Hanami : The Twenty Hopes of
Lavender
Disclaimer :
Naruto ©
Masashi Kishimoto
Hanami ©
Raira Rin
Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki
Genre : Romance
Rated : T/M
Warning : Gomen ne, kalau misalkan chapter 4 ini kesannya malah
seperti promosi tempat-tempat kencan romantis di Jepang. Curhat dikit boleh?
Raira-hime banyak browsing, membaca, belajar tentang negara Cherry Blossom dalam
rangka penyusunan fanfic Hanami ini. Semoga fanfic ini menjadi fanfic yang
berguna untuk nusa dan bangsa baik Indonesia maupun Jepang. Hehe.. ^_^
Have a nice read, mina-san.. ^_^
Chapter 4
Aishite Kurete Arigatou
“Tidak mau ah.” Tolak Sakura sambil
menyilangkan kedua tangannya dibawah dada.
“Ayolah, Sakura-hime. Itu kan cuma
mitos.” Rayu Naruto. Sekali saja, dia ingin merasakan kencan yang berbeda. Naik
perahu angsa di kolam Inokashira Park.
“Aku tidak mau mengambil resiko. Aku
sayang hubungan kita. Aku sayang kamu.”
.....
Tujuh hari
kemudian..
Di sinilah
Naruto dan Sakura berada sekarang, Omotesando. Menyusuri jalan Omotensado-dori
yang akan membawa mereka ke salah satu tempat shopping favorit Sakura. Melewati
pohon demi pohon yang terdiam di pinggir jalan menyaksikan kemesraan mereka.
Seperti biasa, Sakura menggandeng tangan Naruto untuk memastikan agar keduanya
tidak terpisah. Meskipun, Sakura tahu dia dan Naruto tidak akan terpisah hanya
karena Omotesando.
“Aku ke sana
sebentar ya, Naruto-kun..”
Naruto hanya
mengangguk dan membiarkan gadis bermata emerald itu berburu kado ulang tahun
sendirian. Melihat Sakura dari belakang mengingatkan Naruto pada peristiwa satu
minggu yang lalu. Alasan yang menjadi awal Naruto mau menandatangani
persetujuan untuk pergi ke Omotesando. Aneh, mendengar kencan mereka ada
hubungannya dengan Hinata. mulut Naruto dengan gampang berkata “Iya.. kita
pergi ke Omotesando..” Baiklah, karena sudah terlanjur reflek begini, ada
baiknya kalau Naruto juga membeli sesuatu untuk Hinata.
oOo Flashback
oOo
Sementara,
Nyonya Lavender dan Tuan Pantat Ayam menikmati malam minggu Uchiha di kediaman
Hyuuga yang penuh dengan kedamaian surga. Sakura dan Naruto sibuk terkunci di
kamar Naruto karena tingkah laku konyol Jiraiya jii-chan dan Tsunade baa-chan,
kakek dan nenek Naruto. Mereka itu benar-benar pasangan kakek dan nenek yang
kompak.
“Naruto-kun,
kamu kenapa sih? Cemberut mulu. Oke. Bagaimana kalau Sabtu depan kita pergi
menonton film ke Odaiba?”
Odaiba
merupakan salah satu tempat favorit Sakura untuk pergi berkencan yang terletak
di Teluk Tokyo. Sakura sangat suka melihat pemandangan Tokyo yang indah. Selain
itu, dia tidak pernah merasa bosan menyusuri jalan setapak di pinggir Pantai
Odaiba. Namun, satu hal yang paling disukainya adalah menonton film di bioskop
Odaiba. Jika Naruto mengiyakan pendapat Sakura, itu akan menjadi acara menonton
film mereka yang ke tiga belas.
“Aku sedang
tidak ingin menonton film, Sakura-hime..” ujar Naruto lalu menarik selimut
untuk menyembunyikan wajahnya yang semakin tidak bersemangat. Tidak
bersemangat?
Sakura duduk di
tepi tempat tidur Naruto. “Baiklah. Bagaimana kalau kita pergi ke Ginza? Sabtu
depan pasti hari yang bagus untuk ke sana.”
Naruto
berpura-pura tidak mendengar ocehan pacarnya. Bukan karena dia tidak mau
mengajak gadis yang sangat menyukai strawberry shortcake itu pergi ke tempat shopping
termewah di dunia. Tapi, Naruto sudah cukup bosan pergi ke Ginza yang terkenal
dengan kawasan yang serba elit dan modern itu. Apalagi yang akan serta bisa dia
dan Sakura lakukan di sana? Selain menikmati kopi seharga seribu yen *Rp. 120.000,-*
di salah satu kafe bersuasana romantis.
“Naruto-kun..”
panggil Sakura karena tidak mendapat respon dari Naruto. “Naruto-kun.. kamu
sudah tidur?”
“Aku dan kamu
sudah terlalu sering pergi ke Ginza, Sakura-hime.” sahut Naruto menandakan
kalau dia menolak ide Sakura untuk berkencan ke Ginza.
“Odaiba.. Ginza..
Ah, Ebisu? Kita pergi dinner ke Ebisu saja yuk. Kita kan baru sekali pergi ke
sana. Ayolah..” rengek Sakura sambil menarik-narik kecil selimut Naruto.
Ebisu, tempat
kencan romantis kesekian yang bertemperatur dingin. Sangat cocok untuk pasangan
kekasih yang hobi nongkrong dan makan di kafe atau restoran. Menikmati candle
light dinner akhir pekan di Ebisu adalah kesempatan yang tak akan dilewatkan
oleh kebanyakkan pasangan kekasih. Ebisu memiliki daya tarik berupa Ebisu
Garden Place yang dilengkapi dengan tempat jalan-jalan yang indah. Ditambah lagi
tempat shopping, tempat hiburan, dan tempat untuk makan-makan bersama.
“Mulai Sabtu
sekarang sampai Sabtu depan jalan menuju ke Ebisu di tutup, Sakura-hime. Kita
tidak bisa pergi ke sana.” Bohong Naruto. Alhamdulilahnya, Sakura percaya.
“Benarkah? Ah,
sayang sekali.”
Kichijoji,
tempat kencan yang tak kalah saing dari Odaiba, Ginza, maupun Ebisu. Kichijoji
adalah sebuah lingkungan kampus yang dilengkapi dengan tempat shopping, tempat
hiburan, dan tempat makan. Oh iya, satu lagi, ada taman bernama Inokashira Park
yang menyimpan mitos. Jika pasangan kekasih menaiki perahu angsa berdua di
kolam Inokashira Park maka hubungan mereka tidak akan berlangsung lama. Bahkan,
bisa kandas dengan tidak elitnya.
“Tidak mau ah.”
Tolak Sakura sambil menyilangkan kedua tangannya dibawah dada.
“Ayolah,
Sakura-hime. Itu kan cuma mitos.” Rayu Naruto. Sekali saja, dia ingin merasakan
kencan yang berbeda. Naik perahu angsa di kolam Inokashira Park.
“Aku tidak mau
mengambil resiko. Aku sayang hubungan kita. Aku sayang kamu.”
Naruto hanya
menghela napas. Dia tidak mau mendebat Princess Cherry Blossom-nya lagi.
Itu memang
benar. Putri tunggal dari pasangan Haruno Kizashi dan Haruno Mebuki itu memang mencintai
Naruto. Tidak pernah berubah. Dari hari pertama hingga hari ke tiga ratus
sembilan puluh enam pacaran. Kenyataan yang menggoreskan penyesalan di hati
Naruto mengingat perasaannya terhadap Sakura sedikit demi sedikit berkurang.
“Baiklah. Aku
punya pilihan terakhir untukmu dan tidak boleh ditolak lagi. Sabtu depan kita
pergi ke Omotesando untuk shopping. Sekalian, aku mau beli kado untuk Hinata-chan.
Dua minggu lagi, Hinata-chan berulang tahun. Jadi ka-”
“Iya, kita
pergi ke Omotesando.” Potong Naruto cepat.
“Nah.. gitu dong,
tidak melawan. Aishiteru ne, Naruto-kun.” Sakura ikut berbaring di tempat tidur
Naruto. Memeluk laki-laki pemilik mata biru shappire itu dengan hangatnya.
“Aishiteru ne,
Sakura-hime..” dan sebuah kecupan kecil mendarat di dahi lebar Sakura.
“Aishite kurete
arigatou..” batin Naruto.
(Terjemahan :
Aishite kurete arigatou = Thank you for loving me)
“Benar saja
kalian menolak untuk berada di dalam satu kamar yang terkunci. Ternyata kalian
tidak menolak untuk berbaring diatas satu ranjang besar yang nyaman.” Goda
Tsunade baa-chan. Ntah sejak kapan nenek-nenek berambut pirang itu berdiri di
dekat pintu kamar Naruto.
“Dasar anak
muda jaman sekarang. Hahaha..” Tambah Jiraiya jii-chan sambil tertawa penuh
kemenangan.
Bosan meladeni
kakek dan neneknya. Naruto pun membawa Sakura masuk ke dalam selimut hangatnya.
“Kyaaa.. Naruto-kun, apa yang kamu lakukan? Nee, keluarkan aku.”
oOo To Be Continued oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar