Hanami : The Twenty Hopes of
Lavender
Disclaimer :
Naruto ©
Masashi Kishimoto
Hanami ©
Raira Rin
Pairing :
Hinata Hyuuga X Sasuke Uchiha
Sakura Haruno X Naruto Uzumaki
Genre : Romance
Rated : T/M
Warning : NaruHina Lovers Indonesia silahkan masak popcorn lalu
ambil tempat duduk yang paling nyaman. Have a nice read, mina-san.. ^_^
Chapter 7
An Beautiful Journey in Hokkaido
“Hosh.. hosh.. hosh..” Naruto berusaha menormalkan napas. “Katakan
padaku. Satu minggu lagi, permintaan gila apa yang harus aku kabulkan.”
“Tidak mau. Kamu kan sudah janji. Aku hanya akan mengatakannya jika
aku ingin.” Balas Hinata.
Naruto pun hanya bisa beristighfar ria mendengar jawaban Hinata.
Jika Shikamaru pasti sudah mengeluh, “tiga permintaan konyolmu sama merepotkannya
dengan menghabiskan seribu yen untuk minum kopi di Ginza”. Dan.. masih tersisa
tujuh belas permintaan konyol lainnya di tangan Hinata.
.....
“Permintaan pertamaku adalah aku ingin memanjat pohon beringin yang
terletak di dekat lapangan volly belakang. Tapi, tidak sekarang. Aku ingin
memanjat saat aku memakai rok. Aku pernah melihat pasangan kekasih sedang
berduaan di sana. Siapapun pasangan kekasih yang pertama datang ke sana akan
kita ganggu.”
Naruto hanya mengedipkan mata seratus kali mendengar permintaan
pertama Hinata. Musnah sudah pikiran Naruto tentang Hinata yang pasti akan
minta ditemani pergi ke perpustakaan selama berjam-jam. Permintaan yang sangat
gila untuk ukuran gadis manis seperti Hinata.
Keesokkan harinya...
Hinata memakai kaos lengan panjang berwarna ungu gelap. Rok mini
se-warna sepanjang satu jengkal tangan diatas lutut. Sepatu sport perempuan
berwarna ungu muda. Rambut indigo itu dibiarkannya terurai bebas. Hinata
terlihat sangat bersemangat mewujudkan permintaan pertamanya. Sementara, pria
yang mengenakan jaket orange-hitam disamping Hinata sesekali masih
menggelengkan kepala tidak percaya. Ya sudahlah, toh ini gara-gara tiket unik
buatannya sendiri. Siapa sangka Hinata akan membuat permintaan sekonyol ini?
“Hinata-chan, apa kamu juga selalu meminta hal yang aneh-aneh pada
Sasuke-baka?”
“Ssstt.. ada yang datang, Naruto-kun.”
Dari atas pohon, Hinata dan Naruto bisa melihat sepasang kekasih ingin
bersantai dibawah pohon beringin mereka. Dia adalah perempuan berambut merah
panjang yang memiliki irish mata sewarna. Sedangkan, dia yang satu adalah
laki-laki berambut biru muda bergigi mirip vampir. Hinata bersiap dengan
handphonenya. Memutar suara tangisan seorang perempuan.
“Hiks.. Hiks.. Hiks..”
“Suigetsu-kun, apa kamu dengar suara itu?” tanya si perempuan.
Acara sentuh menyentuh pasangan kekasih itu pun batal.
“Jangan-jangan tempat ini ada hantunya, Karin-chan..” jawab si
laki-laki sambil memeluk takut perempuannya.
Hinata menghentikan suara tangisan perempuan dari handphonenya.
“Suigetsu-san.. Karin-san.. tolong aku..”
“KYAAAAA..” Pasangan Suigetsu dan Karin lari secepat mungkin.
“Hahaha.. lucu sekali mereka. Bagaimana bisa mereka ingin
menghabiskan kencan dibawah pohon beringin berhantu? Hahaha..” kata Hinata yang
belum bisa berhenti tertawa. Sedangkan, Naruto hanya diam menyaksikan
pemandangan cantik nan menyenangkan yang tersedia di depannya.
Satu minggu setelah permintaan konyol memanjat pohon beringin
Hinata dikabulkan oleh Naruto. Hinata mengatakan permintaan kedua yaitu bolos
kuliah di hari Senin. Dia ingin naik roal-coaster tertinggi di Jepang.
Tepatnya, di taman hiburan Fuji Q Highland
tanpa harus mengantri lama. Lagi-lagi Naruto harus merasa kecewa.
Prediksinya tentang Hinata yang ingin ditemani pergi ke toko buku ternyata mendapat
nilai nol besar.
Next, permintaan ketiga Hinata membuat Naruto serasa kehabisan
napas. Gadis manis bertubuh mungil itu ternyata cukup kuat untuk lari pagi
keliling Konohagakure. Pantas saja, Sasuke jarang jatuh sakit. Hinata pasti
rajin mengajak Sasuke untuk olahraga pagi seperti ini. Naruto-baka,
bersemangatlah. *clink*
“Hosh.. hosh.. hosh..” Naruto berusaha menormalkan napas. “Katakan
padaku. Satu minggu lagi, permintaan gila apa yang harus aku kabulkan.”
“Tidak mau. Kamu kan sudah janji. Aku hanya akan mengatakannya jika
aku ingin.” Balas Hinata.
Naruto pun hanya bisa beristighfar ria mendengar jawaban Hinata.
Jika Shikamaru pasti sudah mengeluh, “tiga permintaan konyolmu sama
merepotkannya dengan menghabiskan seribu yen untuk minum kopi di Ginza”. Dan..
masih tersisa tujuh belas permintaan konyol lainnya di tangan Hinata.
Taman bunga Biei, Hokkaido, surga bagi para pecinta bunga lavender
seperti Hinata di Jepang. Taman bunga ini dikenal dengan Panoramic Flower
Garden Shikisai No Oka. Terletak di Shinsei Daisan, Biei-cho, Kamikawa-gn,
Hokkaido. Taman bunga yang dikelilingi oleh gunung Tokachi-dake dan
Furano-dake. Itulah permintaan keempat Hinata pada Naruto.
Dia selalu ingin bersepeda santai mengelilingi taman bunga lavender
seluas dua ratus tiga puluh hektar itu. Mengabadikan beberapa gambar diri
dengan background bunga lavender, bunga matahari, dan bunga cosmos. Melihat
cantiknya kupu-kupu dalam berbagai warna sayap yang sedang bermain di dekat
bunga. Menyenangkan sekali. Menyenangkannya lagi, Hinata dan Naruto hanya perlu
mengeluarkan dana sebesar empat ratus yen atau sekitar lima puluh ribu rupiah
berdua.
“Tunggu di sini ya, Hinata-chan. Aku mau menyewa mobil golf untuk
berkeliling.”
“Aku tidak mau naik mobil golf.”
“Dan aku tidak mau jalan kaki.”
“Aku juga tidak mau jalan kaki. Aku mau naik sepeda.”
Akhirnya, Hinata dan Naruto sampai di bagian tengah taman. Mereka
berhenti untuk mengabadikan moment kebersamaan. Mengambil gambar dengan si
penjaga taman alias boneka raksasa yang terbuat dari jerami.
“Arigatou ne, senpai..” kata Hinata pada salah satu pengunjung yang
mau repot-repot membantu proses pengabadian moment kebersamaannya dengan
Naruto. “Naruto-kun.. apa yang paling kamu suka? Tentu saja, selain
Sakura-chan.”
Tidak ada jawaban dari Naruto. “Nee.. Naruto-kun. Jangan melamun.”
“Ah, gomen ne. Iya, Hinata-chan?”
“Aku tadi tanya, apa yang paling kamu suka selain Sakura?”
“Ano.. aku suka makan ramen.”
“Baiklah. Kalau begitu permintaan kelima-ku adalah aku ingin masak
ramen untuk Naruto-kun. Kapan pun, Naruto-kun ingin makan ramen. Datang saja ke
rumah.”
“Hahaha.. serius nih? Arigatou ne..”
Dari kejauhan, bukit-bukit bunga di taman Biei Hokkaido seolah
tertutupi oleh selimut hangat bunga alami dengan berbagai warna di mata Naruto
dan Hinata. Luar biasa indah. “Seindah petualangan kami hari ini”, batin
Naruto. Ini sudah hampir satu bulan Naruto menghabiskan hari Minggunya bersama
Nyonya Lavender. Melupakan kemonotan hubungannya dengan Sakura.
oOo To Be Continued oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar