Selasa, 05 Januari 2016

Fanfic Naruto Hinata "Hanami - Chapter 4"



Hanami : The Twenty Hopes of Lavender

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Hanami © Raira Rin

Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki

Genre : Romance

Rated : T/M

Warning : Gomen ne, kalau misalkan chapter 4 ini kesannya malah seperti promosi tempat-tempat kencan romantis di Jepang. Curhat dikit boleh? Raira-hime banyak browsing, membaca, belajar tentang negara Cherry Blossom dalam rangka penyusunan fanfic Hanami ini. Semoga fanfic ini menjadi fanfic yang berguna untuk nusa dan bangsa baik Indonesia maupun Jepang. Hehe.. ^_^

Have a nice read, mina-san.. ^_^

Chapter 4

Aishite Kurete Arigatou

“Tidak mau ah.” Tolak Sakura sambil menyilangkan kedua tangannya dibawah dada.

“Ayolah, Sakura-hime. Itu kan cuma mitos.” Rayu Naruto. Sekali saja, dia ingin merasakan kencan yang berbeda. Naik perahu angsa di kolam Inokashira Park.

“Aku tidak mau mengambil resiko. Aku sayang hubungan kita. Aku sayang kamu.”

.....

Tujuh hari kemudian..

Di sinilah Naruto dan Sakura berada sekarang, Omotesando. Menyusuri jalan Omotensado-dori yang akan membawa mereka ke salah satu tempat shopping favorit Sakura. Melewati pohon demi pohon yang terdiam di pinggir jalan menyaksikan kemesraan mereka. Seperti biasa, Sakura menggandeng tangan Naruto untuk memastikan agar keduanya tidak terpisah. Meskipun, Sakura tahu dia dan Naruto tidak akan terpisah hanya karena Omotesando.

“Aku ke sana sebentar ya, Naruto-kun..”

Naruto hanya mengangguk dan membiarkan gadis bermata emerald itu berburu kado ulang tahun sendirian. Melihat Sakura dari belakang mengingatkan Naruto pada peristiwa satu minggu yang lalu. Alasan yang menjadi awal Naruto mau menandatangani persetujuan untuk pergi ke Omotesando. Aneh, mendengar kencan mereka ada hubungannya dengan Hinata. mulut Naruto dengan gampang berkata “Iya.. kita pergi ke Omotesando..” Baiklah, karena sudah terlanjur reflek begini, ada baiknya kalau Naruto juga membeli sesuatu untuk Hinata.

oOo Flashback oOo

Sementara, Nyonya Lavender dan Tuan Pantat Ayam menikmati malam minggu Uchiha di kediaman Hyuuga yang penuh dengan kedamaian surga. Sakura dan Naruto sibuk terkunci di kamar Naruto karena tingkah laku konyol Jiraiya jii-chan dan Tsunade baa-chan, kakek dan nenek Naruto. Mereka itu benar-benar pasangan kakek dan nenek yang kompak.

“Naruto-kun, kamu kenapa sih? Cemberut mulu. Oke. Bagaimana kalau Sabtu depan kita pergi menonton film ke Odaiba?”

Odaiba merupakan salah satu tempat favorit Sakura untuk pergi berkencan yang terletak di Teluk Tokyo. Sakura sangat suka melihat pemandangan Tokyo yang indah. Selain itu, dia tidak pernah merasa bosan menyusuri jalan setapak di pinggir Pantai Odaiba. Namun, satu hal yang paling disukainya adalah menonton film di bioskop Odaiba. Jika Naruto mengiyakan pendapat Sakura, itu akan menjadi acara menonton film mereka yang ke tiga belas.

“Aku sedang tidak ingin menonton film, Sakura-hime..” ujar Naruto lalu menarik selimut untuk menyembunyikan wajahnya yang semakin tidak bersemangat. Tidak bersemangat?

Sakura duduk di tepi tempat tidur Naruto. “Baiklah. Bagaimana kalau kita pergi ke Ginza? Sabtu depan pasti hari yang bagus untuk ke sana.”

Naruto berpura-pura tidak mendengar ocehan pacarnya. Bukan karena dia tidak mau mengajak gadis yang sangat menyukai strawberry shortcake itu pergi ke tempat shopping termewah di dunia. Tapi, Naruto sudah cukup bosan pergi ke Ginza yang terkenal dengan kawasan yang serba elit dan modern itu. Apalagi yang akan serta bisa dia dan Sakura lakukan di sana? Selain menikmati kopi seharga seribu yen *Rp. 120.000,-* di salah satu kafe  bersuasana romantis.

“Naruto-kun..” panggil Sakura karena tidak mendapat respon dari Naruto. “Naruto-kun.. kamu sudah tidur?”

“Aku dan kamu sudah terlalu sering pergi ke Ginza, Sakura-hime.” sahut Naruto menandakan kalau dia menolak ide Sakura untuk berkencan ke Ginza.

“Odaiba.. Ginza.. Ah, Ebisu? Kita pergi dinner ke Ebisu saja yuk. Kita kan baru sekali pergi ke sana. Ayolah..” rengek Sakura sambil menarik-narik kecil selimut Naruto.

Ebisu, tempat kencan romantis kesekian yang bertemperatur dingin. Sangat cocok untuk pasangan kekasih yang hobi nongkrong dan makan di kafe atau restoran. Menikmati candle light dinner akhir pekan di Ebisu adalah kesempatan yang tak akan dilewatkan oleh kebanyakkan pasangan kekasih. Ebisu memiliki daya tarik berupa Ebisu Garden Place yang dilengkapi dengan tempat jalan-jalan yang indah. Ditambah lagi tempat shopping, tempat hiburan, dan tempat untuk makan-makan bersama.

“Mulai Sabtu sekarang sampai Sabtu depan jalan menuju ke Ebisu di tutup, Sakura-hime. Kita tidak bisa pergi ke sana.” Bohong Naruto. Alhamdulilahnya, Sakura percaya.

“Benarkah? Ah, sayang sekali.”

Kichijoji, tempat kencan yang tak kalah saing dari Odaiba, Ginza, maupun Ebisu. Kichijoji adalah sebuah lingkungan kampus yang dilengkapi dengan tempat shopping, tempat hiburan, dan tempat makan. Oh iya, satu lagi, ada taman bernama Inokashira Park yang menyimpan mitos. Jika pasangan kekasih menaiki perahu angsa berdua di kolam Inokashira Park maka hubungan mereka tidak akan berlangsung lama. Bahkan, bisa kandas dengan tidak elitnya.

“Tidak mau ah.” Tolak Sakura sambil menyilangkan kedua tangannya dibawah dada.

“Ayolah, Sakura-hime. Itu kan cuma mitos.” Rayu Naruto. Sekali saja, dia ingin merasakan kencan yang berbeda. Naik perahu angsa di kolam Inokashira Park.

“Aku tidak mau mengambil resiko. Aku sayang hubungan kita. Aku sayang kamu.”

Naruto hanya menghela napas. Dia tidak mau mendebat Princess Cherry Blossom-nya lagi.

Itu memang benar. Putri tunggal dari pasangan Haruno Kizashi dan Haruno Mebuki itu memang mencintai Naruto. Tidak pernah berubah. Dari hari pertama hingga hari ke tiga ratus sembilan puluh enam pacaran. Kenyataan yang menggoreskan penyesalan di hati Naruto mengingat perasaannya terhadap Sakura sedikit demi sedikit berkurang.

“Baiklah. Aku punya pilihan terakhir untukmu dan tidak boleh ditolak lagi. Sabtu depan kita pergi ke Omotesando untuk shopping. Sekalian, aku mau beli kado untuk Hinata-chan. Dua minggu lagi, Hinata-chan berulang tahun. Jadi ka-”

“Iya, kita pergi ke Omotesando.” Potong Naruto cepat.

“Nah.. gitu dong, tidak melawan. Aishiteru ne, Naruto-kun.” Sakura ikut berbaring di tempat tidur Naruto. Memeluk laki-laki pemilik mata biru shappire itu dengan hangatnya.

“Aishiteru ne, Sakura-hime..” dan sebuah kecupan kecil mendarat di dahi lebar Sakura.

“Aishite kurete arigatou..” batin Naruto.

(Terjemahan : Aishite kurete arigatou = Thank you for loving me)

“Benar saja kalian menolak untuk berada di dalam satu kamar yang terkunci. Ternyata kalian tidak menolak untuk berbaring diatas satu ranjang besar yang nyaman.” Goda Tsunade baa-chan. Ntah sejak kapan nenek-nenek berambut pirang itu berdiri di dekat pintu kamar Naruto.

“Dasar anak muda jaman sekarang. Hahaha..” Tambah Jiraiya jii-chan sambil tertawa penuh kemenangan.

Bosan meladeni kakek dan neneknya. Naruto pun membawa Sakura masuk ke dalam selimut hangatnya. “Kyaaa.. Naruto-kun, apa yang kamu lakukan? Nee, keluarkan aku.”



oOo To Be Continued oOo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...