Sabtu, 06 Juni 2015

Tradisi Masyarakat Sidoarjo





Tugas Akhir Konsep Dasar IPS 1
TRADISI MASYARAKAT SIDOARJO



Disusun Oleh             :
Luluk Robiatul A
Nurul Amalia
Nisful Laila
Fitrotul M
Vestika D





UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultural, yaitu negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan dan tradisi. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara tertulis maupun lisan.

Indonesia memiliki berbagai macam tradisi, salah satu tradisi yang ada di daerah kami adalah tradisi Takiran untuk orang meninggal. Takiran tersebut bertujuan untuk selamatan bagi orang yang sudah meninggal. Biasanya dilaksanakan pada hari ke 3 dan ke 7 kematian seseorang.

Di Sidoarjo kepercayaan tentang Takran ini sudah berjalan sejak lama. Dan sudah di anggap sebagai tradisi yang harus dilakukan saat ada orang meninggal. Menurut orang-orang sekitar, tradisi ini sudah berjalan sejak jaman dahulu. Dan sampai sekarang orang orang masih menjalankan tradisi tesebut. Mereka menganggap pamali jika tidak melaksanakan takiran untuk orang meninggal.

Disebut takiran karna wadah yang digunakan untuk tempat makan saat selamatan terbuat dari takir (daun pisang yang dibentuk menyerupai perahu), yang di dalamnya berisi nasi putih dengan lauk ikan bandeng, tempe, tahu, begedel dan mi serta ditambah dengan apem dan uang semampunya keluarga orang yang meninggal. Kemudian Takiran tersebut dibagikan kepada anak-anak disekita rumah orang yang meninggal.

1.2.Tujuan
1.    Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Konse Dsar PKN 1
2.    Sebagai proses pembelajaran, pemahaman, pengembangan diri tentang Tradisi yang ada di daerah masing-masing mahasiswa.
3.    Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap berbagai macam Tradisi di Indonesia.
4.    Pendalaman serta pengkajian yang bersifat ke masyarakatan, akan tradisi di dalam masyarakat.

1.3.Manfaat
1.      Agar mahasiswa lebih mengetahui tradisi yang ada di daerah Sidoarjo.
2.      Agar dapat menambah pemahaman tentang tradisi Takiran yang dilakukan di Sidoarjo.
3.      Agar tradisi yang ada tidak punah.
4.      Agar pembaca dapat mengatahui tentang tradisi takiran

1.4.Waktu dan Tempat Penelitian
1.      Hari                 : Minggu
2.      Tanggal           : 30 November 2014
3.      Pukul               : 09.30
4.      Tempat            : Desa Dukuh Sari RT 05/ RW 01, Jabon – Sidoarjo

1.5.Pelaksana
Narasumber
·         Nama         : Sri Wiji
·         Alamat      : Desa Duku Sari RT 05/ RW 01, Jabon – Sidoarjo
·         TTL           : Sidoarjo, 31 Januari 1950
·         Umur         : 64 tahun
·         Pekerjaan   : Petani
Pewawancara
1.      Luluk Robiatul Adawiyah      (14010644003/A 2014)
2.      Nurul Amalia                          (14010644011/A 2014)
3.      Vestika Damayanti                 (14010644034/A 2014)
4.      Fitrotul Maulidah                    (14010644040/A 2014)
5.      Nisful Laila                             (14010644045/A 2014)





























BAB II
PEMBAHASAN

Takiran merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk selamatan orang meninggal. Acara ini di adakan pada hari ke-3 dan hari ke-7 setelah kematian seseorang. Acara ini bertujuan untuk mengirim do’a kepada orang yang meniggal. Disebut takiran karna wadah yang digunakan untuk tempat makan saat selamatan terbuat dari takir (daun pisang yang dibentuk menyerupai perahu).

Takiran berisi nasi, ikan bandeng yang telah ditusuk dengan bambu dan  diberi bumbu sapit kemudian dibakar , mie goreng, telur, serundeng dan begedel. Tidak lupa diberi kue apem yang telah dipotong-potong menjadi empat bagian dan uang seribu rupiah. Menggunakan bandeng sapit karena kota sidoarjo terkenal karena banyak menghasilkan ikan air tawar seperti bandeng dan udang. Oleh karena itu, lambang kota sidoarjo adalah ikan bandeng dan udang yang berhadapan.

Selametan orang yang telah meninggal dunia pada tradisi di kota sidoarjo membuat takiran berjumlah 44 buah. 44 buah takiran ini dibagi menjadi 2 hari yaitu hari ke-3 dan hari ke-7 yang masing-masing membuat takiran berjumlah 22 buah. Takiran tersebut dibagikan kepada anak-anak pada siang harinya.

Pada hari ke-7 juga membuat 22 takir seperti diatas, dan 2 takir yang sekelilingnya dihiasi dengan daun kelapa muda atau yang biasanya disebut janur. Dua takir ini disebut takir pontang. Biasanya 20 takir yang dibuat diberikan pada anak-anak sama seperti pada hari ke-3. Sedangan sisa 2 takir yang disebut takir pontang tadi dibagikan saat tahlilan 7-hari setelah hari meninggalnya. Pada takir pontang ini biasanya diberi uang 5000 rupiah, uang tersebut di ibaratkan sebagai rasa terima kasih untuk orang yang memimpin do’a saat tahlilan. Tahlilan dilakukan pada malam hari.

Selain Takir pontang biasanya juga membuat  makanan sebanyak 3 nampan, makananya berisi sama seperti yang ada di takir. Makanan tersebut diberikan kepada orang orang yang ikut tahlilan pada malam hari.

Sandingan pada takir pontang berupa pisang raja, orok-orok sampurna, arang-arang kambang. 3 sisir pisang raja yang diatasnya diberi bunga sunduk, terdiri dari bunga mawar, bunga kenanga, bunga sundel dan bunga kepruk endok (pecah telur) yang disusun dan ditusukkan ke tusuk sate.

Makanan-makanan yang sudah disediakan berupa takir pontang, makanan yang diletakkan pada nampan, pisang raja, orok-orok sampurno dan arang-arang kambang tadi dibagikan kepada orang-orang yang ikut tahlinan, sebagai jamuan karna turut mendoakan orang yang telah meninggal

Buah pisang raja pada sandingan ini bertujuan untuk orang yang meninggal dunia kelak nanti akan menjadi raja di kehidupan selanjutnya. Sedangkan bunga sunduk ini di ibaratkan seperti bunga yang biasanya digunakan untuk ziarah ke makam orang yang telah meninggal.

Orok-orok sampurna terbuat dari tepung beras yang dikukus kemudian diparut. Biasanya orok-orok sampurna diberi warna merah, kuning dan hijau. Tujuan dari pembuatan orok-orok sampurna adalah  agar orang yang meninggal dunia diberi kesempurnaan di akhirat kelak.

Arang-arang kembang terbuat dari santan kelapa yang kemudian ditambahkan oleh potongan pisang dan jipang. Tujuan dari arang-arang kembang adalah agar dosa-dosa orang yang meninggal dunia hanyut secara perlahan-lahan layaknya jipang yang hanyut ketika dimasukkan dalam santan.

Makna dari takiran adalah takir yang digunakan berbentuk seperti perahu yang menurut kepercayaan orang daerah kami perahu disini diibaratkan  sebagai alat transportasi orang yang telah meninggal sebagai alat transportasi untuk menyebrang ke akhirat. Ikan bandeng yang disapit dan ditusuk dengan bambu diibaratkan sebagai dayungnya. Uang yang ada ditakir diibaratkan sebagai sedekah orang yang meninggal dunia agar diberi kelancaran untuk perjalanan ke akhirat. Kue apem diibaratkan sebagai payung agar terhindar dari panas dan hujan. Biasanya satu apem yang telah dibuat tadi dilemparkan kea tap rumah orang yang meninggal.

Di Sidoarjo kepercayaan tentang Takiran ini sudah berjalan sejak lama. Dan sudah di anggap sebagai tradisi yang harus dilakukan saat ada orang meninggal. Menurut orang-orang sekitar, tradisi ini sudah berjalan sejak jaman dahulu. Dan sampai sekarang orang orang masih menjalankan tradisi tesebut. Mereka menganggap pamali jika tidak melaksanakan takiran untuk orang meninggal.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Indonesia memiliki berbagai macam tradisi, salah satu tradisi yang ada di daerah kami adalah tradisi Takiran untuk orang meninggal. Takiran tersebut bertujuan untuk selamatan bagi orang yang sudah meninggal. Biasanya dilaksanakan pada hari ke 3 dan ke 7 kematian seseorang.

            Takiran merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk selamatan orang meninggal. Acara ini di adakan pada hari ke-3 dan hari ke-7 setelah kematian seseorang. Acara ini bertujuan untuk mengirim do’a kepada orang yang meniggal. Disebut takiran karna wadah yang digunakan untuk tempat makan saat selamatan terbuat dari takir (daun pisang yang dibentuk menyerupai perahu).

3.2. Saran
            Di Sidoarjo terdapat tradisi Takiran yang saat ini hampir punah. Dan sebagai warga Sidoarjo, hendanya kita melstarikan budaya tersebut. Dengan cara melaksanakan takiran ketika ada orang meninggal. Agar sidoarjo memiliki budaya khas tersendiri.



Lampiran 1
·         Nama         : Sri Wiji
·         Alamat      : Desa Duku Sari RT 05/ RW 01, Jabon – Sidoarjo
·         TTL           : Sidoarjo, 31 Januari 1950
·         Umur         : 64 tahun
·         Pekerjaan   : Petani


 
 



Narasumber



Lampiran 2


Apem






Bunga




Sandingan Pisang Raja



Lampiran 3


Bandeng Sapit







Takir







Arang-arang Kambang





Lampiran 4


Orok-orok Sampurna





Dokumentasi dengan Narasumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...