Hanami : The Twenty Hopes of Lavender
Disclaimer :
Naruto ©
Masashi Kishimoto
Hanami ©
Raira Rin
Pairing :
Tenten X Neji Hyuuga
Genre : Romance
Rated : T/M
Warning : Fic ini ditulis dengan tujuan untuk membunuh Neji Hyuuga.
*Dijitak Kishimoto jii-chan*
Have a nice read, mina-san.. ^_^
Chapter 12
Nasi Goreng
“Ternyata nasi gorengku seenak itu ya?” Tenten memeluk Neji dari
belakang. “Kapan-kapan aku buatkan lagi ya.”
“Iya, Tenten-Hime. Sering-sering ya. Hhehe..”
.....
PRAAANK!!!
Suara merdu panci penggorengan jatuh terdengar dari arah dapur. Pikir
Neji, pasti Hanabi sedang membantu mempersulit pekerjaan Hinata di dapur.
Laki-laki yang kadang-kadang mudah terbawa suasana itu pun memutuskan untuk
ikut bergabung dengan Hanabi. Beberapa langkah kemudian, mata lavender Neji
menangkap dua sosok perempuan Hyuuga tengah sibuk memunguti peralatan masak di
lantai. Ntah bagaimana ceritanya dapur kesayangan Hinata berubah menjadi kapal
pecah hanya karena acara memasak nasi goreng. Ini sudah tahun ke empat belas. Neji
tidak banyak memperhatikan pertumbuhan Hanabi walau mereka tinggal bersama
selama empat belas tahun. Tinggi badan Hanabi sudah bertambah, melebihi tinggi
Hinata. Rambut coklat Hanabi juga sudah semakin panjang. Tunggu dulu, sejak kapan
bungsu Hyuuga itu suka mencepol dua rambut coklatnya? Dan lagi, Hinata tidak
mungkin sependek itu kan? Lalu, baju yang dikenakannya. Kenapa terlihat seperti
gaya berpakaian..
“Tenten-hime?”
Neji dan Tenten sudah duduk berhadapan ditemani sepiring nasi
goreng ala chef Tenten. Tenten terlihat tidak sabar melihat Neji memasukkan
satu sendok nasi goreng ke mulutnya. Sedangkan, Hinata sedikit khawatir namun
hanya bisa ikut tersenyum sebagai doa keselamatan untuk kakak sepupunya.
“Mmmpph..” Neji menutup mulut merasakan dalam-dalam betapa –Mmm-
tidak karuannya rasa nasi goreng buatan Tenten.
“Tidak enak ya, Neji-kun?” kata Tenten sedih.
“Ti-tidak Tenten-hime. I-ini enak kok. Enak.” Tenten tersenyum
bangga. Sementara, Neji berjuang untuk tetap hidup. Mendengar jawaban Neji yang
sangat meyakinkan di telinganya, Tenten pun ingin mencicipi sendiri
masakannya.“Eeehh.. ja-jangan dimakan. Ma-maksudku, aku mau menghabiskannya
sendiri. A-aku tidak mau berbagi.”
“Ternyata nasi gorengku seenak itu ya?” Tenten memeluk Neji dari
belakang. Hinata segera pergi sebelum dia jadi korban berikutnya. “Kapan-kapan
aku buatkan lagi ya.”
“Iya, Tenten-Hime. Sering-sering ya. Hhehe..”
“Itu jika kamu ingin membunuhku.” Batin Neji.
oOo To Be Continued oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar