Arthropoda
adalah filum yang
paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, dan
hewan sejenis lainnya. Artropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan
lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Kata
artropoda berasal dari bahasa
Yunani ἄρθρον árthron, "ruas, buku, atau segmen", dan πούς pous (podos),
"kaki", yang jika disatukan berarti "kaki berbuku-buku"[2]). Artropoda
juga dikenal dengan nama hewan berbuku-buku.
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan
filum yang lain yaitu: tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua
atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan
Artropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir
dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa
dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang
biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar
dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau
hemosol dan selom tereduksi.
Sistem
saraf mereka seperti tangga tali, terdiri atas
sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas kanal alimentari,
sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal alimentari dan
tali saraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya
oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material
hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea
dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Penglihatan mereka bergantung pada berbagai
variasi kombinasi mata majemuk dan ocelli (mata tunggal) yang berbentuk mangkuk
pigmen: pada kebanyakan spesies ocelli hanya dapat mendeteksi arah dari sumber
cahaya, dan mata majemuk adalah sumber informasi utama, tetapi mata utama pada laba-laba adalah
ocelli yang dapat membentuk bayangan dan dalam beberapa kasus, dapat berputar
untuk melacak mangsa. Arthopoda juga memiliki berbagai sensor kimia dan
mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak setae (bulu)
yang keluar melalui kutikula mereka. Metode repoduksi artropoda beragam; semua
spesies darat menggunakan pembuahan dalam, tetapi sering dilakukan dengan cara
pemindahan sperma tidak langsung. Spesies air menggunakan pembuahan dalam atau
pembuahan luar. Hampir semua artropoda bertelur, tetapi kalajengking
melahirkan setelah telurnya menetas di dalam tubuh induknya. Atropoda muda
bervariasi bentuknya, mulai dari menyerupai dewasa dengan ukuran lebih kecil
hingga berupa larva dan ulat yang
tidak memiliki kaki berbuku-buku yang akhirnya akan mengalami metamorfosis total untuk mencapai bentuk dewasa. Penjagaan
induk terhadap artropoda muda bervariasi dari yang tidak ada sama sekali hingga
penjagaan yang lama, seperti yang dilakukan oleh kalajengking.
Garis evolusi artropoda dapat ditelusuri dari
periode Kambrium.
Kelompok ini umumnya dianggap sebagai monofiletik dan
banyak analisis mendukung penempatan artropoda bersama dengan cycloneuralia dalam
superfilum Ecdysozoa.
Tetapi, hubungan dasar Metazoa belum diketahui secara pasti. Begitu pula
hubungan di antara sesama kelompok artropoda masih sering diperdebatkan.
Artropoda memiliki kontribusi terhadap suplai makanan
manusia, baik langsung (sebagai makanan) maupun tidak langsung, seperti
membantu penyerbukan.
Beberapa spesies tertentu diketahui merupakan vektor penyakit berbahaya bagi manusia, hewan, dan
tumbuhan.
Ciri-Ciri Arthropoda
1.
Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) yang keras, dan ekor.
2. Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein
dan kitin.
3. Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian
pada kurun waktu tertentu yang disebut eksidisis.
4. Ukuran tubuh bervariasi.
5. Bentuk tubuh simetris bilateral.
6. Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
7. Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
8. Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
9. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
10. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
11. Hidup di darat, air tawar dan laut.
12. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.
Klasifikasi Arthropoda
Klasifikasi
Arthropoda ada 4:
1. Crustacea (udang-udangan)
Ciri-ciri:
a. Memiliki dua pasang antena.
b. Kepala menyatu dengan dada (sefalotoraks)
c. Tubuh terdiri dari Cephalothorax dan abdomen.
d. Memiliki eksoskeleton dari zat tanduk/kitin.
e. Dapat mengalamai pelepasan kulit dari tubuhnya
f. Tidak memiliki pembuluh darah kapiler.
g Sebagian respirasinya menggunakan insang.
h. Pertukaran udara terjadi secara difusi.
Contoh: Penaeus (udang windu), Cambarus virilis (udang air
tawar), Portunus s-exdentalus (kepiting), dan Neptunus pelagicus
(rajungan).
2. Myriapoda (Hewan berkaki banyak)
Ciri-ciri:
a. Tubuh terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen.
b. Pada kepala terdapat sepasang mata, sepasang alat peraba besar, dan peraba
kecil yang beruas-ruas.
c. Tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua pasang kaki.
d. Sistem respirasinya menggunakan trakea.
e. Tubuh berbentuk silindris, memanjang, terdiri dari cephalon (ruas-ruas
kepala).
Diklasifikasikan lagi menjadi dua,
yaitu Chilopoda (Scolopendra subspinipes (lipan)) dan Diplopoda
(Julus teristris (luwing)), Myriapoda memiliki peran dalam
penguraian sampah organik.
3. Arachnoidea
Ciri-ciri:
a. Tubuh terdiri dari Andomen dan sefalotoraks.
b. Memiliki enam pasan anggota gerak.
c. Hidup di darat maupun di dalam air.
d. Jumlah matanya bervariasi
e. Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan keduanya
Arachnoidea diklasifikasikan menjadi 3, yaitu Scorpionida
(Kalajengking), Arachnida (laba-laba), dan Acaringa (caplak,
tungau).
4. Insecta
Ciri-ciri:
1. Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan perut.
2. Mulut bertipe penggigit, penghisap dan penelan.
3. Memiliki 3 pasang kaki.
4. Sebagian besar hidup di darat.
Insecta
Beberapa hewan yang termasuk Arthropoda berikut ini mempunyai peranan dalam
kehidupan manusia.
1) Crustacea
– Sebagai sumber protein hewani dan bernilai ekonomis tinggi
Contoh: udang, kepiting, lobster.
– Sebagai sumber makanan ikan, terutama Microcrustacea yang merupakan
komponen penting pembentuk zooplankton.
2) Myriapoda
Membantu proses penguraian sampah organik, karena kemampuannya memakan
partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih kecil.
Contoh: luwing/lipan.
3) Arachnida
Umumnya Arachnida merugikan, karena:
– Sebagai ektoparasit pada hewan-hewan ternak.
Contoh: caplak
– Sarangnya menyebabkan rumah menjadi kotor.
Contoh: laba-laba
4) Insekta
Insekta terdiri dari spesies yang sangat beragam. Oleh karena itu
peranannya dalam kehidupan manusia juga beragam.
a) Menguntungkan
* Menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
manusia.
Contoh: lebah madu menghasilkan madu, kokon ulat sutera menghasilkan serat
sutera.
* Membantu proses penyerbukan/polinasi tanaman.
Contoh: kupu-kupu, lebah.
* Sebagai musuh alami hama tanaman.
Contoh: kepik memakan kutu daun.
* Membantu proses degradasi sampah organik.
Contoh: kumbang kotoran, larvanya membantu degradasi sampah organik berupa
kotoran ternak.
* Sebagai media pengobatan berbagai penyakit.
Contoh: lebah hutan (Aphis mellifera) dimanfaatkan sengatnya untuk terapi
berbagai macam penyakit, dan telah terbukti dapat membantu penyembuhan berbagai
penyakit, salah satunya adalah teknik Aphiterapi, yaitu terapi menggunakan
media lebah.
* Sumber protein hewani.
Contoh: belalang kayu ada yang memanfaatkannya sebagai makanan.
b) Merugikan
* Sebagai vektor (agen penular) berbagai
penyakit
Contoh: nyamuk Anopheles sp, nyamuk Aedes aygepti, nyamuk Culex sp, lalat
tsetse, lalat tabanus, dan lalat rumah.
* Merusak tanaman budidaya
Contoh: ulat/larva Lepidoptera memakan berbagai dedaunan, kumbang kelapa
memakan bagian pucuk pohon kelapa, walang sangit mengisap cairan biji padi yang
masih muda.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar