“Kekkon shite kureru”
A Fanfiction Written by : Raira Rin
Disclaimer : Naruto punyanya Paman Masashi Kishimoto.
Eh, bukannya Naruto punyanya Hyuuga Hinata? *hehehe
Pairing : Rock Lee X Tenten
Genre : *Romance *Fluff *Humor
tapi kalau ada mina-san yang mau anggep fanfic ini ber-genre *Horor
juga gapapa. *hehehe Khususnya buat fans dari Hyuga Neji dan Tenten.
Rated : T
Length : 1902 words
Warning : OC, OTP-nya fans lain, Bukan ficlet bukan oneshot, saya
bingung sendiri dengan fanfic saya yang satu ini. Fanfic abal-abal hasil
iii-maa-ji-na-si saya. *Mengedipkan mata berulang-ulang sambil mengeluarkan
pelangi ala spongebob*. Bagi mina-san yang mengerti tentang nihongo, itu bener
ga sih kalimat lamaran pernikahan saya? Kekkon shite kureru. *Hihihi* Dont forget to open and read “About Me”.
Arigatou mina-san.. ^_^
Just Happy Reading.. ^_^
Deretan mahkota
cantik yang terbuat dari bunga di meja rias Hinata terlihat layu, sangat layu.
Bunga-bunga yang tadinya berwarna kuning cerah kini sudah mulai memutih.
Mahkota-mahkota bunga itu dia dapatkan dari Kakaknya, Hyuuga Neji, yang sudah
meninggal karena menyelamatkan Uzumaki Naruto dalam sebuah perang besar.
Padahal, baru saja hubungan mereka membaik setelah lama Neji membencinya karena
kesalapahaman atas meninggalnya ayah Neji. Bahkan, Neji pun tidak tahu kalau
Hinata selalu menyimpan mahkota-mahkota bunga pemberiannya. Kepergian Neji
memang membuat seluruh klan Hyuuga berduka. Tapi, tidak hanya mereka yang merasa
kehilangan Neji. Anggota dari Tim Sembilan juga merasakan hal yang sama,
terutama Tenten. Mata coklat cerahnya
masih terlihat sedih meskipun Rock Lee berusaha keras untuk menghiburnya. Ya,
rasanya memang sangat sakit saat kita harus kehilangan laki-laki yang kita
suka.
“Sepertinya kita harus membuat mahkota bunga yang baru?”
Terdengar suara
yang sudah tidak asing lagi untuk Hinata dari balik jendela kamarnya. Hinata
menoleh ke asal suara itu dan mendapati pacarnya yang sudah tersenyum ceria
dengan mengenakan kaos hitam berlambang Konohagakure juga celana pendek orange
favoritnya. Hinata segera berlari menutup pintu kamarnya karena takut ayahnya
datang dan melihat Naruto.
“N..Naruto-kun, apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku kabur dari latihan bersama Yamato-sensei. Habisnya, setelah
misi selesai, aku langsung disuruh latihan. Aku kan juga ingin menemuimu. Ayo
kita kencan..”
*Pouv pipi Hinata pun memerah.
“Aku juga bisa membuat benda yang seperti itu. Aku bisa membuatnya
seribu kali lebih banyak. Ayo kita ke halaman belakang desa.” Ajak Naruto.
“Kamu minta izin dulu pada ayah.”
“Minta izin pada Paman Hizashi? Tidak seru, Hinata-chan. Aku ingin
membawa dan mengembalikanmu tanpa sepengetahuan Paman Hizashi. Lagipula aku masih
agak takut bicara dengan ayahmu, juuken no jutsu milik ayahmu pasti lebih
mematikan dibanding milik Neji. Hihihi.. Apalagi kalau Paman Hizashi tahu aku
menemui putrinya yang manis dengan mengenakan pakaian yang tidak rapi seperti
ini.” canda Naruto mencoba untuk membuat Hinata tertawa.
“Tapi, bagaimana kalau ayah tiba-tiba datang ke kamar dan
mencariku?”
“Itu masalah mudah. Kamu ini berani melawan Pein Akatsuki untuk
melindungiku tapi masalah semudah itu malah membuatmu susah.” *Pouv *Pouv
memerah lagi tuh pipi.
“Kagebunsin no jutsu..” Naruto membuat satu bunsin dirinya yang
mirip dengan Hinata. “Baiklah bunsin Hyuuga Hinata. Aku serahkan tugas ini
padamu ya..” kata Naruto pada bunsinnya.
“Siap calon tuan hokage. Semoga kencan calon tuan hokage dan calon nona
hokage menyenangkan..” kata bunsin Naruto.
“Semoga bunsin Naruto tidak terlalu bersemangat dalam menjalankan
tugasnya.” Batin Hinata.
Sementara itu,
seorang pemuda beralis tebal sedang berjalan menuju toko bunga di kediaman
Yamanaka. Hari ini, dia sedang bersemangat dan menyapa setiap orang yang
berpapasan dengannya. Ya, dialah Rock Lee. Shinobi yang menjadi salah satu
senjata berbahaya Konohagakure. Dia berencana membeli bunga kesukaan
sahabatnya, Tenten.
“Selamat pagi, Ino-san..” sapa Rock Lee. “Aku mau membeli bunga.
Apa kamu tahu bunga kesukaan Tenten?”
“Selamat pagi juga Lee.” Balas Ino. “Bunga kesukaan Tenten ya?
Tunggu sebentar..”
Ino mengambil satu
buket mawar putih lengkap dengan pita berwarna coklat cerah.
“Aku tidak tahu pasti bunga kesukaan Tenten. Tapi, dulu Neji sering
sekali membeli ini di toko bungaku..” kata Ino sambil memberikan buket bunga
itu.
“Begitu ya? Ini pasti kesukaan Tenten. Aku juga pernah melihat
buket bunga ini di kamarnya. Ada banyak sekali. Buket bunga yang masih segar
hingga yang sudah layu dan masih lengkap dengan pita coklat yang seperti ini.”
“Tenten pasti tidak mau membuang buket bunga pemberian Neji.” Kata
Ino.
“Baiklah. Mulai hari ini, aku akan menggantikan Neji dalam bertugas
membelikan bunga untuk Tenten. Semangaaaaat..” Kata Rock Lee dengan api membara
di bola matanya lalu berlari secepat kilat menuju rumah Tenten.
“Hai Rock Lee bayar duluuu..” teriak Ino. “Dasar makhluk hijauuu..”
Kembali ke kediaman Hyuuga..
Kekhawatiran
Hinata pun terjadi. Ayah Hinata datang menemuinya dan meminta Hinata untuk ikut
kerja bakti mingguan di kediaman klan Hyuuga.
“Ayo semuanya semangaaat..” teriak Hinata. Hinata palsu maksudnya.
Hinata yang asli kan sedang kencan. “Kita harus menjaga kebersihan lingkungan
kita. Semangat.. semangat.. Hai kamu, ayo ikut membersihkan selokan air
denganku..”
“B..Baik nona Hinata..”
Ada banyak ekpresi
aneh yang muncul dari anggota klan Hyuuga yang hadir pada acara kerja bakti
mingguan itu ketika Hinata palsu berteriak menyemangati orang-orang untuk
membersihkan lingkungan. Mulai dari yang hanya bisa mengedipkan mata
berulang-ulang sampai yang merasa lehernya tertusuk kunai dan shuriken.
“A..ayah..? Apa yang terjadi pada Kak Hinata? Apakah dia salah
makan semalam? Jangan-jangan itu karena nigiri suzhi buatanku.” Kata Hanabi
yang agak ketakutan melihat kakaknya sendiri sambil berpengangan pada lengan
ayahnya.
“Ayah.. Hanabi.. kenapa diam mematung begitu? Ayo kerja bakti..” kata Hinata sambil menarik tangan ayah dan
adiknya yang masih ketakutan. Untung saja, Hinata palsu tidak diserang dengan
juuken no jutsu oleh ayah Hinata.
Nah, kita tinggalkan dulu Paman Hizashi dan Hanabi yang ketakutan
karena melihat Hinata palsu. Sekarang mari kita kembali ke Naruto dan Hinata
asli yang sedang enak-enakan pacaran di halaman belakang desa.
“Jurus seribu bayangan..”
Naruto
mengeluarkan seribu bunsinnya untuk mengumpulkan bunga-bunga yang ada. Dia
ingin membuat seribu mahkota bunga untuk Hinata. Setelah bunga-bunga itu sudah
terkumpul, dia pun menghilangkan bunsin-bunsinnya.
“Kau ini curang Naruto? Giliran ada pekerjaan kau memanggil kami.
Giliran pacaran kau menyuruh kami pergi. Haaa.. menyebalkan..” gumam bunsin
Naruto yang tinggal satu lagi.
“Hehehe maafkan aku ya? Aku tidak bermaksud begitu. Terima kasih
sudah membantu..” kata Naruto.
Sementara itu, di bagian lain desa, tepatnya di rumah Tenten..
“Selamat pagi Bibi. Apa Tenten ada di rumah?” tanya Rock Lee.
“Eh ada Lee. Masuklah, dia ada di kamarnya.” Jawab Ibunya Tenten.
“Ah iya, terima kasih Bibi.”
Tenten sedang
duduk bersantai di balkon kamarnya. Rock Lee segera menyembunyikan buket bunga
yang sudah dia beli dari Ino dibelakang badannya lalu membuka pintu kamar
Tenten. *Pouv Ino muncul dan protes padaku, “Hai Raira Rin, Dia tidak membeli
bunga itu. Dia hutang padaku. Kamu ingat?”
“Iya.. Iya.. aku salah menulis. Aku akan membenarkan tulisanku.”
“Tenten sedang duduk bersantai di balkon kamarnya. Rock Lee segera
menyembunyikan buket bunga hasil hutang pada Ino dibelakang badannya lalu
membuka pintu kamar Tenten.”
“Begitu baru benar. Terima kasih Rin..” *Pouv Ino menghilang.
“Selamat pagi, Tenten..” sapa Lee.
“Kamu Lee, ada apa?”
“Taa-daa.. aku membawa bunga untukmu..”
Tenten menatap sedih buket bunga yang ada ditangan Lee. *Pouv Ino
muncul lagi, “Hemmm sepertinya aku salah memberikan hutang buket bunga itu.
Seharusnya aku berikan buket bunga yang berbeda.”
“Sudahlah Ino-san, jangan sedih. Kamu kembali jaga toko bunga saja
ya?”
*Pouv Ino pun menghilang lagi kembali ke habitatnya. Mari kita
fokus pada Tenten dan Rock Lee.
Tenten menatap
sedih buket bunga yang ada ditangan Lee. Matanya mulai berkaca-kaca. Sebelum
butiran-butiran air mata membasahi pipi Tenten, Rock Lee pun segera mengambil
pertolongan pertama pada kecelakaan perasaan yang sedang dialami sahabatnya
itu.
“Maukah kamu berkencan denganku?” tanya Rock Lee cepat. “K..kenapa
aku malah berkata seperti itu?” batin Rock Lee.
“B..ber..berkencan?” kata Tenten terkejut.
“I..itu a..anu.. m..maksudku. Tolonglah aku Tenten, aku sangat
sedih karena sampai sekarang Sakura masih tetap menyukai Sasuke. Aku sudah
semakin tua tapi tidak pernah pergi berkencan. Tolonglah kencan denganku?
Lihatlah, Shikamaru dengan Temari, Sai dengan Ino, Naruto dengan Hinata.
Bahkan, Naruto yang aneh saja bisa pacaran dengan gadis semanis Hinata. Huaaa..
hiks.. hiks.. hiks..” Rock Lee bersujud dihadapan Tenten sambil menangis
sejadi-jadinya. Sementara, Tenten merasa sangat aneh dengan sahabatnya itu.
“Kamu itu lebih aneh dibandingkan Naruto, tau?!@#$%^&*” Batin
Tenten.
“Tenten? Apa yang terjadi diatas sana?” tanya Ibunya Tenten karena
mendengar suara tangis Rock Lee.
“T..tidak ada Bu. Semuanya aman..” jawab Tenten. “Iya-iya, kita
pergi kencan..”
“Benarkah? Terima kasih Tenten. Kamu itu memang sahabatku..”
Tenten pun segera
mandi dan berdandan seperlunya. Satu jam kemudian, dia menghampiri Rock Lee
yang sudah menunggunya di ruang tamu. Tenten membiarkan rambut coklatnya
terurai. Dia memakai sweeter bergambar bunga mawar berwarna pink dan rok pendek
berwarna coklat lengkap dengan high heels yang juga berwarna coklat. Dia
terlihat sangat..
“Cantik sekali..” kata Rock Lee lirih tanpa mengedipkan matanya
yang bulat saat melihat Tenten menuruni tangga.
“Ayo kita pergi Lee..” kata Tenten membuyarkan pandangan Rock Lee.
“Iya.. Iya.. Siap..” jawab Lee sambil memberi hormat pada Tenten
seperti saat sedang upacara bendera setiap hari senin di sekolah.
“Silahkan tuan putri Tenten..” kata Rock Lee sambil membukakan
pintu rumah untuk Tenten.
Sejak saat itu,
Rock Lee dan Tenten terlihat sering bersama. Hal itu menarik perhatian beberapa
teman mereka, terutama Naruto. Sedangkan, Sakura sedih sedih bahagia melihat
perkembangan Rock Lee dan Tenten. Bagaimana pun juga selama ini Sakura tidak
sedikit pun membalas perasaan Rock Lee padanya. Sekarang, malah dia yang tidak
punya pasangan. ?!@#$%^&*
Satu minggu
kemudian, Rock Lee menyuruh teman-temannya berkumpul untuk mengadakan rapat.
Bukan membahas masalah Sasuke atau Akatsuki, tapi hanya membahas masalah pesta
kejutan ulang tahun untuk Tenten. Saat ulang tahun Tenten nanti, Rock Lee akan
mengadakan pesta di rumah Tenten.
“Jadi, kau mengumpulkan kami hanya untuk mengundang kami?” tanya
Ino.
“Aku akan datang. Pasti ada banyak makanan enak.” Sahut Chouji.
“Dasar merepotkan.” Sahut Shikamaru.
“Maaf ya teman-teman. Hehehe..”
“Apakah kami juga diundang?” tanya Temari yang tiba-tiba datang.
“Aku ingin cepat pulang ke Sunagakure dan bertemu dengan Matsuri,
kak?” protes Gaara.
“Tentu saja. Kankurou, Gaara, dan Temari juga boleh datang..”
“Ayolah Gaara, tunda sehari lagi ya untuk bertemu dengan Matsuri
kesayanganmu itu.” Kata Kankurou menggoda Gaara.
“Baiklah-baiklah..” gumam Gaara.
Keesokkan harinya..
Rumah Tenten mulai
ramai dengan kedatangan teman-temannya. Ada Naruto dan Hinata yang sedang asyik
makan ramen. Ino dan sai yang sedang berdansa romantis. Shikamaru dan Temari
yang sedang duduk santai memandangi langit malam. Tidak ketinggalan Chouji yang
sudah membawa makanan ditangan kanan dan kirinya. Sementara, Kiba sibuk makan
hidangan yang terbuat dari daging dengan anjing kesayangannya, Akamaru. Lalu,
ada Sakura yang...?!@#$%^&* S..se..sebaiknya kita tidak membicarakan
Sakura. *Hihihi
“Teman-teman mohon perhatiannya sebentar..” kata Rock Lee.
Semua orang pun
berhenti melakukan kegiatan masing-masing. Kecuali, Shikamaru dan Temari yang
sedang duduk santai dibalik kerumunan orang-orang itu.
“Tenten, aku ingin mengatakan sesuatu dihadapan semua sahabat
kita.”
“A..aku.. k..kamu.. Mmm.. itu.. anu.. A..aku.. Tenten.. aku..?”
“Aduh Lee?!@#$%^* bicara yang jelas..” kata Tenten.
“K..kekkon..” kata Rock Lee terputus dan tiba-tiba..
“Kekkon shite kureru. (Menikahlah denganku..)” Suara dengan nada
malas khas Shikamaru membuyarkan suasana romantis yang sudah dibuat Rock Lee
untuk melamar Tenten didepan semua sahabatnya.
“Baiklah, ayooo kita menikaaah..” teriak Temari.
*kriiik *kriiik *kriiik
“SHIKAMARUUU...?!@#$%^&*” Teriak Rock Lee.
“Uraare..ng..” Rock Lee membatalkan niatnya untuk menyerang
Shikamaru dengan jutsu urarengge miliknya karena Gaara melintas didepannya
dengan wajah yang agak kesal.
“Apa yang mereka lakukan?” Batin Gaara sambil menundukkan kepalanya.
Gaara pun memutuskan untuk keluar dari pesta. Sementara, Hinata
jatuh pingsan karena kaget, “Aduh, Hinata-chan? Kenapa malah kamu yang
pingsan?”. Kiba dan Akamaru tersedak daging. Sedangkan, Sakura meminum ramuan
beracun buatannya sendiri. Sai menutup telinga Ino erat-erat dan Chouji tetap
saja sibuk menghabiskan hidangan yang ada diatas meja.
“Itu yang ingin aku katakan..” kata Rock Lee sambil menghembuskan
napas terakhirnya. Maksudku, menghela napas panjang setelah merasa tegang.
Hihihi..
“K..ka..kamu ingin menikah dengan Temari?” tanya Tenten.
“Bukaaan. Tapi, denganmu..” kata Rock Lee. “Tapi, kenapa malah jadi
Shikamaru dan Temari yang akan menikah?”
“Hahaha..” Tenten tertawa
lepas mendengar pengakuan Rock Lee dan mereka pun menikah. Begitu juga dengan
Shikamaru dan Temari.
Taaamat..
Cinta itu memang
sesuatu yang unik dan terkadang berada diluar kendali kita. Ada cinta yang
sudah tumbuh sejak lama, ada juga cinta yang datangnya tiba-tiba. Ada cinta
yang bisa menerima pasangannya apa adanya, ada juga cinta yang rela menunggu
pasangannya kembali. Satu hal yang perlu kita mengerti tentang cinta bahwa
cinta tidaklah abadi. Namun, cinta akan selalu tumbuh lagi dan lagi dalam
bentuk cinta yang baru.
“Happy wedding Rock Lee dan Tenten. Semoga menjadi keluarga yang
sakinah, mawaddah, dan warramah. Shikamaru dan Temari juga ya.. Hihihi..
Ciyeee.. Gaara dan Shikamaru sekarang jadi saudaraan ciyeee? Selamat ya Gaara-kun..
^_^”
-
Raira
Rin –
*POUV Raira Rin nongol :
“Thanks for reading, mina-san..” *senyum manis*
*POUV Neji nongol :
“Dalam fanfic-mu yang sebelumnya, aku tidak diberi dialog tapi
dimunculkan. Sekarang? Kamu membunuhku di fanfic-mu. *Bersiap dengan Jyuuken
ditangannya*
*Raira Rin :
“Eh Neji-san nongol. Ogenki desuka, Neji-san?” *Bersiap kabur*
*POUV Tenten nongol :
“S..sa..sabar dulu Neji-kun. Ini kan Cuma fanfic. Aku padamu kok..”
*senyum manis*
*Raira Rin :
“Aku tertolong.. huftsss..” *Ga jadi kabur*
“Bagi mina-san yang pengen copas fanfic abal ini, sertakan
sumbernya yak? ^_^ Siapa tahu kan ada mina-san yang ga sengaja nemu dan baca
nih fanfic GaJe. Hehehe.. *Rairarinn13.blogspot.com* Sampai jumpa lagi..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar