akhirnya kita sampai juga.” keluh Adara saat kami sampai
di depan pintu kelasnya di lantai tiga. “Andai saja ada lift atau eskalator di
kampus ini.”
Hampir setiap pagi, aku mendengarkan keluhan yang sama dari mulut
mungil Adara. “Semangatlah sedikit, Mrs. Fredella.”
“ Iya.. Iya.. Mr. Alexi yang tampan. Sudah sana. Pergilah ke
kelasmu.”
“Baiklah.. Mrs. Fredella yang cantik.”
Shot me out of the sky
You’re my kryptonite
You keep making me weak
Yeah, frozen and cant breathe
Aku
menuruni tangga menuju kelasku di lantai satu. “Shot me out of the sky.
You’re my kryptonite. You keep making me weak. Yeah, frozen and cant breathe..”
“Abinaya?”
/ “Somethings..” Nyanyianku terhenti
karena seseorang memanggil namaku.
“Morning
Aileen..”
“Morning..”
Aileen
Nathania, dia adalah temanku di kelas bahasa Inggris. Aku tidak tahu banyak
tentang dia meski kami sering duduk bersebelahan di kelas. Mungkin karena dia
tipe perempuan pemalu yang tidak banyak bicara. Selain itu, wajah manisnya
sering memerah saat menyapaku. Ya, mungkin perempuan pemalu memang mudah
memerah wajahnya.
“Apa
kamu ada kelas setelah mata kuliah ini?” tanyaku pada Aileen yang sedang
mengeluarkan buku dan pen.
“Ada.
Tapi, aku punya satu jam kosong sebelum kelas itu dimulai.”
“Benarkah?
Kalau begitu temani aku makan di kantin ya. Aku belum sarapan.”
Aileen
terlihat sedikit berpikir. “Ummm?”
“Eh?
Tidak bisa ya?”
“Iya.
Ma-maksudku tidak.”
Aku menatap
perempuan berambut biru gelap sebahu di sebelahku ini dengan tatapan bingung.
“Maksudku iya. Na-nanti kita sarapan sama-sama di kantin..”
Aku
tersenyum. “Okay..”
Abinaya
Alexi Emery ~ mode off ~
Somethings gotta give now
Cause I’m dying just to make you see
That I need you here with me now
Cause you’ve got that..
one thing..
Aileen Nathania ~ mode on ~
Tiba-tiba saja dia mengajakku untuk makan bersama di kantin.
Sebenarnya, aku selalu sarapan sebelum berangkat ke kampus. Tapi, aku pikir
tidak masalah jika sesekali aku sarapan sebanyak dua kali.
Abinaya Alexi Emery, dia adalah temanku di kelas bahasa Inggris.
Aku sudah menyukainya sejak kami berada dalam satu kelompok yang sama saat masa
ospek. Tapi, bagaimana cara mengatakan itu pada dia? Ditambah lagi, dia
terlihat semakin keren sekarang. Membuatku sedikit minder pastinya.
Tidak bisa, sebentar lagi semester dua akan terlewati. Kantin
memang berada diurutan terakhir pada daftar tempat romantis untuk menyatakan
perasaan. Namun, aku sudah cukup menunggu untuk memberitahu dia bahwa aku
menyukainya karena..
Satu hal yang tidak bisa kumengerti.
“Abina~” / “Aileen, boleh aku bertanya?” Baru saja aku ingin
memulai pembicaraan.
“Iya..”
“Laki-laki yang sering mengantarmu ke kampus itu, apa dia pacarmu?
Kalian terlihat serasi lho..”
“Bukan. Dia sepupuku.”
“Oooh pantas saja. Aku pikir kalian pasangan serasi dengan wajah
yang mirip. Hehehe..”
Aku hanya tersenyum menanggapi komentar iseng Abinaya. Hal yang
terjadi berikutnya, aku malah teringat pada perempuan yang sering bersamanya.
Aku mengurungkan niat awalku.
“Lalu, perempuan yang selalu bersama denganmu itu, apa dia
pacarmu?”
“Adara ya? Bukan. Tapi, aku menyukai dia. Kami memiliki beberapa
kelas yang sama setiap semester. Sepertinya, itu akan jadi awal yang baik untuk
perasaanku terhadapnya.”
Dan akhirnya, jawaban itu membatalkan niat awalku. Tuhan, ternyata
Abinaya sudah menyukai perempuan lain. Aku hanya bisa menundukkan kepala
berharap Abinaya tidak menyadari perubahan aura disekitarku.
“Aileen, hari ini aku akan~”
“Maaf Abinaya, aku baru ingat kalau ada yang harus aku kerjakan.
Terimakasih untuk sarapannya.”
Aku segera berbalik dan pergi dari kantin.
Aileen Nathania ~ mode off ~
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
And you’ve got that..
One thing..
Abinaya Alexi Emery ~ mode on ~
Aku sedang berjalan cepat berusaha untuk mengimbangi langkah kaki
Lardo, sahabatku. Dia memang bisa berjalan dengan cepat saat ingin menghindari
sesuatu. Seperti sekarang saat dia ingin menghindari aku dan permintaanku yang
menurutnya merepotkan untuk dikabulkan.
“Ayolah Cetta. Kumohon tolong aku kali ini saja ya?”
“Berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Usia kita sudah dua puluh
tahun, Emery. Merepotkan saja.”
Jika sudah seperti ini maka aku tidak punya cara lagi untuk
membujuknya selain..
“Holy shit! Apa-apan kau ini?! Lepas.”
Ya, aku memeluk erat Lardo dan menyandarkan kepalaku dibahunya dari
belakang didepan semua orang. Saat ini, kami sedang berada di taman kampus.
“Tidak mau. Kau harus janji dulu mau menolongku, Cetta..”
“Damn it! Baiklah. Aku akan membantu.”
“Yes, thanks Cetta.” Aku melepas pelukkanku dan memberikan ciuman
terimakasih di pipi kanannya. “Emuach..”
“Fuck! Jangan sentuh pipiku sembarangan.”
Yeah, akhirnya aku berhasil membujuk Lardo. Barusan itu aku meminta
Lardo memainkan gitar mengiringi aku menyanyikan lagu yang akan aku gunakan
untuk menyatakan perasaanku pada Adara. Semoga rencanaku ini berhasil mengingat
aku akan bertaruh harga diri di sini.
Adara, aku akan segera mengeluarkanmu dari kepalaku dan
menjatuhkanmu dalam dekapanku. Aku tidak mengerti perasaan ini. Tapi, aku
mengerti kalau aku butuh satu hal dan kamu memiliki satu hal itu.
“Sebentar saja, Adara.”
“Tapi, aku harus menemui seseorang.”
“Tidak. Sebentar saja. Kumohon..”
“Baiklah..”
Aku pun membawa Adara ke lapangan utama kampus. Lardo terlihat
sudah siap dengan gitarnya. Serta satu buket mawar merah tentunya.
“Morning guys. Boleh minta perhatiannya sebentar?”
Beberapa orang yang kebetulan berada disekitar lapangan mengalihkan
perhatian ke aku.
“Aku ingin menyanyikan sebuah lagu untuk menyatakan tentang
perasaanku pada seseorang. Cara seperti ini mungkin agak kuno menurut kalian
dan merepotkan menurut gitaris handal disebelahku. Tapi, hanya ini yang
terpikirkan olehku.”
Now I’m climbing the walls
But you dont notice at all
That I’m going out of my mind
All day and all night
Somethings gotta give now
Cause I’m dying just to know your name
And I need you here with me now
Cause you’ve got that..
one thing..
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
Get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
You’ve got that one thing..
Oh whoa, oh whoa, oh whoa..
You’ve got that one thing..
Get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
Get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
And you’ve got that..
One thing..
you’ve got that one thing..
“Hi.. Adara Fredella Ulani. I love you..” teriakku sambil memfokuskan
pandanganku ke Adara agar orang-orang disekitar kami tahu perempuan mana yang
bernama Adara Fredella Ulani.
Wuuhuuu.. PROK! PROK! PROK! PROK! PROK!
Aku bisa mendengar orang-orang bertepuk tangan. Ntah tepuk tangan
untuk permainan gitar Lardo. Untuk nyanyianku. Atau untuk hal gila yang baru
saja aku dan Lardo lakukan. Wajah cantik Adara sedikit terkejut.
Detik berikutnya, aku berjalan mendekati Adara. Aku tidak tahu yang
sedang dia pikirkan sekarang. Apa dia sedang marah dan bersiap pergi? Apa dia
merasa malu dan mengutuk aku di dalam hati? Aku merasa begitu lega meskipun
keduanya akan terjadi.
“Jadi, bagaimana ini? Ternyata, aku telah jatuh cinta padamu.”
Tidak lama kemudian, Adara tersenyum padaku. Orang-orang kembali
memberikan tepuk tangan. Kuputuskan itu menjadi tanda kalau aku berhasil
menyelamatkan harga diriku, terutama harga diri seorang Adelardo Cetta Early.
Abinaya Alexi Emery ~ mode off ~
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
And you’ve got that..
One thing..
“Abinaya..”
Dari jarak yang tidak terlalu jauh. Aileen hanya bisa memanggil
nama Abinaya dalam hatinya. Dia bisa melihat Abinaya mengucapkan terimakasih
pada orang-orang. Sementara, Adara, belum berkata apa-apa dan hanya membawa
buket bunga dari Abinaya ke dalam dekapannya. Jadi, hanya seperti ini akhir dari
perasaan Aileen terhadap laki-laki berambut curly hitam kecoklatan itu.