Sabtu, 15 Oktober 2016

Perencanaan Pembelajaran



Hakikat Perencanaan Pembelajaran


Kaufman (Harjanto, 2010:2), menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencakup elemen-elemen :
a.    Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan
b.    Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
c.     Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan
d.    Indentifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan
e.    Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan
f.     Identifikasi strategi alternatil yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai


Maka dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang harus dilakukan. Perencanaan merupakan tahapan awal sebelum pelaksanaan, yang mana dalam proses ini berpersan dalam menentukan ke mana tujuan dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari hal tersebut, maka perencanaan mengandung 6 pokok pikiran, yakni :


a.    Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan
b.    Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya
c.    Untuk menutupi kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha
d.   Usaha yang dilakukan untuk menutupi kesenjangan itu dapat beragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh
e.    Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan
f.     Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan


Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut.
  1. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pembelajaran secara sistematik yang menggunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin berlangsungnya kualitas pembelajaran. Perencanaan pembelajaran ini akan menganalisis tentang kebutuhan dari proses belajar secara sistemik yang dimulai dari proses perancangan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
  2. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian danteori-teori tentang strategi pembelajaran dan implementasinya dalam kegiatan mengajar.
  3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan implementasi, evaluasi, pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran.
  4. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran yang dikembangkan dengan melakukan pengecekan dan perbaikan dari waktu ke waktu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
  5. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari gabungan berbagai subsistem yakni terkait dengan tujuan, materi, metode/strategi, media, evaluasi, fasilitas, potensi akademik siswa dan sumber/referensi.
  6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dari problem pengajaran. (Sagala, 2003: 136-137)
Menurut William H. Newman (Majid, 2007: 15), perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan berisi rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. Dalam buku yang berjudul Perencanaan. Pembelajaran karya Abdul Majid bahwa perencanaan pembelajaran dibangun dari dua kata, yaitu:
a.    Perencanaan, berarti menentukan apa yang akan dilakukan.
b.    Pembelajaran, berarti proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan.


Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana guru mengajar mata pelajaran tertentu, pada jenjang dan kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih.

MenurutIbrahim, perencanaan pembelajaran adalah kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan.


Karakteristik Perencanaan Pembelajaran

Ada beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan guru dalam menyusun suatu rencana pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
  1. Penyusunan perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap siswa yang belajar, baik dari segi kebutuhan siswa, perkembangan siswa, norma positif bagi siswa, dan minat serta perhatian siswa.
  2. Memiliki tahapan-tahapan yang meliputi; (1) tahap persiapan melalui penguasaan terhadap bidang keilmuan yang menjadi wewenangnya, perhatian terhadap tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan belajar siswa itu sendiri; (2) tahap pelaksanaan melalui kegiatan belajar yang dinamis dan menyenangkan (joyfull learning) dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi untuk meraih kesuksesan dan kemajuan belajar; (3) tahap evaluasi melalui alat evaluasi yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable) dan memadai (adequate), dan; (4) tahap tindak lanjut melalui promosi guru untuk melanjutkan materi pembelajaran dan kenaikan kelas atau rehabilitasi (perbaikan) atas kekurangan yang telah terjadi dalam proses pembelajaran, yang lebih dikenal dengan istilah remedial teaching,dengan tujuan memperkuat penguasaan siswa berupa penambahan jam pembelajaran, pengulangan materi, atau penambahan tugas khususnya bagi siswa yang belum mencapai nilai minimal ketuntasan (KKM).
  3. Sistematis, yakni penyampaian materi dimulai dari yang mudah dan diikuti dengan materi yang sulit dan dari segi pembelajaran harus mempertimbangkan keakuratan metode, media, evaluasi, dan tujuan pembelajaran.
  4. Pendekatan sistem, yakni upaya untuk mengkolaborasikan semua komponen yang dapat mendukung kelancaran program pembelajaran.
  5. Pembelajaran humanis yang bersumber dari kesadaran guru bahwa siswa yang dihadapinya memiliki berbagai macam potensi yang harus dihargai, diarahkan dan dikembangkan melalui cara-cara yang humanis dan beraneka ragam.
Perencanaan pengajaran, memiliki beberapa karakteristik (Banghart dan Albert Trull dalam Harjanto, 2010: 3), yakni :
a.    Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang
b.    Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian
c.    Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas yang beragam, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan
d.   Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi salah penggunaan dan kesalahan manajemen.


Dimensi Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran juga mempunyai dimensi yang berkaitan dengan cakupan dan sifat-sifaf dari karakteristik yang terdapat di dalamnya. Dengan memperhatikan dimensi-dimensi tersebut, memungkinkan dilakukannya perencanaan komperhensif yang menalar dan efisien (Harjanto, 2010: 4-6), yakni :


a.       Signifikansi. Tingkat signifikansi ini tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam upaya mencapainya, pengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan kriteria evaluasi.
b.      Feasibilitas. Salah satu faktor penentu dalam hal ini adalah otoritas politikal yang memadai, sebab dengan demikian feasibilitas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistik
c.       Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan oengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebihspesifik pada waktu yang tepat, agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
d.      Kepastian atau definitiveness. Dalam hal ini diupayakan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak terduga, sebab tidak semua hal yang sifatnya kebetulan dapat dimasukkan dalam perencanaan pembelajaran.
e.       Ketelitian atau parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan benar kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
f.       Adaptabilitas. Perencanaan pembelajaran pada dasarnya bersifat dinamik, sehingga senantiasa perlu mencari informasi sebagai umpan balik atau masukan tambahan.
g.      Waktu. Faktor-faktor yang ebrkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan realibilitas analisis yang dipakai, serta kapan dilakukan penilaian atas kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
h.      Monitoring atau pemantauan. Termasuk dalam konsep ini adalah mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.
i.        Isi perencanaan. Perencanaan pengajaran yang baik, memuat :
1)   Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai  hasil proses pendidikan
2)   Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya
3)   Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka
4)   Bangunan fisik, mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya  dengan bangunan fisikk lain
5)   Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan
6)   Sturktur organisasi, yakni bagaimana cara mengorganisasi dan menanajemen operasi dan pengawasan program serta aktivitas pendidikan yang direncanakan
7)   Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran

Manfaat Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Abdul Majid (2008: 22) terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran yaitu:
1. Sebagai dasar, alat kontrol dan petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan;
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan;
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid;
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja;
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja;
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

Sumber:










http://documents.tips/download/link/pengertian-perencanaan-pembelajaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...