Rabu, 17 Februari 2016

Pembelajaran Bahasa Anak


Pembelajaran bahasa merupakan proses penguasaan bahasa melalui situasi dan kondisi yang sudah disengaja keberadaannya. Melalui proses pendidikan formal. Pengajaran bahasa hanya dapat dilakukan dalam situasi tertentu dengan acuan kurikulum yang telah diadakan dan disepakati bersama akan keberadaannya.

Sumber : Sahara, Siti. 2013. Pemerolehan Bahasa dan Landasan PembelajaranBahasa Indonesia Pada Kelas 1, (online), https://docs.google.com/presentation/d/1CPWt5AB2L7x_ABhPNY1Y2c_aUi2DqkAg-1vpu9_WiME/edit#slide=id.p14, (Diakses 11 Februari 2015)

Pembelajaran Bahasa adalah proses penguasaan bahasa target (bahasa kedua) yang dilakukan oleh seseorang guna kepentingan tertentu, misalnya untuk tujuan pekerjaan, akademis, ekonomi, dan lain-lain. Dalam proses ini tujuan yang ingin dicapai oleh individu tersebut jelas sehingga proses inipun dilakukan dengan sadar.

Sumber : Umi, Rida. 2013. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa, (online), http://ridanumidarojah.blogspot.co.id/2013/05/pemerolehan-dan-pembelajaran-bahasa_5313.html, (Diakses 11 Februari 2015)

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah

1.      Menirukan bunyi bahasa

a. Suara binatang
Contoh :
· Suara ayam petok – petok
· Suara kambing embek – embek
· Suara bebek wek – wek
· Suara anjing guk – guk
· Dst

b. Suara benda
Contoh :
· Piring pecah pyar
· Mandi byur
· Batu dimasukkan ke dalam air blung

2.      Menulis halus
Menyalin atau menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung.

Contoh:
Kalimat sapaan                        Jawaban
Selamat pagi                            Selamat pagi
Selamat siang                          Selamat siang
Selamat sore                            Selamat sore
Selamat malam                        Selamat malam
Apa kabar Kabarku                 baik – baik saja
Apa yang kamu lakukan         Aku sedang belajar
Apa hobimu                            Hobiku adalah menggambar
dst                                           dst

3.      Mendeskripsikan benda
Adalah menyebutkan ciri – ciri benda tersebut.

Contoh :
a. Sepatu
Deskripsi benda :
· Jumlahnya 2 atau sepasang
· Berwarna – warni
· Dipakai di kaki
· Untuk melindungi kaki
· Ringan
· Mudah mendapatkannya
· Harganya ada yang mahal dan ada yang murah, dsb

b. Buku tulis
Deskripsi benda
· Untuk menulis
· Mudah mendapatkannya
· Harganya murah
· Bisa dibeli di toko buku
· Sampulnya berwarna – warni, dsb

4.      Mendeskripsikan anggota tubuh

Contoh :
Mendeskripsikan anggota tubuh seperti : Mata,
hidung, telinga, gigi, tangan, kaki, hidung, dll

5.      Membaca cerita dan Menjawab pertanyaan dari cerita

Siswa membaca cerita dan memahami isi cerita. Setelah membaca cerita siswa dapat :
· Menyebutkan tokoh cerita
· Menyebutkan watak tokoh cerita
· Menjawab pertanyaan tentang cerita

6.      Contoh cerita
Bacalah bacaan di bawah ini dengan seksama !
“Rumahku yang indah”
Halo teman – teman namaku adalah Zidan
Aku kelas 1 di SD Negeri Model Terpadu
Aku rajin belajar dan rajin membantu ibu
Aku membantu ibu membersihkan rumah
Suatu hari ada temanku yang bernama Luki, Alvan, Bagas dan Geo
Aku dan mereka bermain mobil – mobilan
Dalam sekejap rumahku menjadi berantakan karena banyak
mainan berserakan
Aku menegur teman – teman agar membersihkan mainan yang
berantakan
Usai bermain aku dan kawan – kawan membersihkan mainan
Teman – temanku sangat baik karena mereka mau membantu
membersihkan rumahku
Rumahku pun kembali bersih
Rumahku kembali indah


Sumber : Sahara, Siti. 2013. Pemerolehan Bahasa dan Landasan PembelajaranBahasa Indonesia Pada Kelas 1, (online), https://docs.google.com/presentation/d/1CPWt5AB2L7x_ABhPNY1Y2c_aUi2DqkAg-1vpu9_WiME/edit#slide=id.p14, (Diakses 11 Februari 2015)

Tipe Pembelajaran Bahasa

Menurut Ellis (986 : 215), tipe pembelajaran bahasa terbagi menjai dua, yaitu tipe naturalistik dan tipe formal.

1.      Tipe naturalistik
Hampir sama dengan pemerolehan bahasa pertama, tipe naturalistik berlangsung secara alami yakni di lingkungan. Hanya saja yang membedakannya adalah kesadaran atau kesengajaannya.

2.      Tipe Formal
Formal maksudnya adalah berlangsung dalam pendidikan dan memiliki sarana prasarana penunjang, seperti sekolah ataupun kursus.

Faktor-Faktor Penentu dalam Pembelajaran Bahasa

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa terbagi menjadi 5[5], yaitu sebagai berikut :

a.              Faktor motivasi
          Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa kedua, motivasi mempunyai dua fungsi, yaitu (1) fungsi integratif dan (2) fungsi instrumental. Berfungsi integratif jika motivasi itu mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan masyarakat. sedangkan motivasi berfungsi instrumental adalah jika motivasi itu mendorong pembelajar untuk memiliki kemauan untuk mempelajari bahasa kedua itu karena tujuan yang bermanfaat atau karena ingin memperoleh suatu pekerjaan atau mobilitas sosial pada masyarakat tersebut (gardner, 1972: 3.)

b.      Faktor usia
          Dalam hal kecepatan dan keberhasilan bahasa kedua, dapat disimpulkan: (1) anak-anak lebih berhasil dalam pemerolehan sistem fonologi atau pelafalan dibandingkan orang dewasa; (2) orang dewasa tampaknya maju lebih cepat daripada kanak-kanak dalam bidang morfologi dan sintaksis, paling tidak pada permulaan masa belajar; (3) kanak-kanak lebih berhasil dibandingkan orang dewasa, tetapi tidak selalu lebih cepat (‘oyama, 1976; dulay, burt, dan krashen, 1982; asher dan gracia, 1969).

c.       Faktor peyajian formal
          Penyajian bahasa secara formal berpengaruh terhadap kecepatan dan keberhasilan dalam memperoleh bahasa kedua karena berbagai faktor dan variabel yang telah dipersiapkan dan diadakan dengan sengaja melalui berbagai perangkat formal pembelajarannya.

d.      Faktor lingkungan
          Lingkungan bahasa dapat dibedakan menjadi lingkungan formal seperti di kelas dalam proses belajar-megajar dan artifisial dan lingkungan informal atau natural (krshen, 1981: 40).

Proses Pembelajaran Bahasa

1.      Proses Belajar Bahasa Model Krashen (1976)
a.       Hipotesis Pemerolehan Dan Pembelajaran Bahasa

Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa anak kecil dalam meguasai bahasa pertama terjadi secara ambang sadar (sub-consiusness) dan bersifat alamiah. Proses ini disebut pemerolehan(acquisition). Orang dewasa dalam proses menguasai bahasa kedua atau bahasa asing terjadi secara sadar (consiusness) melalui bentuk-bentuk bahasa dan mewujudkannya dalam bentuk verbal. Orang dewasa mengusai bahasa melalui kaidah-kaidah formal bahasa. Proses ini disebut dengan belajar (learning). Adapun identifikasi proses penguasaan bahasa oleh kanak-kanak dan orang dewasa adalah sebagai berikut:

a.                  Proses Penguasaan Bahasa Anak

Ø  Proses terjadi secara ambang sadar pada pemerolehan bahasa pertama
Ø  Komunikasi terjadi secara alamiah
Ø  Keberhasilan belajar bahasa bagi anak tidak mungkin dihindari
Ø  Pembelajar tidak dapat menyebut aturan tata bahasa
Ø  Tidak diperkuat oleh pengajaran, uraian tentang tatabahasa, dan tidak ada koreksi
Ø  Proses diatur oleh strategi universal yang disebut LAD (Language Acquisition Device)

b.                 Proses Penguasaan Bahasa Orang Dewasa

Ø  Proses ini terjadi pada saat orang dewasa belajar bahasa kedua
Ø  Proses terjadi secara sadar dan terjadi secara internalisasi aturan tatabahasa
Ø  Kemampuan yang dimiliki merupakan hasil dari pengajaran
Ø  Proses penguasaan bahasa tidak mungkin dihindari
Ø  Pembelajar memiliki rumusan-rumusan aturan tatabahasa

Berdasarkan pendapat krashen tersebut secara jelas dapat dilihat bahwa proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa benar-benar dipisahkan. Tapi dalam kenyataannya dalam proses belajar di sekolah pun sesungguhnya terjadi proses pemerolehan di sela-sela proses belajar.

c.                  Hipotesis Urutan Alamiah


Hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan berbahasa seseorang itu berjenjang
secara alamiah dan bersifat universal.penjejahan alamiah menunjukkan bahwa bentuk-
bentuk bahasa yang sederhana akan dikuasai terlebih dulu oleh anak sebelum menguasai
bentuk-bentuk yang lebih rumit.

c.       Hipotesis Monitor
Bahwa kegiatan berbahasa melalui kaidah-kaidah kebahasaan yang dipelajari secara
sadar hanya berfungsi sebagai monitor dan editor.proses moniyor hanya dapat
berlangsung apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

·         Ada waktu yang cukup bagi pembelajar untuk memilih dan menerapkan kaidah yang
dipelajarinya
·         Difokuskan pada bentuk-bentuk bahasa yang benar menurut kaidah
·         Pembelajar harus memahami dan menguasai kaidah bahasa yang dipelajarinya secara benar

d.      Hipotesis Input
Menyatakan bahwa kemampuan berbahasa (out put) seseorang bergantung kepada masukannya. Jika masukannya benar, maka keluarannya pun juga akan benar.dalam proses penguasaan bahasa pada aspek menyimak  dan membaca pemahaman memiliki peranan penting dalam progam belajar bahasa, dan kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa kedua akan mengair dari kedua aspek tersebut.

e.       Hipotesis Filter Afektif
Semakin besar saringan afektif pembelajar akan semakin sukar menguasai bahasa
kedua.wujud dari saringan afektif yang semakin besar adalah berupa hambatan
psikologis (inhibisi) seseorang, misalnya rasa malu, cemas, rasa takut.

2.        Proses Belajar Bahasa Model Bialystok

Proses belajar bahasa model bialystok (1978) diorganisasikan dalam 3 tataran, yaitu input,
knowladge dan out put.

A.    Tataran input
berupa pengalaman berbahasa pembelajar yang telah dipajan (expouser) melalui belajar
membaca dan berbicara.

B.     Tataran knowledge
Berupa cara penyimpanan informasi.cara penyimpanannya meliputi penyimpanan implisit
berupa pengetahuan intuitif.cara penyimpanan eksplisit berupa pengetahuan bahasa
secara sadar dan cara penyimpanan informasi eksplisit berupa pengetahuan bahasa secara
sadar.pengetahuan eksplisit mempunyai 3 fungsi, yaitu :
a) Sebagai dasar informasi baru sebelum disimpan dalam pengetahuan implisit
b) Sebagai gudang informasi
c) Sebagai sistem artikulasi untuk pengethuan implisit yang mungkin dipakai secara
   eksplisit.
       Sedang oengetahuan implisit hanya mempunyai satu fungsi, yaitu untuk menyimpan semua informasi tentang bahasa target yang diperlukan untuk mengungkapkan dan memahami bahasa
.
C.     Tataran Out put
Merupakan gambaran pemahaman dan pengungkapan bahasa.pengungkapan bahasa
dibedakan dalam dua tipr yaitu pengungkapan spontan dan pengungkapan lamban.
           
Adapun strategi yang disarankan oleh balystok ada 4  tipe, yaitu :
a) Praktek formal yaitu pembelajar membaca untuk menambah pajanan bahasa
b) Praktek informal yaitu pajanan bahasa yang diperoleh dalam komunikasi alamiah
c) Strategi monitoring, yaitu pengetahuan sadar pemakaian bahasa oleh pembelajar untuk
memperbaiki pengungkapan bahasa
d) Inferensi (penyimpulan), yaitu proses pengujian hipotesis mengenai pengetahuan bahasa
yang tidak dikenal sebelumnya.

3.        Proses Belajar Model Steviks
Steviks (1980) mengikuti jejak krashen dan bialystok untuk menggeluti tori
monitor.istilah steviks untuk menggambarkan prose penguasaan bahasa digambarkan
dalam bentuk diagram Levertove Machine (mesin tenaga).
Diagram penguasaan bahasa yang digambarkan oleh Steviks menggambarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Hasil belajar disimpan dalam gudang pemerolehan
b) Belajar bahasa bisa menjadi bahan out put
c) Peranan dan fungsi pemerolehan dan belajar tidak terlalu terpisah secara ketat
d) Dalam situasi tertentu seseorang mungkin dapat berbicara sangat lancar, tetapi pada
waktu lain mekn sangat lamban.hal ini terjadi jika proses monitor sedang berlangsung.

Sumber : Nisa, Marifatun. 2015. Perbedaan Pembelajaran dan Pemerolehan Bahasa, (online),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...