Disusun
oleh :
Nisful
Laila 14010644045
NikmatusSolichah 14010644046
FianaPuspaNursenda 14010644051
RizkiSetyowiyanti 14010644053
B 2014
Universitas
Negeri Surabaya
Fakultas
Ilmu Pendidikan
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
2016
Kata Pengantar
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran
dalam Menumbuhkan Motivasi”. MakalahinidiajukangunamemenuhitugasmatakuliahMedia
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kami mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang
telahmembantusehinggamakalahinidapatdiselesaikantepatpadawaktunya.Makalahinimasihjauhdarisempurna,
olehkarenaitu, kritikdan saran yang bersifatmembangunsangat kami harapkan demi
sempurnanyamakalahini.
Semogamakalahinimemberikaninformasibagimasyarakatdanbermanfaatuntukpengembanganwawasandanpeningkatanilmupengetahuanbagikitasemua.
Surabaya,
30
Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................................................................................. ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ...................................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah........................………………………………………………. 1
1.3 Tujuan..............................……………………………………………….. .......... 1
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pembelajaran Kooperatif................................................................. 2
2.2 Pembeljaran Kooperatif Tipe
STAD.................................................................. 4
2.3 penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
pada pelajaran
Matematika ….................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Seiring dengan
pergeseran makna pembelajaran, dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru
(teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran,
salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator dan kreator.
Keberadaan seorang guru
dalam suatu sekolah tidaklah dapat disangka lagi, karena tanpa guru sekolah
tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Namun peran guru tidaklah
hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu saja, karena tanpa
adanya peran sebagai motivator maka sia-sialah peran guru sebagai sosok yang
melakukan transfer ilmu.
Salah satu indikator
keberhasilan pendidikan secara mikro di tataran pembelajaran level kelas adalah
tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya. Jika
siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka sesulit apa pun
materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya niscaya mereka akan
menjalaninya dengan "enjoy".
Motivasi belajar dapat
meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu
mereka, menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran, menyatakan harapan
dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.2.1.
Bagaimana definisi dari
strategi pembelajaran?
1.2.2.
BagaimanaPrinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran ?
1.2.3.
Bagaimana definisi dari
motivasi?
1.2.4.
Bagaimana strategi
pembelajaran dalam menumbuhkan motivasi belajar?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Untuk
mengetahui definisi dari strategi pembelajaran.
1.3.2. Untukmengetahuiprinsip-
prinsippenggunaanstrategipembelajaran
1.3.3. Untuk
mengetahui definisi dari motivasi.
1.3.4. Untuk
mengetahui strategi pembelajaran dalam menumbuhkan motivasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah dilakukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar,
strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada tiga strategi dasar belajar mengajar
yang meliputi hal-hal berikut :
1. Mengindentifikasi
serta menetapkan spesifikasi serta dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih
sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3. Memilih
dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya.
Sedangkan, berikut ini merupakan
definisi strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli.
1. Gerlach dan Ely (1990).
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya mereka
menjabarkan bahwa strategi pembelajaran dimaksudkan meliputi sifat, lingkup,
dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik.
2. Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi
(1990).
Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka
menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.
3. Kozma dalam Gofur
(1989) / (1978 : 97).
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu.
4. Dick dan Carey (1996:106).
Strategi Pembelajaran adalah komponen-komponen umum dari suatu set materi
dan prosedur pembelajaran yang akan dipergunakan bersama-sama materi tersebut.
5. Kemp (1995).
Mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
6. Raka Joni (1980).
Pola umum perbuatan guru siswa didalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar
yang menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan
guru-siswa tersebut.
7. J. R David (Wina Senjaya,2008).
Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
8. Miarso (2004) dalam Bukunya
Warsita (2008: 266).
Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan
sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
9. Sadiman, dkk (1986)
dalam bukunya Warsita (2008: 266).
Strategi pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.
10. Alim Sumarno (2011).
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh
pembelajar atau instruktur dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan
kemudahan fasilitas kepada pebelajar menuju kepada tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan.
11. Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1995).
Strategi pembelajaran adalah sebagai pola-pola umum kegiatan peserta didik
dalam mewujudkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
12. A.J. Romiszowski (1981).
Berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pandangan umum tentang
rangkaian tindakan yang diadaptasi dari perintah-perintah terpilih untuk metode
pembelajaran.
2.2. Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran
Prinsip-prinsip adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran
cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi
memililiki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti dikemukakan oleh Killen:
“No teaching strategy is better than others in all circumtances, so you have to
able tu use a variety of teaching strategies, and make rational decisions about
when eact of the teaching strategies is likely to most effective”
Apa yang dikemukakan Killen itu jelas
bahwa guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran sebagai berikut:
a) Berorientasi pada tujuan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Sebab keberhasilan suatu strategi pembelajaran
dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan
suatu strategi yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupkan oleh guru.
Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi
penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai
dengan strategi yang demikian. Hal ini tentu saja keliru.
Contohnya: apabila guru menginginkan
siswa terampil menggunakan alat tertentu, misalnya termometer sebagai alat
pengukur suhu tubuh, tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian (bertutur).
Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus berpraktek secara langsung.
b) Aktivitas.
Belajar bukanlah menghafal sejumlah
fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.aktivitas tidak dimaksudkan
terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat
psikis seperti aktivitas mental. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa
yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.
c) Individualitas.
Mengajar adalah usaha mengembangkan
setiap individu siswa. Artinya guru yang baik atau berhasil manakala ia
menangani 50 orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan, dan sebaliknya
dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50
orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan
setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin
berkualitas proses pembelajaran.
d) Integritas.
Mengajar harus dipandang sebagai
usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif
dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.
Contohnya, penggunaan metode diskusi,
guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada
pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka
bisa berkembang secara keseluruhan, misalnya, mendorong agar siswa dapat
menghargai pendapat orang lain[10].
2.3. Definisi
Motivasi Belajar
Motivasi berpangkal
dari kata “motif”. Biasanya motif diartikan sebagai daya penggerak yang ada di
dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Bahkan, motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
internal (kesiapsiagaan).
Menurut McDonald
(2000), motivasi adalah perubahan energi pada diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan McDonald, terkandung tiga elemen atau
ciri pokok dalam motivasi itu, yakni :
1. Motivasi
mengawali terjadinya perubahan energi,
2. Motivasi
ditandai dengan adanya perasaan, dan
3. Motivasi
dirangsang karena adanya tujuan.
Inti dari motivasi
merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan dalam
proses belajar.
Dalam melaksanakan
tugasnya, guru harus bisa membangun motivasi siswa untuk belajar. Sebagai
motivator, guru harus berusaha memahami makna motivasi belajar, mengembangkan
pembelajaran, serta berusaha menggerakkan motivasi pembelajaran siswa ke tahap
yang maksimal.
Langkah-langkah memahami motivasi yang
bisa dilakukan guru dalam pembelajaran, yakni :
1. Mengenal
pasti tingkat kecerdasan para siswa
2. Melaksanakan
teknik memotivasi siswa
3. Merumuskan
tujuan belajar dan mengkaitkan tujuan itu dengan keperluan dan minat siswa
4. Menerapkan
kemahiran bertanya kepada siswa
5. Melaksanakan
rencana pengajaran secara sistematik
6. Melaksanakan
penilaian
7. Melaksanakan
komunikasi antarpersonal
Memotivasi siswa
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses
belajar mengajar. Jika guru telah mampu membangun motivasi siswa saat
pembelajaran, maka guru telah membangun kemudahan bagi siswa. Pekerjaan ini
tidaklah mudah. Memotivasi siswa tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif
dalam pelajaran, tetapi juga mengarahkan dan menjadikan siswa terdorong dan
terinspirasi untuk belajar secara terus menerus dimana pun dan kapan pun.
Tujuan ideal dari upaya ini adalah untuk memastikan bahwa siswa memiliki
motivasi belajar sepanjang hayat.
Ø FungsiMotivasi
Guru
bertanggungjawabmelaksanakansistempembelajaran agar berhasildenganbaik.
Keberhasilaninibergantungpadaupaya guru
membangkitkanmotivasibelajarsiswa.SecaragarisbesarOemarHamalik (1992)
menjelaskan, adatigafungsimotivasiyaitu:
- Mendorongmanusiauntukberbuat,
jadisebagaipenggerakatau motor yang melepaskanenergi.
Motivasidalamhalinimerupakanlangkahpenggerakdarisetiapkegiatan yang
akandikerjakan.
- Menentukanarahperbuatanyaknikearahtujuan yang
hendak di capai. Dengandemikianmotivasidapatmemberikanarahdankegiatan yang
harusdikerjakansesuaidenganrumusantujuan.
- Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Nampak jelas di
sinibahwamotivasisebagipendorong, pengarah,
dansekaligussebagaipenggerakprilakuseseoranguntukmencapaisuatutujuan.
2.4. Strategi
Pembelajaran dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Berikut merupakan
beberapa strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk menumbuhkan motivasi
belajar :
1. Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (PBAS) yaitu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif (kemampuan intelektual), afektif
(sikap), dan psikomotor (keterampilan) secara seimbang. Dari konsep tersebut,
maka jelas bahwa PBAS berbeda dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak
berlangsung. Selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses
menghafalkan informasi yang disajikan guru. Ukuran keberhasilan pembelajaran
adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran.
Dari
penjelasan diatas, maka PBAS sebagai salah satu bentuk inovasi dalam
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar bertujuan untuk membantu peserta
didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif. Sehingga peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang
terbentuknya kepribadian yang mandiri.
Bagaimana
strategi PBAS bisa menumbuhkan motivasi belajar?
Dalam
kegiatan belajar mengajar, PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan
seperti berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah
dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik karena secara otomatis peserta didik merasa dituntut
untuk aktif di kelas.
Kelebihan
dan kelemahan PBAS
Kelebihan
:
1. Strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (PBAS) merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik karena secara otomatis peserta
didik merasa dituntut untuk aktif di kelas.
Kelemahan
:
1. Memunculkan
anggapan guru bahwa dengan adanya PBAS akan mengurangi peran guru sehingga guru
tidak perlu.....
2. Strategi
Pembelajaran Inquiry (SPI)
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI)
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari
suatu masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama
strategi pembelajaran inquiry:
a) Menekankan kepada aktifitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry
menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan
diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah
kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat
dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada
sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan kemampuan berpikir, atrategi ini
akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan
untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak
terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup
untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
Bagaimana SPI bisa menumbuhkan
motivasi belajar?
Dalam
kegiatan belajar mengajar, SPI diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan
sepertidiskusi,
pemberian tugas, eksperimen, dan tanya jawab.
·
Diskusi
Diskusi adalah suatu cara mengelola
pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis
sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa
melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru, sehingga
siswa menjadi aktif.
·
Pemberian Tugas
Pemberian tugas adalah cara mengajar
atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu
pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk
diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
·
Eksperimen
Eksperimen adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam
strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif
yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
·
Tanya jawab
Tanya jawab adalah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu
untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
Kelebihan dan Kelemahan
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI)
*Ada di buku halaman 208*
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Peranan
motivasi peserta didik dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh strategi yang
digunakan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang berdampak terhadap
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk itu, guru sebelum melaksanakan
proses pembelajarn harus mampu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dan
motivasi siswa dalam belajar. Dengan mengenal keragaman yang dimiliki peserta
didik, maka guru dengan strategi yang tepat akan mampu mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memahami pembelajaran secara optimal. Apabila pembelajaran
telah diikuti secara optimal, otomatis berdampak terhadap proses dan hasil
pembelajaran yang diperoleh peserta didik. Alhasil tujuan pembelajaran pun akan
tercapai secara maksimal. Ini semua tentu dikembalikan kepada guru sebagai
perancang dan pelaksana pembelajaran, apakah sang guru mampu
mengimplementasikan strategi tersebut?Allahu’alam jika guru masih bersikukuh
dengan prinsip pembelajaran secara konfensional.
Daftar
Pustaka
Suardi, Mohammad. 2015. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta : Deepublish
Suyanto, Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru
Profesional. Jakarta : Esensi Erlangga Group
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, Predana
Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar