Minggu, 14 Agustus 2016

CERPEN : Let You Go (Part 1)



“Let You Go”
Written by Nisufuru Raira

Special thanks to One Direction for “One Thing” song.

Happy reading, guys.. ^_^

Let You Go

Part 1 : One Thing

I’ve tried playing it cool
But when I’m looking at you
I cant ever be brave
Cause you make my heart race

Abinaya Alexi Emery ~ mode on ~

Aku bisa melihat beberapa pasang mata tertuju pada kami. Mungkin akan lebih tepat jika aku katakan tertuju pada Adara. Senior dan junior mana yang akan melewatkan untuk melihat Adara dengan kaos lengan panjang dan rok pendek berwarna merahnya hari ini.

Ya, sekarang, aku sedang berusaha untuk tetap tenang dan keren saat berjalan bersama Adara Fredella Ulani disampingku. Aku hanya perlu untuk tidak melihat ke arah gadis bermata emerald itu secara langsung dalam waktu yang lama. Aku tak berani. Karena jika aku berani melakukannya. Dia akan membuat jantungku berdegup kencang.

“Fiuuhhh.. Akhirnya kita sampai juga.” keluh Adara saat kami sampai di depan pintu kelasnya di lantai tiga. “Andai saja ada lift atau eskalator di kampus ini.”

Hampir setiap pagi, aku mendengarkan keluhan yang sama dari mulut mungil Adara. “Semangatlah sedikit, Mrs. Fredella.”

“ Iya.. Iya.. Mr. Alexi yang tampan. Sudah sana. Pergilah ke kelasmu.”

“Baiklah.. Mrs. Fredella yang cantik.”

Shot me out of the sky
You’re my kryptonite
You keep making me weak
Yeah, frozen and cant breathe

Aku menuruni tangga menuju kelasku di lantai satu. “Shot me out of the sky. You’re my kryptonite. You keep making me weak. Yeah, frozen and cant breathe..”

“Abinaya?” / “Somethings..”  Nyanyianku terhenti karena seseorang memanggil namaku.

“Morning Aileen..”

“Morning..”

Aileen Nathania, dia adalah temanku di kelas bahasa Inggris. Aku tidak tahu banyak tentang dia meski kami sering duduk bersebelahan di kelas. Mungkin karena dia tipe perempuan pemalu yang tidak banyak bicara. Selain itu, wajah manisnya sering memerah saat menyapaku. Ya, mungkin perempuan pemalu memang mudah memerah wajahnya.

“Apa kamu ada kelas setelah mata kuliah ini?” tanyaku pada Aileen yang sedang mengeluarkan buku dan pen.

“Ada. Tapi, aku punya satu jam kosong sebelum kelas itu dimulai.”

“Benarkah? Kalau begitu temani aku makan di kantin ya. Aku belum sarapan.”

Aileen terlihat sedikit berpikir. “Ummm?”

“Eh? Tidak bisa ya?”

“Iya. Ma-maksudku tidak.”

Aku menatap perempuan berambut biru gelap sebahu di sebelahku ini dengan tatapan bingung. “Maksudku iya. Na-nanti kita sarapan sama-sama di kantin..”

Aku tersenyum. “Okay..”

Abinaya Alexi Emery ~ mode off ~

Somethings gotta give now
Cause I’m dying just to make you see
That I need you here with me now
Cause you’ve got that..
one thing..

Aileen Nathania ~ mode on ~

Tiba-tiba saja dia mengajakku untuk makan bersama di kantin. Sebenarnya, aku selalu sarapan sebelum berangkat ke kampus. Tapi, aku pikir tidak masalah jika sesekali aku sarapan sebanyak dua kali.

Abinaya Alexi Emery, dia adalah temanku di kelas bahasa Inggris. Aku sudah menyukainya sejak kami berada dalam satu kelompok yang sama saat masa ospek. Tapi, bagaimana cara mengatakan itu pada dia? Ditambah lagi, dia terlihat semakin keren sekarang. Membuatku sedikit minder pastinya.

Tidak bisa, sebentar lagi semester dua akan terlewati. Kantin memang berada diurutan terakhir pada daftar tempat romantis untuk menyatakan perasaan. Namun, aku sudah cukup menunggu untuk memberitahu dia bahwa aku menyukainya karena..

Satu hal yang tidak bisa kumengerti.

“Abina~” / “Aileen, boleh aku bertanya?” Baru saja aku ingin memulai pembicaraan.

“Iya..”

“Laki-laki yang sering mengantarmu ke kampus itu, apa dia pacarmu? Kalian terlihat serasi lho..”

“Bukan. Dia sepupuku.”

“Oooh pantas saja. Aku pikir kalian pasangan serasi dengan wajah yang mirip. Hehehe..”

Aku hanya tersenyum menanggapi komentar iseng Abinaya. Hal yang terjadi berikutnya, aku malah teringat pada perempuan yang sering bersamanya. Aku mengurungkan niat awalku.

“Lalu, perempuan yang selalu bersama denganmu itu, apa dia pacarmu?”

“Adara ya? Bukan. Tapi, aku menyukai dia. Kami memiliki beberapa kelas yang sama setiap semester. Sepertinya, itu akan jadi awal yang baik untuk perasaanku terhadapnya.”

Dan akhirnya, jawaban itu membatalkan niat awalku. Tuhan, ternyata Abinaya sudah menyukai perempuan lain. Aku hanya bisa menundukkan kepala berharap Abinaya tidak menyadari perubahan aura disekitarku.

“Aileen, hari ini aku akan~”

“Maaf Abinaya, aku baru ingat kalau ada yang harus aku kerjakan. Terimakasih untuk sarapannya.”

Aku segera berbalik dan pergi dari kantin.

Aileen Nathania ~ mode off ~

So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
And you’ve got that..
One thing..

Abinaya Alexi Emery ~ mode on ~

Aku sedang berjalan cepat berusaha untuk mengimbangi langkah kaki Lardo, sahabatku. Dia memang bisa berjalan dengan cepat saat ingin menghindari sesuatu. Seperti sekarang saat dia ingin menghindari aku dan permintaanku yang menurutnya merepotkan untuk dikabulkan.

“Ayolah Cetta. Kumohon tolong aku kali ini saja ya?”

“Berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Usia kita sudah dua puluh tahun, Emery. Merepotkan saja.”

Jika sudah seperti ini maka aku tidak punya cara lagi untuk membujuknya selain..

“Holy shit! Apa-apan kau ini?! Lepas.”

Ya, aku memeluk erat Lardo dan menyandarkan kepalaku dibahunya dari belakang didepan semua orang. Saat ini, kami sedang berada di taman kampus. “Tidak mau. Kau harus janji dulu mau menolongku, Cetta..”

“Damn it! Baiklah. Aku akan membantu.”

“Yes, thanks Cetta.” Aku melepas pelukkanku dan memberikan ciuman terimakasih di pipi kanannya. “Emuach..”

“Fuck! Jangan sentuh pipiku sembarangan.”

Yeah, akhirnya aku berhasil membujuk Lardo. Barusan itu aku meminta Lardo memainkan gitar mengiringi aku menyanyikan lagu yang akan aku gunakan untuk menyatakan perasaanku pada Adara. Semoga rencanaku ini berhasil mengingat aku akan bertaruh harga diri di sini.

Adara, aku akan segera mengeluarkanmu dari kepalaku dan menjatuhkanmu dalam dekapanku. Aku tidak mengerti perasaan ini. Tapi, aku mengerti kalau aku butuh satu hal dan kamu memiliki satu hal itu.

“Sebentar saja, Adara.”

“Tapi, aku harus menemui seseorang.”

“Tidak. Sebentar saja. Kumohon..”

“Baiklah..”

Aku pun membawa Adara ke lapangan utama kampus. Lardo terlihat sudah siap dengan gitarnya. Serta satu buket mawar merah tentunya.

“Morning guys. Boleh minta perhatiannya sebentar?”

Beberapa orang yang kebetulan berada disekitar lapangan mengalihkan perhatian ke aku.

“Aku ingin menyanyikan sebuah lagu untuk menyatakan tentang perasaanku pada seseorang. Cara seperti ini mungkin agak kuno menurut kalian dan merepotkan menurut gitaris handal disebelahku. Tapi, hanya ini yang terpikirkan olehku.”

Now I’m climbing the walls
But you dont notice at all
That I’m going out of my mind
All day and all night

Somethings gotta give now
Cause I’m dying just to know your name
And I need you here with me now
Cause you’ve got that..
one thing..

So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing

Get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
You’ve got that one thing..

Oh whoa, oh whoa, oh whoa..
You’ve got that one thing..

Get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead

So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing

Get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
And you’ve got that..
One thing..

you’ve got that one thing..

“Hi.. Adara Fredella Ulani. I love you..” teriakku sambil memfokuskan pandanganku ke Adara agar orang-orang disekitar kami tahu perempuan mana yang bernama Adara Fredella Ulani.

Wuuhuuu.. PROK! PROK! PROK! PROK! PROK!

Aku bisa mendengar orang-orang bertepuk tangan. Ntah tepuk tangan untuk permainan gitar Lardo. Untuk nyanyianku. Atau untuk hal gila yang baru saja aku dan Lardo lakukan. Wajah cantik Adara sedikit terkejut.

Detik berikutnya, aku berjalan mendekati Adara. Aku tidak tahu yang sedang dia pikirkan sekarang. Apa dia sedang marah dan bersiap pergi? Apa dia merasa malu dan mengutuk aku di dalam hati? Aku merasa begitu lega meskipun keduanya akan terjadi.

“Jadi, bagaimana ini? Ternyata, aku telah jatuh cinta padamu.”

Tidak lama kemudian, Adara tersenyum padaku. Orang-orang kembali memberikan tepuk tangan. Kuputuskan itu menjadi tanda kalau aku berhasil menyelamatkan harga diriku, terutama harga diri seorang Adelardo Cetta Early.

Abinaya Alexi Emery ~ mode off ~

So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I dont, I dont, dont know what it is
But I need that one thing
And you’ve got that..
One thing..

“Abinaya..”

Dari jarak yang tidak terlalu jauh. Aileen hanya bisa memanggil nama Abinaya dalam hatinya. Dia bisa melihat Abinaya mengucapkan terimakasih pada orang-orang. Sementara, Adara, belum berkata apa-apa dan hanya membawa buket bunga dari Abinaya ke dalam dekapannya. Jadi, hanya seperti ini akhir dari perasaan Aileen terhadap laki-laki berambut curly hitam kecoklatan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...