Kamis, 18 Februari 2016
Keterampilan Proses IPA
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi (integrated skills).
Keterampilan proses dasar
terdiri atas mengamati, menggolongkan/mengklasifikasi, mengukur,
mengkomunikasikan, menginterpretasi data, memprediksi, dan menyimpulkan.
Pengamatan merupakan suatu proses memperoleh informasi
tentang suatu objek dengan menggunakan alat indera. Berbagai macam alat indera
yang bisa kita gunakan dalam kegiatan pengamatan diantaranya adalah
penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap.
Dalam melakukan pengamatan melibatkan semua
indera yang dibutuhkan. semakin banyak indera yang digunakan, semakin lengkap
dan komprehensip informasi yang bisa dikumpulan tentang objek yang kita amati.
Klasifikasi adalah
mengelompokkan suatu benda atau kejadian menjadi dua kelompok atau lebih
berdasarkan ciri tertentu. Langkah yang anda lakukan pada saat melakukan
klasifikasi meliputi mengidentifikasi ciri objek, menemukan persamaan dan
perbedaan, menentukan ciri tertentu yang digunakan sebagai dasar pengelompokan,
dan memisahkan benda berdasarkan ciri tersebut.
Misalkan : Dua puluh kancing baju dengan berbagai warna,
bentuk, dan ukuran.
Mengelompokkan kacing baju berdasarkan bentuknya. Kalau kancing
baju yang anda miliki hanya mempunyai dua macam bentuk yaitu bulat dan persegi,
maka kumpulan kancing baju yang anda miliki hanya dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok berdasarkan bentuknya. Sedangkan pada kegiatan 2 dan 3
pengelompokkan kancing baju berdasarkan warna dan ukuran bisa lebih dari dua
kelompok. Bila kumpulan kancing baju yang anda miliki memiliki warna putih,
biru, dan krem, maka kancing baju tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok berdasarkan warnanya. Demikian juga pada kegiatan ke 3, bila kumpulan
kancing baju yang anda miliki ada yang 0,4 cm, 0,3cm, 07 cm, 0,9 cm, 1,4 cm,
dan 1,8 cm maka anda akan dapat mengelompokkan baju menjadi empat kelompok
berdasarkan ukurannya. Dari uraian tersebut dapat dideskripsikan bahwa
klasifikasi adalah mengelompokkan suatu benda atau kejadian menjadi dua
kelompok atau lebih berdasarkan ciri tertentu. Langkah yang anda lakukan pada
saat melakukan klasifikasi meliputi mengidentifikasi ciri objek, menemukan
persamaan dan perbedaan, menentukan ciri tertentu yang digunakan sebagai dasar
pengelompokan, dan memisahkan benda berdasarkan ciri tersebut.
Pengukuran adalah
membandingkan suatu objek yang diukur dengan satuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Misalkan : Kegiatan 1. Mengukur
volume benda padat yang bentuknya beraturan dan benda padat yang bentuknya
tidak beraturan.
Pada kegiatan 1, untuk mengetahui volume suatu benda, anda
dapat menggunakan alat yang berupa gelas ukur dan juga penggaris. Gelas ukur
dapat digunakan untuk mengukur volume benda padat yang bentuknya tidak
beraturan. Dalam mengukur benda padat yang tidak beraturan dengan menggunakan
gelas ukur, tidak dapat dilakukan tanpa benda cair (air). Kegiatan pengukuran
dimulai dengan memasukkan air ke dalam gelas ukur sampai mencapai skala
tertentu yang diinginkan. selanjutnya baru benda padat yang tidak beraturan
dimasukkan ke dalam gelas ukur yang sudah berisi air. Permukaan air dalam gelas
ukur akan naik dan menunjukkan skala tertentu. Skala awal dibandingkan dengan
skala setelah benda dimasukkan. Selisih antara skala awal dengan skala akhir
pada gelas ukur merupakan volume benda yang dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Sedangkan untuk mengukur volume balok, anda dapat memanfaatkan penggaris
(meteran) dengan cara mengukut panjang, lebar, dan tinggi balok. Selanjutkan
hasil dari pengukuran dimasukkan ke dalam rumus volume balok yaitu panjang x
lebar x tinggi. Di samping gelas ukur dan meteran, terdapat alat-alat ukur yang
lain yang sering kita gunakan misalnya termometer untuk mengukur suhu, neraca
untuk mengukur masa suatu benda, dan jam untuk mengukur waktu.
Mengkomunikasikan dapat
diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau data hasil pengamatan atau
hasil percobaan agar dapat di ketahui dan difahami oleh orang lain. Terdapat
beberapa cara dalam mengkomunikasikan suatu hasil pengamatan atau percobaan
diantaranya adalah menyampaikan dengan cara menjelaskan, menyajikan dalam
bentuk tulisan, grafik, tabel, gambar, poster, dan diagram.
Menginterpretasi Data
merupakan kegiatan memberi makna pada data yang diperoleh dari pengamatan.
Memprediksi merupakan dugaan sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola
peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara
mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada,
mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola
kecenderungan.
Menyimpulkan adalah untuk
menafsirkan atau menjelaskan apa yang kita amati. Jika data hasil percobaan
tentang proses fotosintesis menunjukkan bahwa: jumlah gelembung udara yang
dihasilkan oleh proses fotosintesis dengan menggunakan sumber cahaya matahari
lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan sumber cahaya dari lampu dan yang
berada pada tempat gelap (observasi), kita dapat menyimpulkan bahwa proses
fotosintesis dengan menggunakan sumber energi cahaya matahari lebih cepat bila
dibandingkan dengan sumber energi dari lampu dan tanpa cahaya (penjelasan).
Keakuratan kesimpulan yang anda buat tergantung pada kelengkapan data yang anda
kumpulkan.
Sedangkan jenis-jenis keterampilan proses IPA terintegrasi
meliputi merumuskan masalah, mengidentifikasi variabel, mengendalikan variabel,
merumuskan hipotesis, serta merancang dan melakukan eksperimen.
Rumusan Masalah :
a. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya
terhadap kecepatan pertumbuhan pada biji kacang hijau?
b. Bagaimana pengaruh intensita cahaya dan
jenis media tumbuh terhadap kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau?
Dari dua contoh di atas, dalam rumusan masalah merupakan pertanyaan
yang mengandung minimal dua variabel yang saling mempengaruhi. Permasalahan
pertama mengandung dua variabel yaitu intensitas cahaya dan kecepatan
pertumbuhan. Sedangkan permasalahan yang ke dua mengandung tiga variabel yaitu
intensitas cahaya, jenis media tumbuh dan kecepatan pertumbuhan.
Mengidentifikasi Variabel adalah
mengidentifikasi ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian
lain dari mengidentifikasi variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang
sesuatu konsep tertentu. Ada tiga macam variabel yaitu variabel bebas atau
variabel eksperimen, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas
atau variabel eksperimen adalah faktor penyebab atau yang mempengaruhi, dimana
nilainya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan penyelidikan. Variabel
terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel bebas. Sedangkan
variabel kontrol adalah variabel yang nilaianya disamakan. Dalam penyelidikan
tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau,
terdapat banyak variabel yang berpengaruh antara lain intensitas cahaya,
kecepatan pertumbuhan, jenis tanaman, medium tanam, kadar air, tempat
penanaman, jumlah tanaman dalam satu medium, dan ukuran biji yang ditanam. Dari
variabel-variabel tersebut yang termasuk variabel bebas adalah intensitas
cahaya, variabel terikatnya adalah kecepatan pertumbuhan. Apabila intensitas
cahaya diubah akan berakibat pada perubahan kecepatan pertumbuhan kacang hijau.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebab akibat antara variabel bebas
dan variabel terikat. Perubahan yang terjadi pada variabel bebas, mengakibatkan
terjadinya perubahan pada variabel terikat. Sedangkan yang termasuk variabel
kontrol adalah jenis tanaman, mediun tanam, kadar air, tempat penanaman, jumlah
tanaman dalam satu medium, dan ukuran biji yang ditanam. Variabel tersebut
harus dikontrol atau disamakan untuk memastikan bahwa perubahan yang terjadi
pada variabel terikat betul-betul disebabkan oleh variabel bebas.
Mengendalikan Variabel
merupakan kegiatan menentukan atau mengatur variasi/macam-macam suatu variabel
penelitian. Cara mengendalikan variabel tergantung jenis variabel yang akan
dikendalikan. Variabel bebas atau variabel eksperimen merupakan variabel yang
nilainya atau variannya ditentukan oleh peneliti. Untuk mengendalikan variabel
ini, anda harus melakukan kajian teori yang akan digunakan sebagai dasar dalam
menentukan variasi nilai dari variabel. Misalnya, pengendalian variabel bebas
intensitas cahaya, terlebih dulu anda harus mengkaji teori atau konsep yang
berhubungan dengan intensitas cahaya dan pertumbuhan tumbuhan. Setelah itu anda
baru menentukan variasi intensitas cahaya yang akan anda pilih dalam
penyelidikan.
Merumuskan Hipotesis
adalah jawaban sementara dari masalah yang masih perlu diuji kebenarannya
melalui suatu eksperimen. Hipotesis sering dinyatakan dalam sebuah pernyataan
"jika-maka". Jika saya melakukan ini, maka saya percaya ini akan
terjadi. Jika intensitas cahaya semakin besar, maka semakin cepat proses
pertumbuhan yang terjadi pada biji kacang hijau. Hipotesis selain
memperlihatkan hubungan sebab akibat juga memperlihatkan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Merancang dan Melakukan Eksperimen. Rancangan
eksperimen yang terdiri atas komponen: judul eksperimen, tujuan, rumusan
masalah, alat dan bahan, dan langkah eksperimen. Dalam langkah kegiatan
eksperimen yang Anda kembangkan, terlebih dahulu Anda harus menetukan variabel
eksperimen serta menentukan dan mengontrol variabel kontrol. Eksperimen adalah
intisari dari suatu penyelidikan. Ketika kita berpikir penyelidikan, kita
sering berpikir eksperimen. Tapi apa semua penyelidikan termasuk eksperimen?
Melakukan eksperimen berarti "melakukan sesuatu untuk melihat apa yang
terjadi." Dalam eksperimen, kita mengubah objek atau peristiwa untuk
mempelajari bagaimana perubahan sifatnya. Hubungannya dengan variabel, anda
mengubah variabel eksperimen untuk mengetahui bagaiman perubahan variabel
terikat.
Melalui kegiatan eksperimen dapat digunakan untuk membangun konsep
melalui suatu investigasi terbuka. Eksperimen sering disebut keterampilan
proses terintegrasi karena kegiatan ini memerlukan beberapa atau semua
keterampilan proses yang lain: mengamati, mengelompokkan, menyimpulkan dan
memprediksi, mengukur, dan berkomunikasi. Di samping itu, banyak kemampuan dan
sikap yang bisa dikembangkan melalui kegiatan eksperimen misalnya kemampuan
memecahkan masalah, keterampilan berpikir, dan sikap ilmiah. Tetapi tidak semua
kegiatan hands-on bisa disebut eksperimen. Dua kriteria yang harus
dipenuhi kegiatan hands-on disebut eksperimentasi yaitu: (1) anak-anak
harus memiliki ide yang ingin mereka uji, (2) terdapat variabel eksperimen dan
variabel kontrol.
Rabu, 17 Februari 2016
Persamaan dan Perbedaan Pemerolehan Bahasa dengan Pembelajaran Bahasa
Meskipun pemerolehan dan pembelajaran bahasa memiliki esensi yang berbeda tetapi keduanya memiliki persamaan dalam prosesnya. Persamaan antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa tersebut seperti di bawah ini :
1. Praktik,
baik pemerolehan maupun pembelajaran pada hakikatnya adalah pembentukan
kebiasaan berbahasa sehingga ia memiliki kemampuan (capability)
berbahasa yang dilakukan melalui serangkaian praktik berbahasa.
2. Meniru,
kegiatan meniru (imitation) juga berlaku bagi pemerolehan maupun
pembelajaran bahasa. Peniruan itu baik dari aspek suara, kalimat, dan metode
menggunakannya (konteks).
3. Keduanya
melalui tahapan-tahapan dalam proses kebahasaannya.
Selain persamaan
tersebut, pemerolehan maupun pembelajaran bahasa juga memiliki perbedaan
sebagai berikut.
1. Perbedaan
Motivasi/tujuan, pemerolehan bahasa digunakan sebagai dasar dalam berkomunikasi
dengan orang di sekitarnya sedangkan pembelajaran didasari oleh motif tertentu
seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya.
2. Pemerolehan
bahasa dilakukan secara tidak sadar sedangkan pembelajaran bahasa dilakukan
secara sadar oleh individu yang bersangkutan.
3. Model
dalam pemerolehan bahasa pertama adalah bahasa pertama yang digunakan di
lingkungannya sedangkan pembelajaran biasanya objek bahasanya adalah bahasa
kedua. Misalnya, di suku Jawa bahasa pertama adalah bahasa Jawa dan bahasa
kedua adalah bahasa Indonesia.
4. Perbedaan
waktu ini mengacu pada tahap yang dilalui dimana pemerolehan bahasa pertama
biasanya pada waktu usia anak-anak dan yang paling baik pada masa periode masa
kritis dan pembelajaran bahasa bahasa dapat dilakukan kapanpun.
5. Pembelajaran
bahasa adalah proses yang terjadi setelah pemerolehan bahasa terjadi.
Sumber : Umi, Rida. 2013.
Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa, (online), http://ridanumidarojah.blogspot.co.id/2013/05/pemerolehan-dan-pembelajaran-bahasa_5313.html, (Diakses 11 Februari 2015)
Pemerolehan Bahasa Anak
Pemerolehan bahasa merupakan proses perolehan bahasa yang berlangsung di bawah sadar (di bawah ambang kesadaran).
Tahapan Pemerolehan Bahasa Anak1. Tahap meraban (pralinguistik) pertama. Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi-bayi menangis, mendekur, mendeguk, menjerit, dan tertawa2. Tahap meraban (pralinguistik) Tahap ini disebut kata omong kosong, tahap kata tanpa makna. Awal tahap ini biasanya pada permulaan pertengahan kedua tahun pertama kehidupan.3. Tahap holofrastik (tahap linguistik) pertama: adalah tahap satu kata, yang mulai disekitar usia satu tahun.4. Tahap ucapan-ucapan dua kata, Tahap linguistik kedua: biasanya mulai menjelang hari ulang tahun kedua.5. Tahap pengembangan tata bahasa. Tahap ini pada usia 2 tahun.6. Tahap tata bahasa menjelang dewasa, tahap ini anak-anak mulai dengan struktur-struktur tata bahasa yang lebih rumit. Tahap ini dimulai sejak umur 2 sampai 3 tahun.Sumber : Sahara, Siti. 2013. Pemerolehan Bahasa dan Landasan PembelajaranBahasa Indonesia Pada Kelas 1, (online), https://docs.google.com/presentation/d/1CPWt5AB2L7x_ABhPNY1Y2c_aUi2DqkAg-1vpu9_WiME/edit#slide=id.p14, (Diakses 11 Februari 2015)Pemerolehan Bahasa Pertama dan Pemerolehan Bahasa KeduaPemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasa ibunya terdiri dari dua aspek: pertama aspek performance yang terdiri dari aspek-aspek pemahaman dan pelahiran , kedua aspek kompetensi. Kedua jenis proses ini berlainan. Proses-proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau kemampuan mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar sedangkan proses pelahiran melibatkan kemampuan melahirkan atau mengucapkan kalimat-kalimat sendiri.Pemerolehan Bahasa PertamaBila kita mengamati perkembangan kemampuan berbahasa anak, kita akan terkesan dengan pemerolehan bahasa anak yang berjenjang dan teratur. Pada usia satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata pertamanya yang terdiri dari satu kata yang kadang-kadang tidak jelas tetapi sesungguhnya bermakna banyak. Contoh anak mengucapkan kata “makan”, maknanya mungkin ingin makan, sudah makan, lapar atau mungkin makanannya tidak enak, dsb. Pada perkembangan berikutnya mungkin anak sudah dapat mengucapkan dua kata, contoh, “mama masak”, yang maknanya dapat berarti: ibu masak, ibu telah masak, atau ibu akan masak sesuatu. Demikian seterusnya hingga umur enam tahun anak telah siap menggunakan bahasanya untuk belajar di sekolah dasar, sekaligus dengan bentuk-bentuk tulisannya. Uraian di atas adalah contoh singkat bagaimana seorang anak menguasai bahasa hingga enam tahun. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal itulah yang disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Jadi pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak pada awal kehidupannya tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa perolehan bahasa tersebut, bahasa anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk atau struktur bahasanya. Anak akan mengucapkan kata berikutnya untuk keperluan komunikasinya dengan orang tua atau kerabat dekatnya.Strategi Pemerolehan Bahasa PertamaAnak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan 4 strategi.Strategi pertama adalah meniru/imitasi. Berbagai penelitian menemukanberbagai jenis peniruan atau imitasi, seperti:1. imitasi spontan2. imitasi perolehan3. imitasi segera4. imitasi lambat5. imitasi perluasanStrategi kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan dan keefisienan dalam pemerolehan bahasa melalui sarana komunikasi linguistik dan nonlinguistik (mimik, gerak, isyarat, suara dsb).Strategi ketiga adalah strategi umpan balik, yaitu umpan balik antara strategi produksi ujaran (ucapan) dengan responsi.Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman, ”Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan bahasa”( hindarkan kekecualian, prinsip khusus : seperti kata: berajar menjadi belajar).Pemerolehan Bahasa KeduaPemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh sebuah bahasa lain setelah terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasa pertamanya (bahasa ibu). Ada juga yang menyamakan istilah bahasa kedua sebagai bahasa asing. Khusus bagi kondisi di Indonesia, istilah bahasa pertama atau bahasa ibu, bahasa asli atau bahasa utama, berwujud dalam bahasa daerah tertentu sedangkan bahasa kedua berwujud dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. Tujuan pengajaran bahasa asing kadang-kadang berbeda dengan pengajaran bahasa kedua.Bahasa kedua biasanya merupakan bahasa resmi di negara tertentu, oleh karenanya bahasa kedua sangat diperlukan untuk kepentingan politik, ekonomi dan pendidikan.Strategi Pemerolehan Bahasa KeduaDalam kaitannya dengan proses belajar bahasa kedua perlu diperhatikan beberapa strategi yang dapat diterapkan. Stern (1983) menjelaskan ada sepuluh strategi dalam proses belajar bahasa, yaitu :1. strategi perencanaan dan belajar positif.2. strategi aktif, pendekatan aktif dalam tugas belajar, libatkan siswa Anda secaraaktif dalam belajar bahasa bahkan melalui pelajaran yang lain.3. strategi empatik, ciptakan empatik pada waktu belajar bahasa.4. strategi formal; perlu ditanamkan kepada siswa bahwa proses belajar bahasaini formal/terstruktur sebab pendidikan yang sedang ditanamkan adalahpendidikan formal bukan alamiah.5. strategi eksperimental; tidak ada salahnya jika Anda mencoba-coba sesuatuuntuk peningkatan belajar siswa Anda6. strategi semantik, yakni menambah kosakata siswa dengan berbagai cara,misalnya permainan (contoh: teka-teki); permainan dapat meningkatkankeberhasilan belajar bahasa.7. strategi praktis; pancinglah keinginan siswa untuk mempraktikan apa yangtelah didapatkan dalam belajar bahasa, Anda sendiri harus dapat menciptakansituasi yang kondusif di kelas.8. strategi komunikasi; tidak hanya di kelas, motivasi siswa untuk menggunakanbahasa dalam kehidupan nyata meskipun tanpa dipantau, berikan pertanyaanpertanyaanatau PR yang memancing mereka bertanya kepada orang lainsehingga strategi ini terpakai.9. strategi monitor; siswa dapat saja memonitor sendiri dan mengkritikpenggunaan bahasa yang dipakainya, ini demi kemajuan mereka.10. strategi internalisasi; perlu pengembangan/pembelajaran bahasa kedua yangtelah dipelajari secara terus-menerus/berkesinambungan.Perbedaan Proses Belajar Pemerolehan Bahasa Pertama dan Pemerolehan Bahasa KeduaTerdapat perbedaan dalam proses belajar bahasa pertama dan bahasa kedua.Proses belajar bahasa pertama memiliki ciri-ciri :1. belajar tidak disengaja2. berlangsung sejak lahir3. lingkungan keluarga sangat menentukan4. motivasi ada karena kebutuhan5. banyak waktu untuk mencoba bahasa6. banyak kesempatan untuk berkomunikasi.Pada proses belajar bahasa kedua terdapat ciri-ciri :1. belajar bahasa disengaja, misalnya karena menjadi salah satu mata pelajarandi sekolah2. berlangsung setelah pelajar berada di sekolah3. lingkungan sekolah sangat menentukan4. motivasi pelajar untuk mempelajarinya tidak sekuat mempelajari bahasapertama. Motivasi itu misalnya ingin memperoleh nilai baik pada waktuulangan atau ujian.5. waktu belajar terbatas6. pelajar tidak mempunyai banyak waktu untuk mempraktikan bahasa yangdipelajari.7. bahasa pertama mempengaruhi proses belajar bahasa kedua8. umur kritis mempelajari bahasa kedua kadang-kadang telah lewat sehinggaproses belajar bahasa kedua berlangsung lama.9. disediakan alat bantu belajar10. ada orang yang mengorganisasikannya, yakni guru dan sekolah.Sumber : Hartati, Tatat. 2013. Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak, (online), http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_BAHASA_DAN_SASTRA_INDONESIA_DI_SEKOLAH_DASAR_KELAS_RENDAH/BBM_2.pdf, (Diakses 11 Februari 2015)Teori Pemerolehan Bahasa Anak1. Teori BehaviorismeTeori behaviorisme menyoroti perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (respon). Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya.Sebagai contoh, seorang anak mengucap bilangkali untuk barangkali pasti si anak akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila suatu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak akan mendapat kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan dan merupakan hal pokok bagi pemerolehan bahasa pertama.B.F. Skinner adalah tokoh behaviorisme. Dia menulis buku Verbal Behavior (1957) yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran ini. Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakan pada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama dengan perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usaha menyenangkan perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak menguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan.2. Teori NativismeChomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat dikusai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan yan sama (merupakan sesuatu yang universal), dan lingkungan memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa.Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”. Nativisme juga dipercaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device, disingkat LAD).Tanpa LAD, tidak mungkin seorang anak dapat menguasai bahasa dalam waktu singkat dan bisa menguasai sistem bahasa yang rumit. LAD juga memungkinkan seorang anak dapat membedakan bunyi bahasa dan bukan bunyi bahasa.3. Teori KognitivismeMunculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan perkembangan kognitif.Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturisi oleh nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223). Hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat Chomsky yang menyatakan bahwa mekanisme umum dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yang kompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa. Bahasa harus diperoleh secara alamiah.Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada. Anak hanya memahami dunia melalui inderanya. Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulai menggunakan symbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadir dihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.4. Teori InteraksionismeTeori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara “input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajaran.Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir. Hal ini dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh Howard Gardner. Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbaai kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk. 2006:2-3). Akan tetapi, yang tidak dapat dilupakan adalah lingkungan juga faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa si anak.Tahap Perkembangan Pemerolehan Bahasa AnakTahapan perkembangan pemerolehan bahasa anak meliputi :1. Perkembangan PrasekolahPerkembangan prasekolah terdiri dari beberapa tahap, yaitu :2. Perkembangan PralinguistikAda kecenderungan untuk menganggap bahwa perkembangan bahasa anak-anak mulai ketiks dia mengatakan kata-pertamanya, yang menjadi tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya pada buku bayi anak tersebut. Tetapi riset bayi medorong bahkan memaknai kita untuk menolak dugaan ini dan mengakui fakta-fakta perkembangan komunikasi sejak lahir.Dua jenis fakta yang dikutip oleh para peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka adalah: (i) kehadiran pada waktu lahir struktur-struktur yang diadaptasi dengan baik bagi bahasa ( walaupun pada permulaan tidak dipakai buat bahasa); (ii) kehadiran perilaku-perilaku sosial umum dan juga kemampuan-kemampuan khusus bahasa pada beberapa bulan pertama kehidupan.3. Tahap Satu KataMerupakan suatu dugaan umum bahwa san anak pada satu kata terus menerus berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan orang di dunia.4. Ujaran Kombinatori PermulaanPerkembangan bahasa permulaan tiga orang anak dalam jangka waktu beberapa tahun yang hasilnya bahwa panjang ucapan anak kecil merupakan petunjuk atau indicator perkembangan bahasa yang lebih baik daripada usia kronologis. (Brown (et all), 1973).5. Perkembangan InterogatifAda tiga tipe struktur interogatif yang utama untuk mengemukakan pertanyaan, yaitu:Ø Pertanyaan menuntut jawaban YA atau TIDAKØ Pertanyaan menuntut INFORMASIØ Pertanyaan menuntut jawaban SALAH SATU DARI YANG BERLAWANAN (atau “POLAR”).6. Perkembangan Penggabungan KalimatBerikut beberapa contoh bagaimana cara menggabungkan proposisi-proposisi itu:Ø Penggabungan dua proposisi atau klausa yang berstatus setara:
Ini buku dan Ninon membacanya.Ø Penggabungan satu proposisi merupakan yang lebih unggul daripada yang satu lagi (yang menerangkan suatu nomina dalam proposisi itu) : (benda) yang Ninon baca itu adalah buku.Ø Penggabungan dua proposisi yang berstatus dalam kaitan waktu:
Waktu Ninon membaca buku itu, ada halaman yang sobek.Ø Penggabungan dua proposisi yang berstatus tidak sama dalam hubungan sebab-akibat: Ninon melempar halaman buku itu karena sobek.Ø Satu proposisi mengisi “kekosongan” yang lainnya:Kamu mengetahui bahwa Ninon membaca buku sejarah. (Dari : Kami mengetahui “sesuatu”).7. Perkembangan Sistem BunyiTerdapat beberapa persesuaian perkembangan pemerolehan bunyi (periode pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selama tahun pertama) :Ø Periode vokalisasi dan pramerabanØ Periode merabanClark dan Clark (1977) menemukan fakta-fakta bagi representasi berdasarkan orang dewasa dalam kenyataan bahwa:Ø Anak-anak mengenali makna-makna berdasarkan persepsi mereka sendiri terhadap bunyi kata-kata yang mereka dengar.Ø Anak-anak menukar / mengganti ucapan mereka dari waktu ke waktu mebuju ucapan orang dewasa.Ø Apabila anak-anak mulai menghasikan segmen bunyi tertentu (seperti /s/, maka hal itu menyebar kepada kata-kata lain dalam pembendaharaan mereka, tetapi bukan kepada kata-kata yang tidak merupakan perbedaan mereka, sesuai dengan ucapan orang dewasa.8. Perkembangan Masa SekolahPerkembangan bahasa pada masa-masa sekolah terutama sekali dapat dibedakan dengan jelas dalam tiga bidang, yaitu:1. Struktur BahasaPertumbuhan semantik sang anak berlangsung terus-menerus karena pengalamannya bersambung dan meluas, yang tentu saja mengandung pengertian bahwa sekolah mempunyai peranan yang sangat penting. Pengalaman-pengalaman baru menuntut pertumbuhan dalam sistem semantic dan sintaksis sang anak.2. Pemakaian BahasaClark & Clark (1977 : 373) mengatakan bahwa: “anak-anak membangun struktur dan fungsi pada waktu yang bersamaan. Sebaik mereka belajar lebih banyak struktur, maka mereka memperoleh lebih banyak sarana untuk menyampaikan fungsi yang berbeda-beda. Dan sebaiknya mereka mempelajari banyak fungsi, maka mereka memperluas pemakaian tempat berbagai struktur diterapkan.”3. Kesadaran MetalinguistikIalah kemampuan membuat bentuk-bentuk bahasa menjadi tak tembus cahaya dan menyelesaikan diri di dalam dan untuk diri mereka sendiri” (Cazden, 1974 : 24).Ragam Pemerolehan Bahasa AnakRagam atau jenis pemerolehan bahasa dapat kita tinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu :1. Berdasarkan bentukDitinjau dari segi bentuk, ragam pemerolehan bahasa anak meliputi :a. Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisitionb. Pemerolehan bahasa kedua atau second language acquisitionc. Pemerolehan berulang-ulang atau re-acquestion (klein, 1986 ; 3)2. Berdasarkan urutanDitinjau dari segi urutan, ragam pemerolehan anak meliputi :a. Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisitionb. Pemerolehan bahasa kedua atau secong language acquisition (Winitiz, 1981 ; Stevens, 1984)3. Berdasarkan jumlahDitinjau dari segi jumlah, ragam pemerolehan anak meliputi :a. Pemerolehan satu bahasa atau monolingual acquestionb. Pemerolehan dua bahasa atau bilingual acquestion ( Gracia, 1983).4. Berdasarkan mediaDitinjau dari segi media, ragam pemerolehan anak meliputi :a. Pemerolehan lisan atau oral language acquestionb. Pemerolehan bahasa tulis atau written language acquestion (Freedman, 1985)5. Berdasarkan keaslianDitinjau dari segi keaslian atau keasingan, ragam pemerolehan anak meliputi :a. Pemerolehan bahasa asli atau native language acquestionb. Pemerolehan bahasa asing atau foreign language acquestion (Winitz, 1981)Sumber : Aulia, Nur. 2011. Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak, (online), https://www.academia.edu/4797479/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Pemerolehan_dan_Perkembangan_Bahasa_Anak_Semester_I_A_Mata_Kuliah_Bahasa_Indonesia, (Diakses 11 Februari 2015)
Langganan:
Postingan (Atom)
RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4
Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...
-
Parafrase Drama Menjadi Bentuk Prosa *DRAMA* BERLIBUR KE TAMAN SAFARI Karya : Nisful Laila* Ririn baru sampai di kelas. D...
-
LAPORAN STUDY WISATA Ke Jawa Timur Park1 Disusun oleh : 1. Setyaji Laksono (29) 2. Sofi Mauli...
-
Lampiran 2 Lembar Kerja Peserta Didik 01 “Nama Anggota Tubuh” Tujuan Siswa mampu membaca nama-nama anggota tubuh. Siswa ma...