Sabtu, 09 Januari 2016

Fanfic Naruto Hinata "Hanami - Chapter 8"



Hanami : The Twenty Hopes of Lavender

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Hanami © Raira Rin

Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki

Genre : Romance

Rated : T/M

Warning : Raira-hime sama sekali tidak bermaksud membuat Naruto-kun jadi playboy baru di fanfic abal nan gaje ini. Oleh karena itu, apapun yang Raira-hime tulis, mohon dinikmati dengan ikhlas ya? Have a nice read, mina-san.. ^_^

Chapter 8

Princess Cherry Blossom

Kembali ke kediaman Uzumaki..

“Jangan mendebatku Sakura-hime. Ayo, aku antar pulang..” kata Naruto lalu menyeret paksa Sakura.

“Lepaskan aku! Aku bisa pulang sendiri. Bukankah kamu sedang lelah? Jangan lupa mengucapkan selamat tidur pada Hinata.” Sakura pergi.

“Arrrgghhh! Mendokusai ne!!!” ucap Naruto kesal.

.....

“Aku tadi tanya, apa yang paling kamu suka selain Sakura?”

“Ano.. aku suka makan ramen.”

“Baiklah. Kalau begitu permintaan kelima-ku adalah aku ingin masak ramen untuk Naruto-kun. Kapan pun, Naruto-kun ingin makan ramen. Datang saja ke rumah.”

“Hahaha.. serius nih? Arigatou ne..”

Dari kejauhan, bukit-bukit bunga di taman Biei Hokkaido seolah tertutupi oleh selimut hangat bunga alami dengan berbagai warna di mata Naruto dan Hinata. Luar biasa indah. “Seindah petualangan kami hari ini”, batin Naruto. Ini sudah hampir satu bulan Naruto menghabiskan hari Minggunya bersama Nyonya Lavender. Melupakan kemonotan hubungannya dengan Sakura.

Sementara itu..

Sakura sibuk berjalan mondar-mandir di tepi kolam renang rumah Naruto. Sudah hampir satu jam dia menunggu pacar satu-satunya itu. Ditemani strawberry juice buatan Tsunade baa-chan yang belum tersentuh oleh jari-jari mungilnya. Wajah cantiknya mulai terlihat kesal. Tidak biasa Naruto membuat Sakura menunggu selama ini.

“Sakura-hime..” panggil Naruto yang baru pulang.

“Ya ampun, Naruto-kun, kemana saja kamu? Aku hampir gila menunggumu.”

“.....”

“Naruto-kun, kamu mendengarkan aku kan? Aku sudah satu jam di sini, kau tahu.”

“.....”

“Naruto-kun, kenapa diam saja? Aku khawatir, kau tahu. Aku tidak bisa menghubungimu dari tadi.”

“Sakura-hime, aku sangat lelah. Bolehkah aku pergi tidur?”

Naruto pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuan dari Sakura. Membuat empat sudut siku-siku di dahi Sakura semakin berkedut-kedut.

“NARUTO-KUN!!!”

“Aku sedang tidak ingin mendebatmu, Sakura-hime..”

“OH, BEGITU! LALU, KATAKAN PADAKU, SIAPA YANG INGIN KAMU DEBAT? HINATA-CHAN.”

Sementara itu, di kamar Hinata..

Hinata menghempaskan asal tubuh mungilnya ke tempat tidur. Melihat ulang satu persatu foto-foto yang tersimpan rapi di memori handphonenya.

“Naruto-kun, tolong ambil fotoku bersama pohon beringin ini ya, untuk kenangan. Hehehe..”

Ya, dimulai dari foto saat Hinata belajar memanjat pohon beringin. Mengingatkan kenangan akan pasangan Suigetsu dan Karin yang berhasil dijahilinya habis-habisan. Lalu, foto Hinata dan Naruto di pintu masuk Fuji Q Highland sebelum naik roal-coaster. Baru sadar, untuk pertama kalinya Hinata menggandeng tangan Naruto saat mengambil gambar itu. Kemudian, foto Naruto yang diambil secara diam-diam oleh Hinata saat mereka lari pagi keliling Konohagakure. Wajah lelah Naruto terlihat –errr- tampan. Terakhir, berpuluh-puluh foto Hinata di taman bunga Biei, Hokkaido. Mengantarkannya pada foto terakhir saat dia dan Naruto berada di bagian tengah taman untuk melihat boneka raksasa yang terbuat dari jerami.

Kembali ke kediaman Uzumaki..

“Jangan mendebatku Sakura-hime. Ayo, aku antar pulang..” kata Naruto lalu menyeret paksa Sakura.

“Lepaskan aku! Aku bisa pulang sendiri. Bukankah kamu sedang lelah? Jangan lupa mengucapkan selamat tidur pada Hinata.” Sakura pergi.

“Arrrgghhh! Mendokusai ne!!!” ucap Naruto kesal.

Sebelum suasana menjadi semakin merepotkan, kacau, rumit tak terkendali. Naruto segera mengejar Princess Cherry Blossom-nya. Naruto cukup tahu yang akan terjadi jika dia tidak cepat-cepat menenangkan gadis yang masih menjabat sebagai kekasihnya itu.

“Sakura-hime, tunggu..” kata Naruto saat berhasil menghentikan langkah kecil Sakura.

“.....”

“Gomen ne, Sakura-hime. Tapi, aku mohon jangan berpikir yang macam-macam tentang aku dan Hinata-chan. Waktu itu, aku hanya sedang membayar hutangku padanya. Aku memberikan tiket unik sebagai kado ulang tahun. Hinata menukarnya dengan permintaan lari pagi keliling Konohagakure.”

“.....” Sakura pun memeluk pria beralis kuning itu. “Maafkan aku juga, Naruto-kun. Aku sudah salah paham.”

Ya, Sakura tidak sengaja melihat Naruto dan Hinata saat mereka sedang lari pagi keliling Konohagakure. Naruto berharap, semoga Princess Cherry Blossom yang kini berada dalam pelukkannya tidak mengetahui lebih dari itu. Sangat penting bagi Naruto untuk memastikan Nyonya Lavender juga tidak tahu apa-apa tentang kejadian malam ini.

Drrrtt..

Sakura menghentikan acara peluk memeluk dengan Naruto ketika merasakan getaran dari handphonenya.

1 pesan diterima

From : Sasuke-kun

Lupakan saja, Sakura-chan. Dobe dan Nyonya Lavender tidak mungkin selingkuh. Jangan sampai pelukkan kalian itu menjadi yang terakhir hanya karena perkiraan konyolmu.

Sakura memperhatikan sekeliling rumah Naruto. Mencari wujud dari orang yang sudah mengirim pesan singkat barusan. Beberapa Minggu ini, dia dan Sasuke memang bekerjasama hanya untuk membuktikan kecurigaan Sakura terhadap hubungan Naruto dan Hinata.

“Ada apa Sakura-hime? Siapa yang mengirim pesan?” tanya Naruto. Sakura segera menghapus pesan singkat dari Sasuke.

“Tidak ada apa-apa. Ini hanya Ino menyuruhku datang ke rumahnya.”



oOo To Be Continued oOo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4

Tidak ada "RPPH Kelompok Bermain Tema Diriku Sub Tema Anggota Tubuhku Minggu Ke-4 Hari Ke-4" dikarenakan KB tempat saya mengajar l...