“Let You Go”
Written by Nisufuru Raira
Special thanks to One Direction for “I Wish” song.
Happy reading, minna.. ^_^
Let You Go
Part 5 : I Wish
Na na na na naa
Na na na na naa
He takes your hand, I die a little
I watch your eyes and I’m in little
Why can’t you look at me like that
Abinaya Alexi Emery ~ mode on ~
“Santai saja Emery. Kau hanya datang ke pesta pertunangan mantan
pacarmu. Bukan pesta pernikahan pacarmu yang ternyata sudah hamil beberapa
bulan.” Batinku menyemangati diri sendiri.
Adara, aku berada ditengah-tengah para tamu saat melihat dia
menggenggam tanganmu dan membuat innerku sekarat. Aku mencoba menatap matamu
namun matamu hanya tertuju padanya. Kenapa kamu tak bisa menatapku seperti itu?
“Jangan lama-lama melihat dia.” ucapan Aileen membuyarkan
lamunanku.
“Maaf Aileen. Jangan cemburu ya. Hehehe..”
Aileen hanya tersenyum malu-malu padaku.
“Karena kita sudah datang sebagai pasangan kekasih. Kita harus
memberikan ucapan selamat pada mereka. Siap Aileen?”
“Itulah yang akan kita lakukan.” Kata Aileen.
Abinaya Alexi Emery ~ mode off ~
Na na na na naa
When you walk by
I try to say it
But then I freeze
And never do it
Adara Fredella Ulani ~ mode on ~
“Fredella, bukankah itu Mr. Alexi?” kata Jovi, sahabatku. Aku dan
Kei pun mengikuti arah pandangan Jovi. Sedangkan, Rey sedang menemui temannya setelah
aku kenalkan pada Abinaya tadi sebelum Jovi dan Kei datang.
“Damn it! Bagaimana bisa kau melewatkan laki-laki bermata shappire
itu demi Rey? Coba lihat dia.” sahut Kei. Bisa kurasakan Kei menyenggol bahu
Jovi.
“Kau benar Blondie. Menurutku, dia sama kerennya seperti Harry
Styles 1D dengan rambut curly hitam kecoklatan dan mata shappire itu.” tambah
Jovi membantu Kei mencoba mengganggu suasana hatiku. Ya, mereka tentu tahu aku
sempat pacaran dengan Abinaya.
“Berhenti memanggilku Blondie, Jovita Dilarai! Lihat dirimu sendiri.”
“Okay.. Okay.. Keisha Anindita. Fredella, kau dan dia sudah putus
kan?” tanya Jovi.
Aku tidak mempedulikan omelan Jovi dan Kei. Aku juga tidak peduli
dengan betapa kerennya Abinaya malam ini. Tapi, aku peduli pada perempuan yang
dibawa oleh Abinaya.
Dia mampu membuat Abinaya berlalu dariku untuk sebuah dansa.
Padahal, ada yang aku ingin katakan pada Abinaya tadi. Gandengan tangan
perempuan itu pada Abinaya membuatku serasa beku dan tak jadi mengatakannya.
Apa aku sedang cemburu?
Adara Fredella Ulani ~ mode off ~
My tongue gets tight
The words can’t trade
I hear the beat of my heart getting louder
Whenever I’m near you
Aileen Nathania ~ mode on ~
Rasanya, lidahku jadi kelu. Tak ada kata yang bisa keluar.
Satu-satunya yang bisa ku dengar adalah suara detak jantungku semakin keras
tiap kali aku dekat denganmu. Aku tidak pernah memikirkan ini. Satu malam
seperti di film Cinderella bisa menjadi nyata di duniaku.
Berdansa dengan laki-laki yang aku suka.
“Hallo guys.. boleh minta perhatiannya sebentar?”
Suara Adara menghentikan dansa kami.
“Terimakasih karena kalian sudah mau datang ke pesta pertunanganku
dengan, Abrisam Reynand. Sebagai kado kecil, maukah salah satu diantara kalian
menyanyikan sebuah lagu untuk kami?”
Tamu undangan Adara hanya melihat satu sama lain mendengar
permintaan Adara.
“Abinaya, kudengar suaramu cukup bagus.” Kata Adara. “Satu lagu
saja.”
“Tunggulah di sini, Aileen.”
Abinaya melepas genggaman tangan kami dan berjalan menuju panggung
kecil tempat Adara dan Rey berdiri.
Na na na na naa
Na na na na naa
He looks at you
The way that I would
Does all things, I know that I could
If only time, could just turn back
Cause I got three little words
That I’ve always been dying to tell you
But I see you with him slow dancing
Tearing me apart
Cause you don’t see
Whenever you kiss him
I’m breaking
Oh, how I wish that was me
PROK! PROK! PROK! PROK! PROK!
Orang-orang bertepuk tangan. Abinaya melihat ke arahku dan
tersenyum menggoda. Memberi sinyal kalau dia baik-baik saja di sana.
“Your party really tearing me apart, Adara, Rey..”
“Hahaha..”
“Hahaha..”
Orang-orang tertawa mendengar lelucon Abinaya. Begitu pun dengan
Rey. Tapi, aku dan Adara tidak menganggap itu sebagai lelucon. Meskipun,
Abinaya mengatakannya dengan nada bercanda. Aku tahu dia masih sedikit terluka.
Aileen Nathania ~ mode off ~
But I see you with him slow dancing
Tearing me apart
Cause you don’t see
Whenever you kiss him
I’m breaking
Oh, how I wish that was me
Oh, how I wish that was me..
Abinaya Alexi Emery ~ mode on ~
Aku sedang melihat dia berdansa dengan Abrisam. Masih terasa
sedikit sakit karena dia seakan tidak melihatku di sini. Sebelum aku berharap
yang aneh-aneh seperti –andai saja aku berada di posisi si Abrisam itu
sekarang- lebih baik aku segera kembali ke Aileen.
Aaahh.. iya Aileen?
“Abinaya?”
Itu suara Aileen memanggilku.
“Kamu darimana saja?”
“Aku tadi tidak sengaja melihat temanku sedang berdiri di sana.
Jadi, aku menyapanya sebentar.”
“Ya sudah. Sebaiknya kita pulang sekarang. Pesta dansa ini
membosankan.”
“Pesta pertunangan maksudnya~”
“Ahahaha.. jangan membuatku marah, Aileen.”
Setelah malam itu, aku tak pernah lagi mendengar keluhan Adara
tentang lift atau eskalator. Tidak ada lagi sebutan “Mr. Alexi” dan “Mrs.
Fredella”. Aku benar-benar melepas Adara. Mengenai Aileen? Dia membuatku tidak pernah
bolos kelas bahasa Inggris lagi. Dia membuatku tidak pernah makan pagi
sendirian di kantin. Ya, begitulah, intinya, hubungan kami baik-baik saja.
Abinaya Alexi
Emery ~ mode off ~
~ THE END ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar