Rabu, 08 Juli 2015

Fanfiction Rock Lee Tenten : Kekkon shite kureru

“Kekkon shite kureru”


A Fanfiction Written by : Raira Rin
Disclaimer : Naruto punyanya Paman Masashi Kishimoto.
Eh, bukannya Naruto punyanya Hyuuga Hinata? *hehehe
Pairing : Rock Lee X Tenten
Genre : *Romance *Fluff *Humor
tapi kalau ada mina-san yang mau anggep fanfic ini ber-genre *Horor juga gapapa. *hehehe Khususnya buat fans dari Hyuga Neji dan Tenten.
Rated : T
Length : 1902 words
Warning : OC, OTP-nya fans lain, Bukan ficlet bukan oneshot, saya bingung sendiri dengan fanfic saya yang satu ini. Fanfic abal-abal hasil iii-maa-ji-na-si saya. *Mengedipkan mata berulang-ulang sambil mengeluarkan pelangi ala spongebob*. Bagi mina-san yang mengerti tentang nihongo, itu bener ga sih kalimat lamaran pernikahan saya? Kekkon shite kureru. *Hihihi*  Dont forget to open and read “About Me”. Arigatou mina-san.. ^_^



Just Happy Reading.. ^_^

            Deretan mahkota cantik yang terbuat dari bunga di meja rias Hinata terlihat layu, sangat layu. Bunga-bunga yang tadinya berwarna kuning cerah kini sudah mulai memutih. Mahkota-mahkota bunga itu dia dapatkan dari Kakaknya, Hyuuga Neji, yang sudah meninggal karena menyelamatkan Uzumaki Naruto dalam sebuah perang besar. Padahal, baru saja hubungan mereka membaik setelah lama Neji membencinya karena kesalapahaman atas meninggalnya ayah Neji. Bahkan, Neji pun tidak tahu kalau Hinata selalu menyimpan mahkota-mahkota bunga pemberiannya. Kepergian Neji memang membuat seluruh klan Hyuuga berduka. Tapi, tidak hanya mereka yang merasa kehilangan Neji. Anggota dari Tim Sembilan juga merasakan hal yang sama, terutama Tenten.  Mata coklat cerahnya masih terlihat sedih meskipun Rock Lee berusaha keras untuk menghiburnya. Ya, rasanya memang sangat sakit saat kita harus kehilangan laki-laki yang kita suka.

“Sepertinya kita harus membuat mahkota bunga yang baru?”

            Terdengar suara yang sudah tidak asing lagi untuk Hinata dari balik jendela kamarnya. Hinata menoleh ke asal suara itu dan mendapati pacarnya yang sudah tersenyum ceria dengan mengenakan kaos hitam berlambang Konohagakure juga celana pendek orange favoritnya. Hinata segera berlari menutup pintu kamarnya karena takut ayahnya datang dan melihat Naruto.

“N..Naruto-kun, apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku kabur dari latihan bersama Yamato-sensei. Habisnya, setelah misi selesai, aku langsung disuruh latihan. Aku kan juga ingin menemuimu. Ayo kita kencan..”
*Pouv pipi Hinata pun memerah.

“Aku juga bisa membuat benda yang seperti itu. Aku bisa membuatnya seribu kali lebih banyak. Ayo kita ke halaman belakang desa.” Ajak Naruto.

“Kamu minta izin dulu pada ayah.”

“Minta izin pada Paman Hizashi? Tidak seru, Hinata-chan. Aku ingin membawa dan mengembalikanmu tanpa sepengetahuan Paman Hizashi. Lagipula aku masih agak takut bicara dengan ayahmu, juuken no jutsu milik ayahmu pasti lebih mematikan dibanding milik Neji. Hihihi.. Apalagi kalau Paman Hizashi tahu aku menemui putrinya yang manis dengan mengenakan pakaian yang tidak rapi seperti ini.” canda Naruto mencoba untuk membuat Hinata tertawa.

“Tapi, bagaimana kalau ayah tiba-tiba datang ke kamar dan mencariku?”

“Itu masalah mudah. Kamu ini berani melawan Pein Akatsuki untuk melindungiku tapi masalah semudah itu malah membuatmu susah.” *Pouv *Pouv memerah lagi tuh pipi.

“Kagebunsin no jutsu..” Naruto membuat satu bunsin dirinya yang mirip dengan Hinata. “Baiklah bunsin Hyuuga Hinata. Aku serahkan tugas ini padamu ya..” kata Naruto pada bunsinnya.

“Siap calon tuan hokage. Semoga kencan calon tuan hokage dan calon nona hokage menyenangkan..” kata bunsin Naruto.

“Semoga bunsin Naruto tidak terlalu bersemangat dalam menjalankan tugasnya.” Batin Hinata.

            Sementara itu, seorang pemuda beralis tebal sedang berjalan menuju toko bunga di kediaman Yamanaka. Hari ini, dia sedang bersemangat dan menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya. Ya, dialah Rock Lee. Shinobi yang menjadi salah satu senjata berbahaya Konohagakure. Dia berencana membeli bunga kesukaan sahabatnya, Tenten.

“Selamat pagi, Ino-san..” sapa Rock Lee. “Aku mau membeli bunga. Apa kamu tahu bunga kesukaan Tenten?”

“Selamat pagi juga Lee.” Balas Ino. “Bunga kesukaan Tenten ya? Tunggu sebentar..”

            Ino mengambil satu buket mawar putih lengkap dengan pita berwarna coklat cerah.

“Aku tidak tahu pasti bunga kesukaan Tenten. Tapi, dulu Neji sering sekali membeli ini di toko bungaku..” kata Ino sambil memberikan buket bunga itu.
“Begitu ya? Ini pasti kesukaan Tenten. Aku juga pernah melihat buket bunga ini di kamarnya. Ada banyak sekali. Buket bunga yang masih segar hingga yang sudah layu dan masih lengkap dengan pita coklat yang seperti ini.”

“Tenten pasti tidak mau membuang buket bunga pemberian Neji.” Kata Ino.

“Baiklah. Mulai hari ini, aku akan menggantikan Neji dalam bertugas membelikan bunga untuk Tenten. Semangaaaaat..” Kata Rock Lee dengan api membara di bola matanya lalu berlari secepat kilat menuju rumah Tenten.

“Hai Rock Lee bayar duluuu..” teriak Ino. “Dasar makhluk hijauuu..”

Kembali ke kediaman Hyuuga..

            Kekhawatiran Hinata pun terjadi. Ayah Hinata datang menemuinya dan meminta Hinata untuk ikut kerja bakti mingguan di kediaman klan Hyuuga.

“Ayo semuanya semangaaat..” teriak Hinata. Hinata palsu maksudnya. Hinata yang asli kan sedang kencan. “Kita harus menjaga kebersihan lingkungan kita. Semangat.. semangat.. Hai kamu, ayo ikut membersihkan selokan air denganku..”

“B..Baik nona Hinata..”

            Ada banyak ekpresi aneh yang muncul dari anggota klan Hyuuga yang hadir pada acara kerja bakti mingguan itu ketika Hinata palsu berteriak menyemangati orang-orang untuk membersihkan lingkungan. Mulai dari yang hanya bisa mengedipkan mata berulang-ulang sampai yang merasa lehernya tertusuk kunai dan shuriken.

“A..ayah..? Apa yang terjadi pada Kak Hinata? Apakah dia salah makan semalam? Jangan-jangan itu karena nigiri suzhi buatanku.” Kata Hanabi yang agak ketakutan melihat kakaknya sendiri sambil berpengangan pada lengan ayahnya.

“Ayah.. Hanabi.. kenapa diam mematung begitu? Ayo kerja bakti..”  kata Hinata sambil menarik tangan ayah dan adiknya yang masih ketakutan. Untung saja, Hinata palsu tidak diserang dengan juuken no jutsu oleh ayah Hinata.

Nah, kita tinggalkan dulu Paman Hizashi dan Hanabi yang ketakutan karena melihat Hinata palsu. Sekarang mari kita kembali ke Naruto dan Hinata asli yang sedang enak-enakan pacaran di halaman belakang desa.

“Jurus seribu bayangan..”

            Naruto mengeluarkan seribu bunsinnya untuk mengumpulkan bunga-bunga yang ada. Dia ingin membuat seribu mahkota bunga untuk Hinata. Setelah bunga-bunga itu sudah terkumpul, dia pun menghilangkan bunsin-bunsinnya.

“Kau ini curang Naruto? Giliran ada pekerjaan kau memanggil kami. Giliran pacaran kau menyuruh kami pergi. Haaa.. menyebalkan..” gumam bunsin Naruto yang tinggal satu lagi.

“Hehehe maafkan aku ya? Aku tidak bermaksud begitu. Terima kasih sudah membantu..” kata Naruto.

Sementara itu, di bagian lain desa, tepatnya di rumah Tenten..

“Selamat pagi Bibi. Apa Tenten ada di rumah?” tanya Rock Lee.

“Eh ada Lee. Masuklah, dia ada di kamarnya.” Jawab Ibunya Tenten.

“Ah iya, terima kasih Bibi.”

            Tenten sedang duduk bersantai di balkon kamarnya. Rock Lee segera menyembunyikan buket bunga yang sudah dia beli dari Ino dibelakang badannya lalu membuka pintu kamar Tenten. *Pouv Ino muncul dan protes padaku, “Hai Raira Rin, Dia tidak membeli bunga itu. Dia hutang padaku. Kamu ingat?”

“Iya.. Iya.. aku salah menulis. Aku akan membenarkan tulisanku.”
“Tenten sedang duduk bersantai di balkon kamarnya. Rock Lee segera menyembunyikan buket bunga hasil hutang pada Ino dibelakang badannya lalu membuka pintu kamar Tenten.”

“Begitu baru benar. Terima kasih Rin..” *Pouv Ino menghilang.

“Selamat pagi, Tenten..” sapa Lee.

“Kamu Lee, ada apa?”

“Taa-daa.. aku membawa bunga untukmu..”

Tenten menatap sedih buket bunga yang ada ditangan Lee. *Pouv Ino muncul lagi, “Hemmm sepertinya aku salah memberikan hutang buket bunga itu. Seharusnya aku berikan buket bunga yang berbeda.”

“Sudahlah Ino-san, jangan sedih. Kamu kembali jaga toko bunga saja ya?”
*Pouv Ino pun menghilang lagi kembali ke habitatnya. Mari kita fokus pada Tenten dan Rock Lee.

            Tenten menatap sedih buket bunga yang ada ditangan Lee. Matanya mulai berkaca-kaca. Sebelum butiran-butiran air mata membasahi pipi Tenten, Rock Lee pun segera mengambil pertolongan pertama pada kecelakaan perasaan yang sedang dialami sahabatnya itu.

“Maukah kamu berkencan denganku?” tanya Rock Lee cepat. “K..kenapa aku malah berkata seperti itu?” batin Rock Lee.

“B..ber..berkencan?” kata Tenten terkejut.

“I..itu a..anu.. m..maksudku. Tolonglah aku Tenten, aku sangat sedih karena sampai sekarang Sakura masih tetap menyukai Sasuke. Aku sudah semakin tua tapi tidak pernah pergi berkencan. Tolonglah kencan denganku? Lihatlah, Shikamaru dengan Temari, Sai dengan Ino, Naruto dengan Hinata. Bahkan, Naruto yang aneh saja bisa pacaran dengan gadis semanis Hinata. Huaaa.. hiks.. hiks.. hiks..” Rock Lee bersujud dihadapan Tenten sambil menangis sejadi-jadinya. Sementara, Tenten merasa sangat aneh dengan sahabatnya itu.

“Kamu itu lebih aneh dibandingkan Naruto, tau?!@#$%^&*” Batin Tenten.

“Tenten? Apa yang terjadi diatas sana?” tanya Ibunya Tenten karena mendengar suara tangis Rock Lee.

“T..tidak ada Bu. Semuanya aman..” jawab Tenten. “Iya-iya, kita pergi kencan..”

“Benarkah? Terima kasih Tenten. Kamu itu memang sahabatku..”

            Tenten pun segera mandi dan berdandan seperlunya. Satu jam kemudian, dia menghampiri Rock Lee yang sudah menunggunya di ruang tamu. Tenten membiarkan rambut coklatnya terurai. Dia memakai sweeter bergambar bunga mawar berwarna pink dan rok pendek berwarna coklat lengkap dengan high heels yang juga berwarna coklat. Dia terlihat sangat..

“Cantik sekali..” kata Rock Lee lirih tanpa mengedipkan matanya yang bulat saat melihat Tenten menuruni tangga.

“Ayo kita pergi Lee..” kata Tenten membuyarkan pandangan Rock Lee.

“Iya.. Iya.. Siap..” jawab Lee sambil memberi hormat pada Tenten seperti saat sedang upacara bendera setiap hari senin di sekolah.

“Silahkan tuan putri Tenten..” kata Rock Lee sambil membukakan pintu rumah untuk Tenten.

            Sejak saat itu, Rock Lee dan Tenten terlihat sering bersama. Hal itu menarik perhatian beberapa teman mereka, terutama Naruto. Sedangkan, Sakura sedih sedih bahagia melihat perkembangan Rock Lee dan Tenten. Bagaimana pun juga selama ini Sakura tidak sedikit pun membalas perasaan Rock Lee padanya. Sekarang, malah dia yang tidak punya pasangan. ?!@#$%^&*
            Satu minggu kemudian, Rock Lee menyuruh teman-temannya berkumpul untuk mengadakan rapat. Bukan membahas masalah Sasuke atau Akatsuki, tapi hanya membahas masalah pesta kejutan ulang tahun untuk Tenten. Saat ulang tahun Tenten nanti, Rock Lee akan mengadakan pesta di rumah Tenten.

“Jadi, kau mengumpulkan kami hanya untuk mengundang kami?” tanya Ino.

“Aku akan datang. Pasti ada banyak makanan enak.” Sahut Chouji.

“Dasar merepotkan.” Sahut Shikamaru.

“Maaf ya teman-teman. Hehehe..”

“Apakah kami juga diundang?” tanya Temari yang tiba-tiba datang.

“Aku ingin cepat pulang ke Sunagakure dan bertemu dengan Matsuri, kak?” protes Gaara.

“Tentu saja. Kankurou, Gaara, dan Temari juga boleh datang..”

“Ayolah Gaara, tunda sehari lagi ya untuk bertemu dengan Matsuri kesayanganmu itu.” Kata Kankurou menggoda Gaara.

“Baiklah-baiklah..” gumam Gaara.

Keesokkan harinya..

            Rumah Tenten mulai ramai dengan kedatangan teman-temannya. Ada Naruto dan Hinata yang sedang asyik makan ramen. Ino dan sai yang sedang berdansa romantis. Shikamaru dan Temari yang sedang duduk santai memandangi langit malam. Tidak ketinggalan Chouji yang sudah membawa makanan ditangan kanan dan kirinya. Sementara, Kiba sibuk makan hidangan yang terbuat dari daging dengan anjing kesayangannya, Akamaru. Lalu, ada Sakura yang...?!@#$%^&* S..se..sebaiknya kita tidak membicarakan Sakura. *Hihihi

“Teman-teman mohon perhatiannya sebentar..” kata Rock Lee.

            Semua orang pun berhenti melakukan kegiatan masing-masing. Kecuali, Shikamaru dan Temari yang sedang duduk santai dibalik kerumunan orang-orang itu.

“Tenten, aku ingin mengatakan sesuatu dihadapan semua sahabat kita.”

“A..aku.. k..kamu.. Mmm.. itu.. anu.. A..aku.. Tenten.. aku..?”

“Aduh Lee?!@#$%^* bicara yang jelas..” kata Tenten.

“K..kekkon..” kata Rock Lee terputus dan tiba-tiba..

“Kekkon shite kureru. (Menikahlah denganku..)” Suara dengan nada malas khas Shikamaru membuyarkan suasana romantis yang sudah dibuat Rock Lee untuk melamar Tenten didepan semua sahabatnya.

“Baiklah, ayooo kita menikaaah..” teriak Temari.

*kriiik *kriiik *kriiik  

“SHIKAMARUUU...?!@#$%^&*” Teriak Rock Lee.

“Uraare..ng..” Rock Lee membatalkan niatnya untuk menyerang Shikamaru dengan jutsu urarengge miliknya karena Gaara melintas didepannya dengan wajah yang agak kesal.

“Apa yang mereka lakukan?” Batin Gaara sambil menundukkan kepalanya.

Gaara pun memutuskan untuk keluar dari pesta. Sementara, Hinata jatuh pingsan karena kaget, “Aduh, Hinata-chan? Kenapa malah kamu yang pingsan?”. Kiba dan Akamaru tersedak daging. Sedangkan, Sakura meminum ramuan beracun buatannya sendiri. Sai menutup telinga Ino erat-erat dan Chouji tetap saja sibuk menghabiskan hidangan yang ada diatas meja.
“Itu yang ingin aku katakan..” kata Rock Lee sambil menghembuskan napas terakhirnya. Maksudku, menghela napas panjang setelah merasa tegang. Hihihi..

“K..ka..kamu ingin menikah dengan Temari?” tanya Tenten.

“Bukaaan. Tapi, denganmu..” kata Rock Lee. “Tapi, kenapa malah jadi Shikamaru dan Temari yang akan menikah?”

“Hahaha..”  Tenten tertawa lepas mendengar pengakuan Rock Lee dan mereka pun menikah. Begitu juga dengan Shikamaru dan Temari.


Taaamat..



            Cinta itu memang sesuatu yang unik dan terkadang berada diluar kendali kita. Ada cinta yang sudah tumbuh sejak lama, ada juga cinta yang datangnya tiba-tiba. Ada cinta yang bisa menerima pasangannya apa adanya, ada juga cinta yang rela menunggu pasangannya kembali. Satu hal yang perlu kita mengerti tentang cinta bahwa cinta tidaklah abadi. Namun, cinta akan selalu tumbuh lagi dan lagi dalam bentuk cinta yang baru.

“Happy wedding Rock Lee dan Tenten. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warramah. Shikamaru dan Temari juga ya.. Hihihi.. Ciyeee.. Gaara dan Shikamaru sekarang jadi saudaraan ciyeee? Selamat ya Gaara-kun.. ^_^”

-      Raira Rin –





*POUV Raira Rin nongol :
“Thanks for reading, mina-san..” *senyum manis*

*POUV Neji nongol :
“Dalam fanfic-mu yang sebelumnya, aku tidak diberi dialog tapi dimunculkan. Sekarang? Kamu membunuhku di fanfic-mu. *Bersiap dengan Jyuuken ditangannya*

*Raira Rin :
“Eh Neji-san nongol. Ogenki desuka, Neji-san?” *Bersiap kabur*

*POUV Tenten nongol :
“S..sa..sabar dulu Neji-kun. Ini kan Cuma fanfic. Aku padamu kok..” *senyum manis*

*Raira Rin :
“Aku tertolong.. huftsss..” *Ga jadi kabur*
“Bagi mina-san yang pengen copas fanfic abal ini, sertakan sumbernya yak? ^_^ Siapa tahu kan ada mina-san yang ga sengaja nemu dan baca nih fanfic GaJe. Hehehe.. *Rairarinn13.blogspot.com* Sampai jumpa lagi..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...