“Let You Go”
Written by Nisufuru Raira
Special thanks to One Direction for “Save You Tonight” song.
Happy reading, guys.. ^_^
Let You Go
Part 4 : Save
You Tonight
I... I wanna save you
Wanna save your heart tonight
He’ll only break ya
Leave you torn apart
Oh..
“I... I wanna save you..”
“Wanna save your heart tonight..”
“He’ll only break ya..”
“Leave you torn apart..”
“Oh..”
“AMM, ANN, PLEASE GIRLS, BERHENTILAH TERIAK-TERIAK TIDAK JELAS. AKU
SEDANG BACA NOVEL DI SINI.”
Protes Aileen pada adik perempuannya, Adamma, dan pacar sepupunya, Annada.
Bagi Aileen, hal yang sedang dilakukan dua perempuan berambut coklat itu jauh
dari kata me-nya-nyi. Kali ini Aileen harus mengutuk para jomblo diluar sana
yang tidak pernah absen berdoa agar turun hujan di malam minggu seperti ini.
Karena hujan, Amm gagal kencan dengan pacarnya, Radmilo. Sedangkan, sepupunya,
Agam berpura-pura masih terjebak tugas di kampus karena malas mengajak Ann
kencan.
“Astaga, aku masih tidak mengerti, bagaimana bisa Tuhan memberiku dua
saudara seperti Amm dan Agam?” batin Aileen.
Ann mengambil novel dari tangan Aileen.
Sedangkan, Amm melepas kacamata baca yang dipakai Aileen.
“Kembalikan novel dan kacamataku girls..”
“Daripada memusingkan dua benda membosankan ini. Lebih baik kau cek
handphonemu. Ini..” kata Ann sambil melempar handphone berwarna ungu cerah ke
Aileen.
Aileen membulatkan mata ketika layar handphone itu menunjukkan
kalau dia dan Abinaya akan segera terhubung melalui telepon.
“Hallo..”
“Apa yang kalian lakukan? Kenapa menelepon dia?” keluh Aileen
setengah berbisik agar Abinaya diseberang sana tidak mendengarnya.
“Hallo, Aileen?”
“Sudah cepat bicara saja..” paksa Amm.
“Ha-hallo, Abinaya..”
“Ada apa, Aileen?”
“Uhmmm?”
“Katakan padanya -sedang apa-” bisik Ann.
“Sedang apa?”
“Ooohh.. tidak ada. Aku sedang di kamar saja. Kamu?”
“Sama..”
“.....”
“.....”
“Jangan diam saja. Tanyakan hal yang lain.” bisik Amm.
“Shut Up!” bentak Aileen reflek.
“Aku dari tadi sudah diam, Aileen.”
Amm dan Ann tertawa mendengar ucapan Abinaya.
“Bu-bukan. Bukan kamu yang aku suruh diam.”
“Lalu siapa?”
“Hallo.. Namaku Adamma Brunella Rawnie. Aku adiknya Kak Aileen.
Kakak bisa memanggilku Amm.”
“Oh hallo Amm. Aku Abinaya Alexi Emery. Kamu bisa memanggilku Abinaya.
Ah jadi kamu yang disuruh Aileen untuk diam?”
“Suara pacarnya Kak Aileen sexy sekali..”
“BRUNNELLA?” teriak Aileen.
“Ahahaha masa?”
“Maaf ya Abinaya. Amm hanya bercanda.”
“Tidak apa-apa. Amm kamu masih di sana?”
“Iya. Ada apa Kak Alexi? Mau minta nomor teleponku ya?”
“Ahahaha.. terimakasih Amm. Tapi, Aileen adalah tipe pacar yang
suka cemburu. Jadi lain kali saja aku minta.”
“Yaaa.. tidak seru.”
“Amm, berhenti menggoda kakakmu dan pergilah tidur ya..”
“Okay, Bro Alexi..”
“Cepat bicara lagi..” bisik Ann.
“Maaf ya Abinaya. Amm sudah menyebutmu sebagai pacarku. Dia kadang
memang suka asal bicara.”
“Hehehe.. tidak apa-apa. Besok temani aku sarapan di kantin ya?”
“Iya..”
“Baiklah. Aku tutup dulu teleponnya. Night Aileen..”
“Night Abinaya..”
Aileen menutup sambungan telepon dengan Abinaya dan memberikan
tatapan meminta penjelasan pada Amm dan Ann.
“C’mon.. setidaknya besok kalian akan makan pagi bersama..” kata
Ann.
“Kami sudah menolong lho..” tambah Amm.
“Hufts~ Ya sudahlah. Terimakasih..”
It’s a quarter to three can’t sleep at all
He’s so overrated
If you told me to jump, I’d take the fall
And he wouldn’t take it
Abinaya Alexi Emery ~ mode on ~
Jam 02.45 pagi, dan aku belum bisa tidur. Sebenarnya, aku tidak mau
melakukan hal itu. Memikirkan Adara dan Si Abrisam. Aku merasa kalau Adara
terlalu berlebihan menyukai si Abrisam. Sementara, aku di sini, bahkan jika dia
memintaku untuk melompati jurang demi menyelamatkan nyawanya maka akan aku lakukan.
Berbeda dengan si Abrisam yang suka selingkuh. Dia pasti tidak akan mau
melakukan seperti aku.
Aku pasti sudah gila. Kemarin aku merelakannya. Hari ini, aku masih
menyukainya. Lalu, besok, aku akan menghabiskan siangku dengan Aileen. Ngomong-ngomong
masalah Aileen. Aku baru sadar kalau dia memiliki suara yang begitu enak
didengar.
Abinaya Alexi Emery ~ mode off ~
All that you want’s under your nose
You should open your eyes but they stay closed
I... I wanna save you
Wanna save your heart tonight
He’ll only break ya
Leave you torn apart
Oh..
Aileen Nathania ~ mode on ~
Aku dan Abinaya sedang berjalan menuju kantin sekarang. Innerku
tidak mau berhenti memandangi Abinaya dan terus bicara. “Semua yang kamu
inginkan sedang ada didepan matamu. Perempuan yang menyukai segala tentangmu.
Kamu seharusnya membuka mata bukan malah berpura-pura terus menutupnya demi
perempuan lain.”
“Kamu mau makan apa?”
“Samakan saja denganmu.”
“Baiklah. Tunggu di sini ya.”
Aku hanya tersenyum untuk mengiyakan ucapan Abinaya. Beberapa menit
kemudian, Abinaya kembali dengan membawa dua piring nasi goreng. Sepertinya dia
sangat menyukai nasi goreng. Aku sering melihatnya makan nasi goreng di kantin.
Kupikir lagi bukan sering tapi selalu.
“Nasihatmu yang waktu itu sudah aku lakukan.”
“Nasihat apa?”
“Mengajak Adara bicara lebih dulu.”
“Be-benarkah?”
“Aku bilang padanya kalau hubungan kami telah berakhir. Lucu
sekali. Mengingat ini seperti belum pernah dimulai.”
“Tidak apa-apa, Abinaya. Masih ada beberapa perempuan bermata emerald
lain di kampus ini. Hehe..”
“Ahahaha.. you’re right, Mrs. Aileen. Menurutmu, haruskah nanti
malam aku datang ke pesta pertunangan Abrisama dan Ulani itu? Aaahh, aku akan
terlihat tidak bisa move on jika aku datang ke sana dengan Cetta. Lebih baik
aku tidak datang.”
“Kamu akan datang bersamaku.” Kataku reflek.
“Serius nih?” sahut Abinaya.
“Astaga apa yang aku katakan barusan?” batinku.
“Aileen?” panggil Abinaya.
“I-iya serius.”
“Thanks Aileen. Nanti aku jemput jam tujuh ya. Sekarang aku harus pergi
dulu. Bye Aileen..”
Abinaya mengacak kecil rambutku lalu pergi begitu saja dari kantin.
Meninggalkan aku dan wajahku yang telah memerah dengan sempurna. Gawat, aku
telah melakukan percobaan bunuh diri.
.
.
.
Pukul 05:00
Aku berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Membuat sofa, meja, dan
televisi menatapku bingung. Terutama handphone yang ada di tanganku.
“Aku harus membatalkan janjiku. Iya, aku akan meneleponnya.” Kataku
bicara sendiri. Aku pun segera mencari nomor telepon Abinaya.
.
.
.
“Tidak. Aku tidak bisa membatalkan ini. Aku ingin membantunya.”
.
.
.
“Sudahlah. Lupakan saja. Aku tidak akan bisa membantu dia.”
.
.
.
“Tidak. Ini kesempatanku untuk bisa bertemu dengan dia.”
I can’t be no superman
But for you I’ll be super human
I.. I wanna save ya, save ya, save ya tonight
“Baiklah. Ayo, kita mulai, Amm. SEMANGAAT!!!” teriak Ann yang sudah
berdiri disampingku kananku lengkap dengan pembersih wajah, pelembab,
foundation, dan bedak.
“YOSH!” sahut Amm yang berdiri disamping kiriku lalu mulai membersihkan
wajahku sebelum Ann mengoleskan pelembab dan apapun itu yang ada ditangannya.
Beberapa menit kemudian, make up wajah selesai, berikutnya kedua
orang terdekatku ini bersiap melakukan make up mata padaku. Amm terlihat sedang
memilih warna eye shadow yang cocok untukku. Dia tahu aku tidak suka terlihat
menor. Eye shadow. Concealer. Eye liner. Pensil alis. Maskara. Amm dan Ann
menyebutkan satu demi satu peralatan make up yang mereka gunakan. Sementara,
aku hanya pasrah menunggu dan mendengarkan.
Selesai dengan make up mata. Mereka beralih ke make up pipi. Aku
bisa melihat Ann memilih blush on dengan warna muda yang lembut. Membuatku
wajahku terlihat merona alami dan segar. Aku bisa sedikit tersenyum sekarang.
Terakhir, make up bibir. Ann mengoleskan secara perlahan dan tipis
lipstick berwarna pink pada bibirku. Aku tidak tahu make up seperti cocok atau
tidak cocok untuk pergi ke pesta pertunangan. Tapi, aku benar-benar tidak ingin
terlihat menor. Dan akhirnya, selesai sudah acara make up bersama Amm dan Ann.
“Aileen Nathania, kamu memang tidak bisa menjadi wonder woman seperti
di film. Tapi, untuk dia, kamu adalah manusia super yang cantik. Malam ini,
kamu akan benar-benar menyelamatkan harga diri seorang Abinaya Alexi Emery.
Hehehe..” ujar Ann sambil memeluk aku dari belakang diikuti oleh Amm yang tidak
mau ketinggalan.
“I wanna save you tonight, Abinaya Alexi Emery..” batinku.
Aileen Nathania ~ mode off ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar