Hanami : The Twenty Hopes of
Lavender
Disclaimer :
Naruto ©
Masashi Kishimoto
Hanami ©
Raira Rin
Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki
Genre : Romance
Rated : T/M
Warning : Raira-hime sama sekali tidak bermaksud membuat Naruto-kun
jadi playboy baru di fanfic abal nan gaje ini. Oleh karena itu, apapun yang
Raira-hime tulis, mohon dinikmati dengan ikhlas ya? Have a nice read,
mina-san.. ^_^
Chapter 8
Princess Cherry Blossom
Kembali ke kediaman Uzumaki..
“Jangan mendebatku Sakura-hime. Ayo, aku antar pulang..” kata
Naruto lalu menyeret paksa Sakura.
“Lepaskan aku! Aku bisa pulang sendiri. Bukankah kamu sedang lelah?
Jangan lupa mengucapkan selamat tidur pada Hinata.” Sakura pergi.
“Arrrgghhh! Mendokusai ne!!!” ucap Naruto kesal.
.....
“Aku tadi tanya, apa yang paling kamu suka selain Sakura?”
“Ano.. aku suka makan ramen.”
“Baiklah. Kalau begitu permintaan kelima-ku adalah aku ingin masak
ramen untuk Naruto-kun. Kapan pun, Naruto-kun ingin makan ramen. Datang saja ke
rumah.”
“Hahaha.. serius nih? Arigatou ne..”
Dari kejauhan, bukit-bukit bunga di taman Biei Hokkaido seolah
tertutupi oleh selimut hangat bunga alami dengan berbagai warna di mata Naruto
dan Hinata. Luar biasa indah. “Seindah petualangan kami hari ini”, batin
Naruto. Ini sudah hampir satu bulan Naruto menghabiskan hari Minggunya bersama
Nyonya Lavender. Melupakan kemonotan hubungannya dengan Sakura.
Sementara itu..
Sakura sibuk berjalan mondar-mandir di tepi kolam renang rumah
Naruto. Sudah hampir satu jam dia menunggu pacar satu-satunya itu. Ditemani
strawberry juice buatan Tsunade baa-chan yang belum tersentuh oleh jari-jari
mungilnya. Wajah cantiknya mulai terlihat kesal. Tidak biasa Naruto membuat
Sakura menunggu selama ini.
“Sakura-hime..” panggil Naruto yang baru pulang.
“Ya ampun, Naruto-kun, kemana saja kamu? Aku hampir gila
menunggumu.”
“.....”
“Naruto-kun, kamu mendengarkan aku kan? Aku sudah satu jam di sini,
kau tahu.”
“.....”
“Naruto-kun, kenapa diam saja? Aku khawatir, kau tahu. Aku tidak
bisa menghubungimu dari tadi.”
“Sakura-hime, aku sangat lelah. Bolehkah aku pergi tidur?”
Naruto pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuan dari Sakura.
Membuat empat sudut siku-siku di dahi Sakura semakin berkedut-kedut.
“NARUTO-KUN!!!”
“Aku sedang tidak ingin mendebatmu, Sakura-hime..”
“OH, BEGITU! LALU, KATAKAN PADAKU, SIAPA YANG INGIN KAMU DEBAT?
HINATA-CHAN.”
Sementara itu, di kamar Hinata..
Hinata menghempaskan asal tubuh mungilnya ke tempat tidur. Melihat
ulang satu persatu foto-foto yang tersimpan rapi di memori handphonenya.
“Naruto-kun, tolong ambil fotoku
bersama pohon beringin ini ya, untuk kenangan. Hehehe..”
Ya, dimulai dari foto saat Hinata belajar memanjat pohon beringin. Mengingatkan
kenangan akan pasangan Suigetsu dan Karin yang berhasil dijahilinya
habis-habisan. Lalu, foto Hinata dan Naruto di pintu masuk Fuji Q Highland
sebelum naik roal-coaster. Baru sadar, untuk pertama kalinya Hinata menggandeng
tangan Naruto saat mengambil gambar itu. Kemudian, foto Naruto yang diambil
secara diam-diam oleh Hinata saat mereka lari pagi keliling Konohagakure. Wajah
lelah Naruto terlihat –errr- tampan. Terakhir, berpuluh-puluh foto Hinata di
taman bunga Biei, Hokkaido. Mengantarkannya pada foto terakhir saat dia dan
Naruto berada di bagian tengah taman untuk melihat boneka raksasa yang terbuat
dari jerami.
Kembali ke kediaman Uzumaki..
“Jangan mendebatku Sakura-hime. Ayo, aku antar pulang..” kata
Naruto lalu menyeret paksa Sakura.
“Lepaskan aku! Aku bisa pulang sendiri. Bukankah kamu sedang lelah?
Jangan lupa mengucapkan selamat tidur pada Hinata.” Sakura pergi.
“Arrrgghhh! Mendokusai ne!!!” ucap Naruto kesal.
Sebelum suasana menjadi semakin merepotkan, kacau, rumit tak
terkendali. Naruto segera mengejar Princess Cherry Blossom-nya. Naruto cukup
tahu yang akan terjadi jika dia tidak cepat-cepat menenangkan gadis yang masih
menjabat sebagai kekasihnya itu.
“Sakura-hime, tunggu..” kata Naruto saat berhasil menghentikan
langkah kecil Sakura.
“.....”
“Gomen ne, Sakura-hime. Tapi, aku mohon jangan berpikir yang
macam-macam tentang aku dan Hinata-chan. Waktu itu, aku hanya sedang membayar
hutangku padanya. Aku memberikan tiket unik sebagai kado ulang tahun. Hinata
menukarnya dengan permintaan lari pagi keliling Konohagakure.”
“.....” Sakura pun memeluk pria beralis kuning itu. “Maafkan aku
juga, Naruto-kun. Aku sudah salah paham.”
Ya, Sakura tidak sengaja melihat Naruto dan Hinata saat mereka
sedang lari pagi keliling Konohagakure. Naruto berharap, semoga Princess Cherry
Blossom yang kini berada dalam pelukkannya tidak mengetahui lebih dari itu.
Sangat penting bagi Naruto untuk memastikan Nyonya Lavender juga tidak tahu
apa-apa tentang kejadian malam ini.
Drrrtt..
Sakura menghentikan acara peluk memeluk dengan Naruto ketika
merasakan getaran dari handphonenya.
1 pesan diterima
From : Sasuke-kun
Lupakan saja, Sakura-chan. Dobe dan
Nyonya Lavender tidak mungkin selingkuh. Jangan sampai pelukkan kalian itu
menjadi yang terakhir hanya karena perkiraan konyolmu.
Sakura memperhatikan sekeliling rumah Naruto. Mencari wujud dari
orang yang sudah mengirim pesan singkat barusan. Beberapa Minggu ini, dia dan
Sasuke memang bekerjasama hanya untuk membuktikan kecurigaan Sakura terhadap
hubungan Naruto dan Hinata.
“Ada apa Sakura-hime? Siapa yang mengirim pesan?” tanya Naruto.
Sakura segera menghapus pesan singkat dari Sasuke.
“Tidak ada apa-apa. Ini hanya Ino menyuruhku datang ke rumahnya.”
oOo To Be Continued oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar