“Jus Tomat”
Sebuah fanfic yang ditulis oleh Raira Rin.
NARUTO © Masashi Kishimoto
Pairing : Uchiha Sasuke X Haruno Sakura
Genre : Romance of our sweet OTP
Rated : T
Length : 1685 words
Warning : Raira-chan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada
keluarga besar Uchiha, khususnya Uchiha Sasuke atas ditulisnya fanfic ini.
*Wkwkwk* Mungkin nama besar keluarga Uchiha bakal sedikit tercoreng karena
fanfic abal ini. Terima kasih..
Summary : Ga ada summary. Langsung baca fanfic-nya aja ya. Hehe..
(^_^) Selamat Membaca (^_^)
*POV Sakura*
Satu lagi sebuah
sore yang indah di taman kota Konohagakure dimana aku bisa melihat anak-anak
kecil yang sedang bermain kejar-kejaran. Melihat satu keluarga yang sedang
piknik. Atau melihat pasangan kakek-nenek yang sedang bersepeda santai. Tidak
ada ibu yang suka mengomel “Sakura! Rapikan bajumu dengan benar!” Bersantai di
salah satu batang pohon bunga sakura dan mengingat kejadian beberapa bulan yang
lalu saat kali pertama kali aku bertemu dengan Sasuke. Laki-laki yang
sebelumnya tak pernah aku bayangkan untuk bisa jadi pacarku. Bukannya sombong,
Sasuke memiliki wajah yang tampan, otak yang pintar, dan berasal dari klan
Uchiha yang kaya. Dia juga mempunyai kakak laki-laki yang sangat keren. Namanya
Uchiha Itachi. Tapi, Sasuke itu sedikit menyebalkan dan aku tidak ingat
bagaimana kami bisa jadian?
OoO FLASHBACK ON OoO
*POV Author*
Seorang murid perempuan bermahkotakan rambut merah berdiri kaku di
depan Sasuke. Bukan, bukan kaku karena dia harus berhadapan dengan murid
laki-laki paling tampan, pintar, dan kaya di sekolahnya. Mata berisis merah
dibalik kacamata dengan bentuk dan model terbaru itu tampak ketakutan setengah
mati setelah tidak sengaja mejatuhkan es krim coklat yang ia bawa ke sepatu
putih Uchiha Sasuke. Hanya karena es krim rasa coklat itu dia bisa kehilangan
jabatan sebagai pelajar di Senior High School of Konohagukure. Namun, ada satu
hal yang lebih buruk dari dikeluarkan yaitu menjadi bahan bulan-bulanan
Sasuke. Uchiha Sasuke, anak laki-laki
berambut model mirip pantat ayam berwarna dominan hitam yang serasi dengan
matanya. Sasuke tidak segan-segan menjatuhkan hukuman jika ada murid yang tidak
menyenangkan hatinya. Meskipun begitu dia memiliki banyak fansgirl. Bahkan, ada
beberapa dari sekian banyak fansgirl-nya yang benar-benar menyukai (baca :
jatuh cinta) pada Sasuke. Namun, Sasuke
tidak pernah menaruh perhatian khusus pada perasaan-perasaan fansgirl-nya.
Ayah dan Ibu Sasuke adalah pengusaha paling berpengaruh di
Konohagakure dan pendiri sekaligus pemilik resmi sekolah elit tempat Sasuke sok
berkuasa bersama kedua temannya yaitu Uzumai Naruto dan Sai Anbu. Naruto dan
Sai tidak pernah mau ikutan kalau Sasuke bersikap kekanak-kanakan dengan
memberikan hukuman yang keterlaluan pada orang-orang yang membuatnya kesal.
Namun, mereka tidak pernah melewatkan setiap adegan saat Sasuke melakukannya.
Sebagai anak-anak dari klan yang berada dibawah klan Uchiha sekaligus teman
dekat Sasuke, Naruto dan Sai harus menjadi penonton setia kelakuan Sasuke.
Lagipula, hanya menyaksikan itu tidak ada untung atau pun rugi bagi mereka.
“Ma-maafkan aku, Sasuke-sama.” Kata Karin (murid perempuan yang
menjatuhkan es krim coklat ke sepatu putih Sasuke) sambil menundukkan kepalanya
dalam-dalam tidak berani memandang Sasuke.
“Kamu tidak perlu meminta maaf begitu.” Kata Sasuke membuat Karin
reflek mengangkat kembali kepalanya. Dia tidak menyangka Sasuke bisa
mengucapkan kalimat pengampunan seperti itu.
“Terima kasih, Sasuke-sama.”
“Lepas seragam-mu, bersujud-lah, dan bersihkan sepatuku dengan
seragamu-mu itu.” Seketika Karin pun terkejut mendengar perintah Sasuke. Sekali
pun Karin memakai kaos dibalik seragam kebanggaan sekolahnya itu, tetap saja
dia akan merasa malu jika harus melepas di depan semua murid yang sedang
menyaksikan kejadian itu.
Karin pun mulai melepas dasi yang terpasang di kerah seragamnya.
Tapi, sebelum dia sempat membuka kancing pertama, seorang murid perempuan yang
ada disebelah Karin menahan tangannya. Gadis berambut softpink itu tampak
sangat kesal melihat Sasuke memperlakukan sahabatnya seperti itu. Ditambah lagi
dia tidak merasakan tanda-tanda datangnya bantuan dari penonton yang ada
disekitar mereka. Ya, sangat sulit untuk bisa mendapatkan jabatan sebagai
pelajar di Senior High School of Konohagakure tapi sangat mudah bagi setiap
orang untuk kehilangan jabatan itu.
“SASUKE NO BAKA!” Kata Sakura dengan nada marah. “Karin-san sudah
minta maaf padamu. Apa telingamu itu sudah tuli?”
“Hn.” Sasuke melirik datar ke arah Sakura. “Kau memang benar.
Seharusnya aku tidak berlaku begitu.”
“Ayo, Karin-san, kita pergi.”
Langkah Sakura terhenti saat Sasuke menarik tangannya dengan kasar.
“Kau. Cepat lepas seragam-mu itu dan gantikan gadis bodoh berambut merah ini.”
Karin tampak sedih mendengar Sasuke memanggilnya gadis bodoh
berambut merah sekali pun sudah lama dia sangat menyukai Sasuke. Tanpa bicara
apapun Sakura melepas seragam sekolah. Menundukkan badan untuk mencapai sepatu
yang melindungi kaki sang Uchiha. Perlahan Sakura mengarahkan seragam sekolah
itu ke sepatu Sasuke dengan tangan kanan yang masih membawa es krim
stroberinya. Dekat, bertambah dekat, semakin dekat, sangat dekat, dan..
“SASUKE NO BAKA! Rasakan es krim stroberi yang manis ini!” kata
Sakura yang tiba-tiba berdiri dan mengoleskan-oleskan es krim stroberinya ke
seragam Sasuke. Wajah datar Sasuke langsung berubah menjadi wajah tampan yang bingung,
kesal dan tidak percaya. Sementara, Naruto dan Sai hanya tertawa kecil melihat
ekspresi langkah Sasuke dan tingkah laku Sakura yang sangat nekat.
“Apa-apaan kau ini!”
“Sakura-san, jangan begitu pada Sasuke-sama.” Karin bertambah takut
melihat bantuan nekat dari Sakura. Mendengar permintaan Karin, Sakura hanya
tersenyum manis dan memberikan tatapan penuh kemenangan pada Sasuke.
Setelah puas menghajar Sasuke, gadis pemilik mata emerald itu pun
pergi begitu saja meninggalkan Sasuke yang masih terus mengomel kesal.
“HEY! BERHENTI DISANA! KAU!”
“Wah.. Wah.. Wah.. Sasuke-sama, kau kalah melawan murid perempuan?”
goda Sai. “Aku jadi ragu jika setelah ini aku masih harus berada dibawah
kepemimpinanmu di dalam Tim Tujuh kita. Nah, Naruto bukannya kamu nanti akan
menggantikan ayahmu untuk menjadi presiden. Barangkali kamu mau belajar dengan
menjadi pemimpin di dalam Tim Tujuh terlebih dahulu.”
Tim Tujuh adalah nama yang digunakan Sasuke untuk mengikat
persahabatan diantara dia, Naruto, dan Sai. Mereka sudah bersahabat sejak
berada di bangku taman kanak-kanak. Naruto dan Sai merupakan dua-duanya,
maksudnya satu-satunya sahabat yang dimiliki Sasuke. Ntah kenapa dua makhluk
itu mau berteman dengan Sasuke yang sangat menyebalkan. Tapi, ada satu alasan
kuat yang mendasari persahabatan mereka yaitu author yang sengaja menulis kalau
mereka adalah sahabat di dalam fanficnya ini. (^_^)
“Gadis itu memiliki senyum yang sangat manis dan mata yang cantik.
Dia terlalu cantik untuk melakukan perintahmu yang keterlaluan itu. Dia lebih
cocok jadi pacarku saja.” Tambah Naruto.
“DIAMLAH KALIAN!” Bentak Sasuke marah. Tidak ada satu pun murid
yang berani melawan keinginan Sasuke. Tidak sebelum akhirnya dia bertemu dengan
Sakura.
OoO FLASHBACK OFF OoO
*POV Sakura*
Ya, Sasuke
benar-benar kesal padaku waktu itu. Tapi, sekarang, malah dia yang sering
membuat aku kesal. Sasuke sering sembarangan membawaku pergi kencan. Misalnya
saja makan malam di salah satu restoran mahal di Amegakure. Bayangkan saja, di
Konohagakure ini ada banyak restoran yang bisa kami datangi dan Uchiha itu
malah membawaku ke Amegakure hanya untuk makan malam.
*POV Author*
Setelah puas menikmati sabtu sore
yang indah, Sakura pun memutuskan untuk pulang. Perut Sakura sudah lapar dan
Nyonya Mebuki Haruno pasti juga sudah selesai memasak untuk keluarga kecilnya
yang manis. TOK! TOK! TOK! Suara pintu berbunyi. “Aku pulang Ibu.. Ayah..” kata
Sakura memberi salam sambil melepas sandal lalu menuju ke ruang makan. Dia baru
ingat kalau seharian ini Sasuke sedikit tenang dan tidak banyak mengganggunya.
“Selamat sore,
Sakura-chan..” ternyata Sasuke sudah duduk manis menunggu kedatangan Sakura
bersama Ayah dan Ibu-nya di rumah.
“Astaga Sasuke!
Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Sakura antusias sambil menunjuk-nunjuk
Sasuke dengan mata yang sudah membulat putih.
“Aku mau makan
malam bersama keluargamu. Aku ingin makan masakan ibu mertuaku.” Jawab Sasuke
dengan santainya.
“Ayah.. dia
menyebutku ibu mertua.” Kata Nyonya Mebuki dengan mata yang berbinar-binar.
“Sasuke coba katakan sekali lagi?”
“Aku ingin
makan masakanmu, Ibu..”
“Ya Tuhan, dia
memanggilku Ibu..”
“Dasar
penjilat..” gumam Sakura pelan.
Sakura tidak punya pilihan dan
membiarkan jatah makannya berkurang karena Sasuke malam ini. Parahnya, Nyonya
Mebuki tidak mengizinkan dia menyentuh satu pun makanan yang ada sebelum Sasuke
makan duluan. Sementara, Sakura dan Ibunya berdebat kecil di depan Sasuke yang
tampak cuek-cuek saja, Sasuke mulai memperhatikan dan mencicipi makanan yang
ada di depannya.
“Kalian makan
mie instan untuk makan malam?” tanya Sasuke sambil mengambil satu mangkok besar
berisi mie.
“Itu bukan mie
instan. Itu ramen buatan ibu.” Jawab Ibunya Sakura.
“Cobalah makan
nasi dan tempura ini. Rasanya enak.” Tawar Tuan Haruno yang melihat ekspresi
penolakan makan ramen di wajah Sasuke. Maklum saja, anak orang kaya tidak
mungkin makan malam dengan ramen.
Sasuke
memasukkan sedikit nasi dan tempura ke mulutnya. “Lumayan enak.”
Lalu, Sasuke
mengarahkan sepasang sumpitnya ke hidangan yang lain dan mencoba menebak nama
makanan yang menurutnya aneh. “Ini adalah..” Sasuke berpikir sejenak. “Ayam..”
“Benar sekali.
Kau ini memang pintar ya?” kata Ibunya Sakura girang.
“Ya ampun,
apa-apaan sih pantat ayam ini.” batin Sakura sambil melihat kesal ke arahnya
pacarnya.
“Ini minuman
apa?” tanya Sasuke.
“Itu jus
tomat.” Jawab ayahnya Sakura.
“Boleh aku
habiskan?”
*POV Sakura*
Sebenarnya, Sasuke
itu orang kaya yang seperti apa sih? Ramen buatan Ibuku tidak kalah enak dengan
ramen Paman Teuchi. Nasi dan tempuranya juga masih hangat. Sedangkan, Chicken
Katsu buatan Ibu adalah yang paling enak se-antero perumahan Haruno. Tapi, dia
hanya memilih minum jus tomat saja untuk makan malam. Ada ya orang kaya yang
benar-benar suka dengan sayuran sederhana bernama tomat? Biarkan sajalah, aku kan
jadi bisa makan mie ramen, tempura, dan chicken katsu sepuasnya. Hanya karena
dia datang ke rumah, Ibu membuat masakan sebanyak ini. Biasanya cuma ada satu
menu makanan diatas meja. Ada untungnya juga dia datang ke rumahku.
...
*POV Author*
Sakura mengantar Sasuke ke depan pintu rumahnya..
“Terimakasih untuk makan malamnya.” Kata Sasuke.
“Aku tidak mengundangmu ya?” balas Sakura setengah membuang muka
dari Sasuke sambil menyilangkan kedua tangannya dengan pipi yang mengembung
kesal.
“Sakura-chan..” panggil Sasuke dengan nada yang tak biasa, lembut.
“Apa?”
“Lain kali.. bolehkah aku datang ke rumahmu lagi? Aku ingin makan
malam lagi bersamamu, ayah, dan ibu. Kalau boleh setiap hari.” *SHRINK* Sasuke
benar-benar aneh hari ini. Dia tidak banyak mengganggu Sakura dengan aksi sok
pamer kemesraan mereka di sekolah. Sekarang, dia bicara panjang lebar dengan
nada yang sangat manis pada Sakura. Lembut, tulus, dan tenang.
Sakura yang tidak mau terlihat terpesona pada ucapan manis Sasuke
segera berkata, “Kamu sudah lihat sendiri kan? Tidak ada masakan restoran mewah
di rumahku.”
“Aku hanya ingin makan bersama. Lagipula, aku suka jus tomat buatan
ibumu. Rasanya enak.”
Sakura terdiam
mendengar jawaban Sasuke. Bukan masalah dia mengatakan jus tomat buatan ibunya
enak. Tapi, jawaban itu seolah menunjukkan kalau Sasuke sedang merasa kesepian.
Maklumlah, ayah, ibu, dan kakaknya pasti sangat sibuk mengurus perusahaan.
Hingga membiarkan Sasuke tinggal sendirian di rumah besar itu. Sakura hanya
tersenyum setuju pada keinginan Sasuke. Membuat bibir di wajah tampan di
depannya ikutan tersenyum. Setelah mencium bibir mungil Sakura secara tiba-tiba
seperti biasa. Sasuke pun meninggalkan Sakura tanpa merasa berdosa sedikit pun.
Bukannya mengomel seperti biasa, kali ini Sakura hanya terdiam dengan wajah
yang sudah se-merah tomat melepas kepulangan Sasuke.
OoO THE END OoO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar