Tugas
Akhir Konsep Dasar IPS 1
TRADISI MASYARAKAT SIDOARJO
Disusun
Oleh :
Luluk Robiatul A
Nurul Amalia
Nisful Laila
Fitrotul M
Vestika D
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultural, yaitu negara yang memiliki berbagai macam
kebudayaan dan tradisi. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Sedangkan Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu
negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari
tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik
secara tertulis maupun lisan.
Indonesia memiliki berbagai macam
tradisi, salah satu tradisi yang ada di daerah kami adalah tradisi Takiran
untuk orang meninggal. Takiran tersebut bertujuan untuk selamatan bagi orang
yang sudah meninggal. Biasanya dilaksanakan pada hari ke 3 dan ke 7 kematian
seseorang.
Di Sidoarjo kepercayaan tentang Takran
ini sudah berjalan sejak lama. Dan sudah di anggap sebagai tradisi yang harus
dilakukan saat ada orang meninggal. Menurut orang-orang sekitar, tradisi ini
sudah berjalan sejak jaman dahulu. Dan sampai sekarang orang orang masih
menjalankan tradisi tesebut. Mereka menganggap pamali jika tidak melaksanakan
takiran untuk orang meninggal.
Disebut takiran karna wadah yang
digunakan untuk tempat makan saat selamatan terbuat dari takir (daun pisang
yang dibentuk menyerupai perahu), yang di dalamnya berisi nasi putih dengan
lauk ikan bandeng, tempe, tahu, begedel dan mi serta ditambah dengan apem dan uang
semampunya keluarga orang yang meninggal. Kemudian Takiran tersebut dibagikan
kepada anak-anak disekita rumah orang yang meninggal.
1.2.Tujuan
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada
mata kuliah Konse Dsar PKN 1
2. Sebagai proses
pembelajaran,
pemahaman, pengembangan
diri tentang Tradisi
yang ada di daerah masing-masing mahasiswa.
3. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa
terhadap berbagai macam Tradisi di Indonesia.
4. Pendalaman
serta pengkajian yang bersifat ke masyarakatan, akan tradisi di dalam
masyarakat.
1.3.Manfaat
1.
Agar mahasiswa
lebih mengetahui tradisi yang ada di daerah Sidoarjo.
2.
Agar dapat
menambah pemahaman tentang tradisi Takiran yang dilakukan di Sidoarjo.
3.
Agar tradisi
yang ada tidak punah.
4.
Agar pembaca
dapat mengatahui tentang tradisi takiran
1.4.Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Hari : Minggu
2.
Tanggal : 30 November 2014
3.
Pukul : 09.30
4.
Tempat : Desa Dukuh Sari RT 05/ RW 01,
Jabon – Sidoarjo
1.5.Pelaksana
Narasumber
·
Nama : Sri Wiji
·
Alamat : Desa Duku Sari RT 05/ RW 01, Jabon –
Sidoarjo
·
TTL : Sidoarjo, 31 Januari 1950
·
Umur : 64 tahun
·
Pekerjaan : Petani
Pewawancara
1.
Luluk Robiatul
Adawiyah (14010644003/A 2014)
2.
Nurul Amalia (14010644011/A 2014)
3.
Vestika
Damayanti (14010644034/A
2014)
4.
Fitrotul
Maulidah (14010644040/A
2014)
5.
Nisful Laila (14010644045/A
2014)
BAB II
PEMBAHASAN
Takiran
merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk selamatan orang meninggal. Acara ini
di adakan pada hari ke-3 dan hari ke-7 setelah kematian seseorang. Acara ini
bertujuan untuk mengirim do’a kepada orang yang meniggal. Disebut takiran karna
wadah yang digunakan untuk tempat makan saat selamatan terbuat dari takir (daun
pisang yang dibentuk menyerupai perahu).
Takiran berisi
nasi, ikan bandeng yang telah ditusuk dengan bambu dan diberi bumbu sapit kemudian dibakar , mie
goreng, telur, serundeng dan begedel. Tidak lupa diberi kue apem yang telah
dipotong-potong menjadi empat bagian dan uang seribu rupiah. Menggunakan
bandeng sapit karena kota sidoarjo terkenal karena banyak menghasilkan ikan air
tawar seperti bandeng dan udang. Oleh karena itu, lambang kota sidoarjo adalah
ikan bandeng dan udang yang berhadapan.
Selametan orang
yang telah meninggal dunia pada tradisi di kota sidoarjo membuat takiran
berjumlah 44 buah. 44 buah takiran ini dibagi menjadi 2 hari yaitu hari ke-3
dan hari ke-7 yang masing-masing membuat takiran berjumlah 22 buah. Takiran
tersebut dibagikan kepada anak-anak pada siang harinya.
Pada hari ke-7
juga membuat 22 takir seperti diatas, dan 2 takir yang sekelilingnya dihiasi
dengan daun kelapa muda atau yang biasanya disebut janur. Dua takir ini disebut
takir pontang. Biasanya 20 takir yang dibuat diberikan pada anak-anak sama
seperti pada hari ke-3. Sedangan sisa 2 takir yang disebut takir pontang tadi
dibagikan saat tahlilan 7-hari setelah hari meninggalnya. Pada takir pontang
ini biasanya diberi uang 5000 rupiah, uang tersebut di ibaratkan sebagai rasa
terima kasih untuk orang yang memimpin do’a saat tahlilan. Tahlilan dilakukan
pada malam hari.
Selain Takir
pontang biasanya juga membuat makanan sebanyak
3 nampan, makananya berisi sama seperti yang ada di takir. Makanan tersebut
diberikan kepada orang orang yang ikut tahlilan pada malam hari.
Sandingan pada
takir pontang berupa pisang raja, orok-orok sampurna, arang-arang kambang. 3
sisir pisang raja yang diatasnya diberi bunga sunduk, terdiri dari bunga mawar,
bunga kenanga, bunga sundel dan bunga kepruk
endok (pecah telur) yang disusun dan ditusukkan ke tusuk sate.
Makanan-makanan
yang sudah disediakan berupa takir pontang, makanan yang diletakkan pada
nampan, pisang raja, orok-orok sampurno dan arang-arang kambang tadi dibagikan
kepada orang-orang yang ikut tahlinan, sebagai jamuan karna turut mendoakan
orang yang telah meninggal
Buah pisang raja
pada sandingan ini bertujuan untuk orang yang meninggal dunia kelak nanti akan
menjadi raja di kehidupan selanjutnya. Sedangkan bunga sunduk ini di ibaratkan
seperti bunga yang biasanya digunakan untuk ziarah ke makam orang yang telah
meninggal.
Orok-orok
sampurna terbuat dari tepung beras yang dikukus kemudian diparut. Biasanya
orok-orok sampurna diberi warna merah, kuning dan hijau. Tujuan dari pembuatan
orok-orok sampurna adalah agar orang
yang meninggal dunia diberi kesempurnaan di akhirat kelak.
Arang-arang
kembang terbuat dari santan kelapa yang kemudian ditambahkan oleh potongan
pisang dan jipang. Tujuan dari arang-arang kembang adalah agar dosa-dosa orang
yang meninggal dunia hanyut secara perlahan-lahan layaknya jipang yang hanyut
ketika dimasukkan dalam santan.
Makna dari
takiran adalah takir yang digunakan berbentuk seperti perahu yang menurut
kepercayaan orang daerah kami perahu disini diibaratkan sebagai alat transportasi orang yang telah
meninggal sebagai alat transportasi untuk menyebrang ke akhirat. Ikan bandeng
yang disapit dan ditusuk dengan bambu diibaratkan sebagai dayungnya. Uang yang
ada ditakir diibaratkan sebagai sedekah orang yang meninggal dunia agar diberi
kelancaran untuk perjalanan ke akhirat. Kue apem diibaratkan sebagai payung
agar terhindar dari panas dan hujan. Biasanya satu apem yang telah dibuat tadi
dilemparkan kea tap rumah orang yang meninggal.
Di Sidoarjo
kepercayaan tentang Takiran ini sudah berjalan sejak lama. Dan sudah di anggap
sebagai tradisi yang harus dilakukan saat ada orang meninggal. Menurut orang-orang
sekitar, tradisi ini sudah berjalan sejak jaman dahulu. Dan sampai sekarang
orang orang masih menjalankan tradisi tesebut. Mereka menganggap pamali jika
tidak melaksanakan takiran untuk orang meninggal.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Indonesia memiliki berbagai macam tradisi,
salah satu tradisi yang ada di daerah kami adalah tradisi Takiran untuk orang
meninggal. Takiran tersebut bertujuan untuk selamatan bagi orang yang sudah
meninggal. Biasanya dilaksanakan pada hari ke 3 dan ke 7 kematian seseorang.
Takiran merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk
selamatan orang meninggal. Acara ini di adakan pada hari ke-3 dan hari ke-7
setelah kematian seseorang. Acara ini bertujuan untuk mengirim do’a kepada
orang yang meniggal. Disebut takiran karna wadah yang digunakan untuk tempat
makan saat selamatan terbuat dari takir (daun pisang yang dibentuk menyerupai
perahu).
3.2. Saran
Di Sidoarjo terdapat tradisi Takiran yang saat ini hampir
punah. Dan sebagai warga Sidoarjo, hendanya kita melstarikan budaya tersebut.
Dengan cara melaksanakan takiran ketika ada orang meninggal. Agar sidoarjo
memiliki budaya khas tersendiri.
Lampiran 1
|
Narasumber
Lampiran 2
Apem
Bunga
Sandingan Pisang
Raja
Lampiran 3
Bandeng Sapit
Takir
Arang-arang Kambang
Lampiran 4
Orok-orok Sampurna
Dokumentasi dengan Narasumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar